29

66 25 2
                                    

"Apa benar ini rumahnya?"tanya Shuyang menatap pagar bercat warna hitam setinggi pusar di depan nya.

"Tentu saja, aku sering kemari untuk bermain"ucap Jiankai membuka pagar di depan nya.

Oh ya, bagaimana Jiankai bisa ikut kemari?

Mari kita Flashback pada kejadian sebelum ini.

🥀🥀🥀

Jiankai tengah berjalan santai kearah kantin sampai dia bertemu dengan Shuyang dan Linma dari arah yang berlawanan.

"Jiankai, selamat siang!!"sapa Linma semangat.

"Selamat siang, ada apa? Tak biasanya kau menyapaku"balas Jiankai heran.

"Hehehe, aku sedang butuh bantuan mu sebentar"ucap Linma.

"Apa? Pasti ini tidak jauh jauh dari Xiona kan?"tebak Jiankai tepat sasaran.

"Eh, bagaimana kau tau itu?"tanya Shuyang yang sedari tadi diam.

"Sudah terlihat jelas. Tunggu saja nanti di depan gerbang keluar, aku akan menunggu kalian di sana"ucap Jiankai.

"Baiklah, terima kasih bantuan nya Jiankai"ucap Shuyang.

"Baiklah, aku pergi ke kantin terlebih dahulu. Sampai jumpa!"ucap Jiankai.

"Sampai jumpa juga!"ucap Linma dan Shuyang.

Jadi begitulah singkat cerita, mengapa Jiankai bisa bersama mereka.

🥀🥀🥀

TOK! TOK! TOK!

"SEBENTAR!"

Tak lama kemudian pintu dihadapan ketiganya dibuka oleh seorang pemuda.

"Oh, Jiankai. Masuk masuk"ucap Zeyu membuka kan pintu lebih lebar untuk Jiankai, Linma dan Shuyang.

"Terima kasih"ucap Jiankai.

"Sama sama, kalian langsung ke kamar Xiona saja, disana sudah ada Mingrui yang menjaganya"ucap Zeyu.

"Baik"

Jiankai langsung berjalan kearah tangga, dibelakang nya Linma dan Shuyang terus mengikutinya seperti anak itik yang mengikuti induknya.

"Jiankai, apa kita tidak apa apa langsung masuk begini?"tanya Shuyang ragu begitu sampai di depan pintu kamar Xiona.

"Tentu saja, bahkan biasanya aku lewat balkon kamar Xiona hanya untuk bermain PS"ucap Jiankai mengetuk pintu kamar di hadapan nya.

CKLEK!

"Xiona, ada Jiankai berkunjung"ucap Mingrui begitu membuka pintu di depan nya.

"Suruh mereka masuk saja"balas Xiona dari dalam.

"Masuk saja"ucap Mingrui membuka pintu lebih lebar.

Jiankai, Linma dan Shuyang langsung masuk kedalam kamar Xiona. Mereka bertiga langsung melihat Xiona yang bermain PS di atas karpet dengan selimut biru yang menutupi tubuhnya.

"Aku ambil kan minum dan camilan dulu di bawah"ucap Mingrui lalu keluar dari kamar setelah mendapat anggukan kepala dari Xiona.

"Kau ini benar benar sakit atau hanya berpura-pura?"tanya Jiankai menjitak kepala Xiona.

"Oi, aku sedang sakit! Jangan main kekerasan dong!!"kesal Xiona mengelus bekas jitakan Jiankai.

"Hei, Jiankai. Jangan seperti itu"tegur Shuyang.

"Kenapa? Aku hanya kesal dengan anak ini"tunjuk Jiankai pada Xiona yang terlihat salah tingkah dengan wajah memerah.

"Tetap saja, kau tidak boleh bersikap kasar pada orang yang sedang sakit"ucap Shuyang.

"Huh baiklah baiklah"pasrah Jiankai.

"Eh, Xiona, kau tambah sakit ya? Wajahmu sangat merah seperti tomat"ucap Linma membuat Shuyang dan Jiankai menoleh kearahnya.

"T-tidak, aku baik baik saja!"balas Xiona gugup.

"Kau lihat kan? Dia jadi tambah sakit setelah kau pukul"ucap Shuyang menatap Jiankai.

Asal kau tau saja, dia begitu karena mu bukan karena efek setelah aku memukul nya!!
Batin Jiankai.

"S-sudahlah, aku baik baik saja"ucap Xiona.

"Apa benar tidak apa apa?"ucap Shuyang. Xiona langsung mengangguk dengan cepat.
"Baiklah kalau begitu"sambungnya.

"Linma, mau bermain bersama?"tawar Xiona mengalihkan pembicaraan agar tidak terus menerus gugup karena Shuyang berada di dekatnya.

"Boleh! Aku pasti akan memenangkan pertandingan nya!!"ucap Linma bersemangat.

"Huh, benarkah? Aku tidak yakin dengan itu"ucap Xiona tersenyum miring.

"Tentu saja, pasti aku yang akan menang!!"ucap Linma.

"Ya ya ya, kita lihat saja nanti"ucap Xiona.

Sementara Jiankai dan Shuyang hanya menyimak permainan yang Linma dan Xiona ributkan.

"Apa Xiona memang seperti itu?"tanya Shuyang.

"Hm, dia maniak game"ucap Jiankai.
"Sama seperti Linma, maka dari itu mereka cepat sekali akrab"sambungnya.

"Kau benar"ucap Shuyang.

Benar benar menyusahkan
Batin Shuyang dan Jiankai. Dua orang yang hanya pasrah mendengar sorakan Linma dan Xiona.

.. .. .. ..
TBC

Sesuai request ya^^

𝘚𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵 𝘈𝘥𝘮𝘪𝘳𝘦 ||𝐑𝐞𝐧 𝐒𝐡𝐮𝐲𝐚𝐧𝐠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang