Au lit avec toi = di tempat tidur bersamamu
Mata mereka masih saling bertatapan. Regi tersipu malu. Wajah Gaël tetap terlihat tenang tetapi kupingnya sedikit memerah. Ada perasaan senang menyadari tidak dia yang merasa deg-degan tetapi juga pria itu. Mereka sama-sama belum puas.
Sebuah gejolak yang besar berkecamuk di dada Regi. Mencium Gaël tidak cukup. Dia ingin melakukan hal lain; mempreteli jaket itu dan memeperkan tangannya pada dada pria itu.
"Regi," panggil Gaël dengan suara lembut.
Regi hanya bisa memberikan senyum. Jantungnya masih berdebar-debar. Mata Gaël menatap dengan intens. Lututnya sedikit digoyang-goyangkan karena gelisah. Tangan Gaël dengan halus menarik tangan Regi, mendudukkan di pangkuan. Pria itu menempelkan bibirnya pada bibir Regi yang disambut dengan desah pelan. Bibir Gaël sungguh jadi candu yang membuatnya tidak pernah puas. Regi memberanikan diri mendorong lidahnya dalam rongga mulut pria itu. Lidah bertemu lidah, saling melumat penuh kenikmatan.
Regi mendesah pelan ketika bibir Gaël turun ke arah leher dan dada. Tangan pria itu mengelus-elus bahu dan lengan. Tangan Regi spontan saja bergerak ke arah rambut Gael. Jemarinya diselusupkan di situ. Bibir Regi mengecup berulang kali wajah Gaël. Aroma after shave di rahang seksi itu sungguh memabukkan.
Regi menghentikan ciuman ketika merasa Gaël menarik sweternya. Spontan saja Regi melepaskan sweter. Dia juga sudah merasa kegerahan.
Bibir Gaël yang melengkung itu sedikit tertarik ke atas. Kemeja yang digunakan Regi sedikit ketat sehingga membentuk lekukan dada yang penuh. Mata Gaël menatap ke arah kemeja yang digunakan Regi macam meminta izin untuk membuka.
Regi mengangguk pelan. Dia Teringat kembali saat mereka sedang ada di apartemen Gaël, pria itu pun melakukan hal yang sama. Gesture Gaël begitu gentle, Regi tidak keberatan sama sekali.
Bibir Gaël mencium belahan dada Regi. Sementara tangannya dengan cepat melepas kemeja dari tubuh Regi dan melempar ke tempat tidur. Gaël terdiam beberapa saat menatap Regi yang hanya mengenakan bra.
"Regi, tu es si belle (kamu cantik)," bisik Gaël sambil memandang tanpa berkedip.
Regi tersipu malu. Baru kali ini dia mendengarkan pujian dari mulut pria ini.
"Tu es tellement beau (kamu ganteng banget)," balas Regi tanpa malu-malu.
Gaël tidak ganteng tetapi juga seksi. Sungguh suatu anugrah dia bisa menatap keseksian yang terpampang dalam jarak dekat. Bentuk hidung yang sempurna dengan sedikit freckles di sekitar pipi, bibir yang berlekuk seksi dan dada yang bidang.
Tangan Regi menyentuh jaket Gaël dan memain-mainkan ujung ritsleting. Otak liarnya tidak bisa dicegah. Dia menarik ritseleting itu sampai terbuka. Gaël serta merta melepas jaket dan kaos lalu melempar ke lantai. Kini terpampang jelas dada Gaël yang bidang dan lengannya yang kurus tapi berotot. Sontak saja Regi melingkarkan lehernya pada Gaël.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rendezvous in Paris (Completed)
ChickLitCERITA INI BAGI MEREKA YANG SUDAH BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS. MENGANDUNG BANYAK KONTEN DEWASA. Sepanjang hidup Regita Hapsari , 27 tahun, berada di bawah pengawasan ketat orang tuanya. Hidupnya terlalu lurus, cenderung membosankan. Ketika memulai hidu...