Confiture de Fraises Fait Maison Pour Vous

3K 259 15
                                    


Confiture de fraises fait maison pour vous = selai stroberi buatan sendiri  untukmu

Regi keluar bersama Mathias dari kelas Bahasa Prancis. Sejak Mathias memberikan kejutan Valentine secara tak langsung pria itu selalu duduk di sampingya. Teman-teman satu kelas pun mengasumsikan mereka sebagai couple jadi tidak ada berani yang duduk dekat Regi. Bahkan bangku Regi dan Mathias duduk berjarak beberapa bangku dengan yang lain macam memberikan tempat spesial untuk keduanya. Kondisi ini membuat Regi serba salah.

"Ma chérie, kamu ada kuliah apa habis ini?" tanya Mathias ketika mereka berjalan sepanjang lorong. " Kita nongkrong, yuk," ajak Mathias.

"Aku ada kelas," ucap Regi.

"Kamu bolos aja. Temani aku," bujuk Mathias.

"Aku enggak mau bolos. Hari ini aku kebagian presentasi," tolak Regi.

Selain Regi agak malas bersama Mathias, dia tidak mau bolos kuliah. Political Economic salah satu mata kuliah favorit. Dia menikmati semua perkulihan di kampus ini.

"Baiklah, kalau begitu. Aku temani kamu sampai ke kelas," ucap Mathias kecewa.

Mereka berpisah di depan pintu kelas. Pada saat sama, Maya berjalan masuk ke kelas. Tanpa menyapa dan melirik, Maya melenggang masuk. Regi juga berlagak tidak melihat.

"Kalian lagi ada masalah?" tanya Mathias yang melihat kekakuan antara Regi dan Maya.

"Ya, ribut sedikit,"jawab Regi.

Mathias menepuk-nepuk pelan kepala Regi.

"Satu kelas dengan teman yang berantem tidak enak, lho. Kamu benar tidak mau nongkrong dengan aku?" tanya Mathias dengan mata berkerling.

"Non (enggak), Mathias. aku harus kuliah. Aku masuk," ucap Regi.

"Okay ma chérie, aku tahu kamu memang mahasiswa paling rajin. Selamat belajar," ucap Mathias sambil memberikan ciuman di pipi.

Regi masuk ke dalam kelas dan mencari bangku agak belakang. Maya sudah duduk di bangku barisan depan dengan teman yang lain. Mereka asyik ngobrol sambil ketawa-ketawa. Sebenarnya Regi tidak ingin bermusuhan dengan Maya. Dia tidak punya banyak teman. Berantem satu, temannya pun semakin berkurang. Terlebih lagi, Maya merupakan teman pertamanya di Paris. Kamar mereka bersebelahan dan kuliah satu jurusan. Karena terlalu dekat juga, tidak ada batas antara mereka. Maya yang kalau marah langsung menyemprot seperti itu sudah membuat Regi sakit hati.

Mudah saja bagi Maya yang punya segudang pengalaman kencan dan tahu banyak pria untuk menolak tawaran Mathias. Berbeda dengan dirinya yang insecure dan kerap tidak pede saat berhadapan dengan pria.

Begitu kelas bubar Regi buru-buru menyelinap keluar kelas. Biasanya sehabis kuliah, dia dan Maya akan nongkrong di kafetaria kampus dan bergosip sampai berjam-jam. Dalam situasi perang dingin, ritual itu tidak bisa dilakukan. Walau perutnya keroncongan, Regi lebih baik pulang saja. Nanti malam dia akan ke boulangerie cari diskon sebelum  tutup. Sementara itu dia bisa makan seadanya di kamar. Masih ada mie instan dan yoghurt.

Regi berjalan pelan sembari meloncati genangan salju yang memenuhi jalanan menuju dorm.

"Salut, Regi," sapa Gael.

"Gaël!" seru Regi kaget.

Tepat di samping dorm, Gaël berdiri di samping sepeda. Tangannya membawa kantong kertas yang berisi baguette. Tangan yang lain dimasukan dalam kantong jaket dengan gaya cool. Tampilannya sungguh menggemaskan dengan jaket Nike yang diresleting sampai leher. Rambutnya yang biasanya berantakan tertutup oleh topi yang dipasang terbalik. Dia menggunakan jins dan sepatu olah raga. Tubuhnya disandarkan dengan santai pada tembok. Wajahnya terlihat habis bercukur.

Love Rendezvous in Paris (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang