36

52 16 0
                                    

Mereka semua langsung berjalan keluar dari teather tempat mereka menonton. Sedari tadi Shuyang selalu berjalan mepet berdekatan pada Linma.

Linma langsung berjalan menjauh dari Shuyang dan menatap aneh teman nya itu.
"Kau kenapa? Jangan terlalu merapat padaku"ucap Linma risih.

Dibelakang mereka Jiankai berjalan beriringan dengan Xiona. Keduanya hanya melihat Linma dan Shuyang.

"Xiona, sebenarnya apa yang terjadi?"tanya Jiankai bingung.

"Entahlah, aku juga tidak tau"ucap Xiona santai.

Jiankai langsung menatap Xiona aneh.
Ada yang tidak beres dengan mereka.
Batin Jiankai.

"Ada apa?"tanya Xiona. Jiankai langsung menggelengkan kepalanya.
"Jika ada sesuatu yang mengganjal di hatimu, bilang saja padaku. Aku bukan seorang cenayang atau dukun yang bisa menebak isi hati dan pikiran orang lain"sambungnya.

"Iya iya, aku paham"

"Hm"

🥀🥀🥀

"Sampai jumpa"ucap Jiankai melambaikan tangan nya kearah Shuyang dan Linma.

"Kau tidak pulang bersama kami?"tanya Linma.

"Tidak, aku harus mengantar Xiona pulang terlebih dahulu"ucap Jiankai membuat seseorang cemburu.

"Tidak usah, aku bisa pulang bersama dengan kak Xinlong. Dia bilang sedang bermain di sekitar sini"ucap Xiona menolak.
"Jadi kau pulang saja bersama mereka, lagipula aku bukan anak kecil lagi"sambungnya menepuk pundak Jiankai.

"Eh, tapikan tadi aku sudah bilang pada kak Hanyu akan mengantar mu pulang"ucap Jiankai.

"Aku bisa pada kak Hanyu nanti, mungkin dia akan paham setelah aku menjelaskan nya"ucap Xiona.

"Tapikan–"

"Sudahlah, bukan nya Xiona sudah bilang seperti itu, jadi pilihan nya kau tetap akan pulang bersama kami!"ucap Linma langsung menarik belakang baju yang dikenakan Jiankai.

"DASAR!! CEPAT LEPAS KAN AKU!!!"berontak Jiankai.

"Diamlah, kau itu sudah berat tau!"kesal Linma memukul kepala Jiankai.

Shuyang dan Xiona hanya memperhatikan kedua orang yang terus berdebat disepanjang jalan itu.

"Hei..."

Shuyang menoleh kearah Xiona di sebelahnya.

"Maaf untuk sebelumnya, aku tidak tau kau memiliki ketakutan pada film horor seperti ini, tapi aku malah menyarankan untuk tetap menonton dan membuatmu ketakutan tadi"ucap Xiona.

"Hahaha, tak apa, ini bukan sepenuhnya salahmu juga, harusnya aku menolak untuk menonton nya tadi. Jadi ini bukan salahmu"sahut Shuyang tidak enak pada Xiona.

"Tapi tetap saja, kau juga seharusnya bilang saja jika tidak bisa menonton film horor bukan nya memaksakan diri!"kesal Xiona.

"Iya iya, maafkan aku. Lain kali aku akan menolak untuk menonton film horor, aku berjanji"ucap Shuyang.

"Baiklah, aku pegang ucapan mu"sahut Xiona.

"SHUYANG!!!!"

Shuyang langsung menoleh kearah Linma yang berteriak memanggilnya.

"Sebaiknya kau susul mereka sebelum Linma terus terusan berteriak seperti itu"ucap Xiona menatap Linma yang bertingkah seperti orang tidak waras di depan sana. Jiankai langsung menoleh kesamping berlagak tidak mengenali Linma di sebelahnya.

"Baiklah, sampai jumpa lagi"ucap Shuyang dibalas anggukan dari Xiona.

Pemuda bermarga Ren itupun langsung berlari kecil menghampiri Linma meninggalkan Xiona sendirian.

"SAMPAI JUMPA XIONA!!!"

Xiona melambaikan tangan membalas teriakan Linma. Ketiganya langsung berjalan pergi dari sana.

TING!

Xiona meraih ponsel yang berada di saku jaketnya. Dan, melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya.

—————

My Bro 😎: Sepuluh menit lagi aku akan kesana.
My Bro 😎: Apa ada sesuatu yang kau inginkan, aku akan membelikan nya diperjalanan nanti.

You: tidak perlu, aku sudah makan bersama yang lain tadi.

My Bro 😎: Baiklah, kalau begitu aku langsung meluncur kesana.

You: Ya, jangan lama lama.

My Bro 😎: Baik, tuan putri!

You: Dasar aneh.

My Bro 😎: Hehe😁😁

You: 😑😑😑

—————

Xiona langsung memasukan ponselnya kedalam saku nya kembali setelah mendapat balasan pesan dari Xinlong.

"Yah, hari yang melelahkan"

.. .. .. ..
TBC

𝘚𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵 𝘈𝘥𝘮𝘪𝘳𝘦 ||𝐑𝐞𝐧 𝐒𝐡𝐮𝐲𝐚𝐧𝐠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang