Ça a juste eu l'air bizarre ce matin = Pagi ini rasanya agak aneh
Regi mengulirkan tubuh dan menarik selimut sampai menutupi seluruh kepala. Suasana kamarnya terasa lebih hangat. Heater di dorm kalau pagi mendadak suka mati. Namun, hari ini tetap hangat. Sinar matahari sudah mengintip dari balik tirai jendela.
Regi perlahan membuka setengah mata. Berusaha untuk melihat lebih jelas suasana kamar. Terasa berbeda. Lebih luas dan dinding kamar berwarna putih gading. Regi mengintip dari balik selimut. Dia tidak mengenakan apa-apa. Regi segera duduk di tempat tidur. Lambat laun kejadian tadi malam tergambar jelas dalam benaknya. Ya Tuhan, tadi malam dia sudah berhubungan seks dengan Gaël.
Regi mengigit bibir, mencegah agar tidak ada suara teriakan yang keluar dari mulutnya. Regi melirik ke samping tempat tidur dengan ekor mata. Gaël masih tertidur nyenyak dalam posisi terngkurap. Satu tanganya memeluk bantal.
Ada sedikit kepanikan yang melanda. Regi memang ingin berhubungan seks tetapi kenapa harus dengan Gaël? Dia tidak naksir apalagi jatuh cinta dengan pria ini kan? Ini pasti gara-gara pengaruh asupan alkohol. Ditambah lagi suasana tahun baru yang gegap gempita membuat dia bisa sespontan itu.
Di lantai baju dan pakaian dalamnya teronggok macam sedang mentertawakan kegilaan yang sudah terjadi. Regi beringsut sepelan mungkin. Dia mengenakan kembali pakaiannya.
Regi masih menimbang. Apakah dia harus segera pulang tanpa pamit atau harus membangunkan Gaël dulu. Dia bangkit dari tempat tidur. Walau sudah bergerak selambat mungkin, ranjang itu tetap berguncang. Gaël membuka matanya.
"Bonjour (selamat pagi)," sapa Gaël dengan suara serak khas orang baru bangun.
"Bonjour," balas Regi sedikit gugup.
Gaël segera duduk di tempat tidur sambil menguap. Rambutnya yang berantakan itu semakin terlihat seperti sarang burung. Ujung anak rambut menutupi alis. Regi yakin dibalik selimut, pria itu pun tidak menggunakan apa-apa. Dadanya yang bidang terpampang jelas di sana. Begitu pula lengannya yang berotot. Selimut hanya menutupi setengah tubuhnya.
"Kamu sudah mau pulang?' tanya Gaël.
Regi menelan ludah. Dia merasa malu dengan kelakuannya yang bangun mengendap-endap.
Gaël dengan tenang bangkit dari tempat tidur. Regi terpekik ketika melihat pria itu tidak mengenakan apa-apa. Bokongnya yang bulat dan padat itu terpampang jelas. Dia buru-buru memalingkan ke arah lain. Terdengar gerakan Gaël yang memunguti pakaian di lantai dan disusul suara lemari pakaian yang dibuka.
"Kamu udah mau pulang?" Gaël mengulangi pertanyaan.
Gaël sudah mengenakan kaos oblong tipis lengan panjang dan celana training. Pria itu berdiri tepat di hadapan Regi.
"Ehm, iy- ya," ucap Regi gugup.
Regi kesulitan untuk membalas tatapan Gaël. Pikirannya sontak melayang pada apa yang sudah dia lakukan bersama pria itu tadi malam. Mendadak pipinya terasa panas.
"Aku buatkan kopi dulu," ucap Gaël.
"Ehm, merci. Eh, aku bisa ikut ke kamar mandi?' tanya Regi.
Gaël menunjuk ke arah kamar mandi yang ada di samping kamar. Regi nyaris ngibrit masuk ke kamar mandi. Dia mencuci wajah berulang kali seolah cara itu bisa menghapuskan semua kegilaan yang dia perbuat.
"Kopi kamu," ucap Gaël yang sudah berdiri di dekat kitchen island. Pria itu belum menyentuh kopinya macam sengaja menunggu Regi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rendezvous in Paris (Completed)
ChickLitCERITA INI BAGI MEREKA YANG SUDAH BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS. MENGANDUNG BANYAK KONTEN DEWASA. Sepanjang hidup Regita Hapsari , 27 tahun, berada di bawah pengawasan ketat orang tuanya. Hidupnya terlalu lurus, cenderung membosankan. Ketika memulai hidu...