Mathias et Gael se rencotrent = Mathias bertemu dengan Gaël
Kereta tiba di Paris sekitar pukul sepuluh malam. Badan Regi terasa lelah tetapi dia sangat bahagia. Ini benar-benar hari Sabtu yang tak terlupakan.
"Makasih ya, kamu udah mau nemenin aku ke Brussel," ucap Regi saat tiba di depan dorm.
"Pas de problem (enggak masalah). Ide gila kamu oke juga. Kalau butuh teman jalan-jalan lagi, kasih tahu aku," kata Gaël.
Mereka saling berciuman pipi dan saling bertatap-tatapan dalam beberapa detik. Rasanya berat untuk berpisah.
"Aku antar kamu masuk," ucap Gaël.
Regi mengangguk. Walau hanya menambah beberapa menit bersama Gaël, dia sudah senang. Serta merta mereka bergandengan tangan.
"Regi!" sebuah suara menyentak dan terdengar marah.
"Mathias!" seru Regi kaget spontan saja dia melepaskan gandengan dari tangan Gaël.
Mathias tampak duduk di salah satu sofa di dorm. Tangannya memegang ponsel. Suasana sedikit gelap tetapi Regi melihat dengan jelas wajah Mathias yang penuh amarah.
"Kamu dari mana?" tanya Mathias dengan galak.
Mata Mathias dengan cepat menangkap sosok Gaël yang berdiri di dekat Regi. Dia menatap dari atas ke bawah. Tangannya dengan kasar menarik tangan Regi berdiri ke arahnya. Regi nyaris terjatuh lantaran ditarik seperti itu.
"Hei! Yang sopan!" Gaël berseru marah melihat perlakuan Mathias.
"Kamu siapa?" tanya Mathias dengan angkuh.
"Ini Gaël teman aku yang punya boulangerie. Kita pernah ketemu waktu itu di Christmas Market," ucap Regi.
Mathias hanya mendengus. Tangannya dengan cepat merengkuh bahu Regi. Pria itu memaksa Regi berdiri menempel dengan dirinya. Tarikan Mathias membuat Regi sedikit gerah tetapi dia terlalu takut untuk protes.
"Kamu pergi sama dia?" tanya Mathias tidak mampu menyembunyikan amarah.
"Em, iya," ucap Regi pelan."Kamu kenapa enggak bilang mau ke dorm?" tanya Regi sedikit gugup.
"Aku mau bikin kejutan buat kamu. Aku nunggu di sini dua jam lebih ternyata kamu pergi dengan gembel itu!" maki Mathias dengan suara lantang.
Ada satu dua mahasiswa yang sedang menonton televisi di common room menengok ke arah mereka. Suara Mathias sangat keras dan bergema ke seluruh ruangan. Regi semakin menunduk malu. Ini benar-benar sebuah kekacauan.
"Maaf, kamu enggak bilang. Aku jadi enggak tahu," sahut Regi lirih.
"Kamu sungguh enggak bisa menghargai aku. Apa artinya semua perhatian yang aku berikan,"omel Mathias lagi.
"Dia bukan pacar kamu, jangan ngatur-ngatur," tukas Gaël tak kalah galak.
"Oh yeah? Kami belum resmi tetapi kami punya hubungan spesial. Valentine ini kami sudah rencana merayakan bersama-sama. Ma chèrie, apa kamu enggak bilang soal surprise ke Venice dari aku sama gembel ini?" tanya Mathias dengan nada angkuh.
Gaël menoleh dengan cepat ke arah Regi. Matanya melotot seperti tidak percaya.
Regi menundukkan kepala. Dia memang tidak berniat cerita soal surprise dari Mathias. Dia hanya ingin melakukan dengan diam-diam. Setelah Valentine's Day dia akan ngomong pada Mathias kalau mereka tidak perlu bertemu lagi. Tidak sepatutnya hal tersebut diketahui oleh Gaël.
"Regi, kamu sudah ada rencana Valentine's ke Venice?" tanya Gaël lambat-lambat. Suaranya terdengar sangat dingin. Ekspresi masamnya kembali muncul.
Regi tidak berani menatap Gaël. Dia mengganguk pelan. Ada perasaan bersalah yang hadir. Orang memang tidak boleh berbohong. Apalagi Gaël sudah bertanya soal rencana Valentine's Day-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rendezvous in Paris (Completed)
ChickLitCERITA INI BAGI MEREKA YANG SUDAH BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS. MENGANDUNG BANYAK KONTEN DEWASA. Sepanjang hidup Regita Hapsari , 27 tahun, berada di bawah pengawasan ketat orang tuanya. Hidupnya terlalu lurus, cenderung membosankan. Ketika memulai hidu...