14

76 19 0
                                    

"Aish, sial, gerbangnya sudah di tutup"umpat Xiona menatap kesal gerbang tinggi sekolahnya yang sudah tertutup.

"Salahmu sendiri bangun terlambat"ucap Xinlong dari kursi kemudi.

"Bukan itu yang aku khawatir saat ini, tapi kak Gougou kan murid baru masa sudah terlambat di hari pertama nya"sahut Xiona.

"Eh, kau tidak perlu mengkhawatirkan ku, bagaimana jika memohon pada satpam untuk membukakan gerbang untuk kita?"saran Mingrui.

"Baiklah, ayo"ucap Xiona lalu keluar dari mobil.
"Kak, tunggu sini sebentar, kalau aku tidak berhasil masuk kita pulang saja"pinta Xiona yang malahan mendapat jitakan kasih sayang dari Xinlong.

"Pantas saja kau sangat bodoh, ternyata yang hanya ada di pikiranmu selain Shuyang adalah bolos sekolah. Lagipula jika kau pulang sekarang, kau akan mendapat omelan panjang dari kak Hanyu"ucap Xinlong.

"Huh, terserahlah. Kalau tidak bisa masuk aku akan memanjat tembok belakang sekolah"ucap Xiona lalu menarik tangan Mingrui.

"Semangat belajar adik ku yang manis!!"teriak Xinlong dari dalam mobil.

"Fuck you, He Xinlong"balas Xiona mengacungkan jari tengah nya yang malah dibalas gelak tawa dari kakak laki lakinya itu.

"Pak!! Buka gerbangnya pak!!"teriak Xiona sambil mengguncang gerbang di depan nya dengan brutal, tidak peduli jika gerbang di depan roboh atau bagaimana, lagipula dia bisa mengganti nya.

"Aduh non, maaf nih ya saya gak bisa bukain pintunya karena perintah Pak Bambam"ucap satpam bernama Pak Jae.

"Saya gak masuk gak masalah pak, tapi ini kakak saya masih anak baru jadi dia aja yang disuruh masuk"ucap Xiona menepuk punggung Mingrui.

"Aduh gimana ya non"bingung Pak Jae.

"Saya kasih gitar baru deh pak, tapi bukain gerbangnya buat kakak saya"sahut Xiona membuat Mingrui melihatnya terkejut, memang ajaib gadis di sebelahnya ini bisa bisanya menawarkan sesuatu dengan santai tanpa memikirkan bagaimana terkejutnya para kakak yang menunggunya dirumah.

"Hei..! Kau ini benar benar–"

"Kalau begitu saya mau"ucap Pak Jae senang mendapat gitar baru. Beliau langsung membuka gerbang mempersilahkan Mingrui masuk.

"Nah, kau masuk saja dulu kak. Aku harus menunggu lima menit lagi sampai Pak Bambam menjemput ku"ucap Xiona mendorong tubuh yang lebih tua.

"Non Xiona juga masuk aja, nunggu Pak Bambam di pos jaga sambil nunggu saya mengantar den Mingrui"ucap Pak Jae melihat nametag di seragam Mingrui.

"Baiklah, terima kasih pak Jae"balas Xiona tersenyum dan melambaikan tangan kearah Mingrui. Mingrui sendiri pasrah dan memilih mengikuti pak Jae.

"He Xiona!!"

Xiona langsung melihat kearah guru bahasa nya itu siapa lagi jika bukan pak Bambam yang budiman.

"Ayo ikut saya ke lapangan"pinta Pak Bambam.

"Siap!!"balas Xiona. Salah satu daya tarik Xiona di mata para guru adalah, sangat penurut dan tidak pernah menentang guru yang mengajarnya bahkan saat dihukum berat sekalipun, dia akan melakukan nya dengan senang hati. Benar benar murid yang langkah.

"Lari 30 putaran, terus hormat pada bendera sampai jam istirahat pertama"ucap pak Bambam.

"Baik!!"Xiona langsung berlari mengelilingi lapangan yang luasnya setengah dari lapangan bola.

Sementara itu Shuyang yang sedang membaca buku di kelas karena jam kosong sebab guru pengajarnya Bu Lia sedang izin karena anaknya sedang dirawat di rumah sakit.

Saat melihat kearah jendela kelasnya yang mengarah langsung pada lapangan, ia langsung melihat Xiona yang berlari mengelilingi lapangan.

"Dia sedang di hukum?"pikir Shuyang.

"Hei..! Shuyang, apa yang kau lihat?"tanya Linma duduk di bangku samping Shuyang dan mengikuti arah pandang Shuyang.
"Eh, tumben sekali Xiona dihukum? Apa dia telat masuk kelas lagi?"

Shuyang langsung menoleh kearah Linma sembari mengerutkan keningnya.
"Apa maksudmu dengan 'lagi'? Apa ini bukan pertama kalinya dia terlambat?"tanya Shuyang.

"Yah, terhitung sudah puluhan kali dia terlambat masuk kelas dari kelas tujuh, tapi ini pertama kalinya dia dihukum"jelas Linma.

"Apa dia ketahuan oleh pak Bambam, kalau begitu jalan belakang sekolah sudah tidak aman untuk ku jika terlambat lagi"sambung Linma panik.

Shuyang langsung menatap datar teman nya iti, dan tanpa ba-bi-bu lagi ia langsung memukul kepala Linma dengan buku yang di bacanya.

"Kau ini... bisa bisanya berpikir seperti itu, kalau tidak aman seharusnya kau berpikir bagaimana caranya agar tidak terlambat lagi!!"ucap Shuyang kesal.

"Iya iya maaf"balas Linma yang hanya dibalas deheman singkat Shuyang.

"Memangnya ada apa dengan itu? Akhir akhir ini kau sepertinya terlihat tertarik pada apapun yang berhubungan dengan He Xiona"ucap Linma.

"Tidak ada, aku hanya penasaran saja"balasnya sambil menatap Xiona sebentar lalu kembali membaca buku nya.

"Baiklah"sahut Linma lalu melihat kearah murid murid yang sedang sibuk dengan kegiatan nya sendiri sendiri.
"Oh, iya Shuyang"

"Apa?"balas Shuyang.

"Apa kau sudah mengerjakan tugas dari Pak Hyunjin?"tanya Linma.

"Kau ingin menyontek nya kan? Aku sudah menduga itu"ucap Shuyang menatap malas Linma.

"Hehe, kalau begitu apa aku boleh melihat tugas mu?"tanya Linma dengan wajah memelas.

"Biasa nya juga kau langsung mengambilnya di tas ku tanpa meminta izin"sindir Shuyang memberikan buku tugas nya.

"Hehe, aku janji akan mengerjakan tugas yang diberikan kali ini"ucap Linma menerima buku milik Shuyang dengan senang hati.

"Kalau ingat dan tidak malas"lanjutnya membuat Shuyang emosi dan hampir melempar nya dengan botol minum miliknya, tapi sebelum itu Linma sudah melarikan diri menjauh dari Shuyang sambil tertawa bahagia setelah menjahili teman nya itu.

.. .. .. ..
TBC

𝘚𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵 𝘈𝘥𝘮𝘪𝘳𝘦 ||𝐑𝐞𝐧 𝐒𝐡𝐮𝐲𝐚𝐧𝐠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang