35

57 19 0
                                    

"Hei.."

Shuyang dan Linma langsung menoleh kearah Jiankai. Sedangkan Xiona tidak peduli dan lebih memilih fokus pada novel yang baru di belinya.

"Mau bermain sebentar?"tawar Jiankai.

"Baiklah"ucap ketiga teman nya.

"Apa aku boleh menyarankan tempatnya?"tanya Xiona membuat ketiga teman nya menoleh kearahnya.

"Apa?"tanya Jiankai.

"Ada film yang akhir akhir ini ingin aku tonton, bagaimana jika bioskop saja?"tanya Xiona.

"Ide bagus, memang film apa yang ingin kau tonton?"tanya Jiankai.

"Makmum 2"balas Xiona membuat Shuyang dan Linma terkejut.

"Film horor yang sedang ramai ramai nya itu?"sahut Jiankai dibalas anggukan kepala dari Xiona.

"Hm, aku juga penasaran dengan film itu, jadi aku ikut!"sambungnya.

"Kalian bagaimana?"tanya Xiona menoleh kearah Shuyang dan Linma.

"Aku ikut, tapi.."ucap Linma melirik Shuyang.

"A-aku ikut kalian"balas Shuyang.

"Oke, kalau begitu ayo pergi"ucap Xiona.

Jiankai langsung menatap Shuyang, pemuda itu sedikit khawatir karena tau jika teman nya itu memiliki ketakutan pada hantu tapi tetap ikut karena terpaksa.

"Kalau kau takut, aku bisa bicara pada Xiona untuk mengganti film nya"ucap Jiankai.

"T-tidak perlu, aku bisa mengatasinya"ucap Shuyang tersenyum kecil.

"Benarkah?"tanya Jiankai.

Shuyang mengangguk kan kepalanya.
"Ayo pergi, Xiona sudah menunggu di sana"tunjuk Shuyang figur Xiona yang tengah menunggu mereka di depan sana.

"Hah, baiklah"ucap Jiankai pasrah.

"Jika ada apa apa, jangan di tahan mengerti? Langsung beritahu aku, Linma atau Xiona. Kami tidak ingin kau kenapa napa"ucap Jiankai.

"Baiklah aku mengerti"

🥀🥀🥀


"Aku sudah dapat tiket nya"ucap Jiankai menghampiri Shuyang dan Xiona.

"Biar aku bantu"sahut Xiona mengambil alih alih dua cup cola di tangan Linma.

"Terima kasih"ucap Linma. Xiona mengangguk kan kepalanya.

"Xiona kau duduk bersebelahan dengan Shuyang nantinya, dan aku akan bersama dengan Linma"ucap Jiankai.

"Oke"balas Xiona.

"Kami akan duduk agak jauh dari tempat kalian"ucap Linma membuat Xiona melihat kearahnya.

"Kenapa begitu?"tanya Xiona.

"Entah, kau tanyakan saja pada Jiankai, dia yang memesan tiket nya bukan aku"ucap Linma menatap Jiankai di sebelahnya.

"Hanya ingin, kau kan jika menonton film horor pasti berteriak, aku tidak ingin di ganggu sepanjang film"ucap Jiankai santai.

"Apa maksudmu?! Aku tidak pernah begitu!!"kesal Xiona karena di tuduh yang tidak tidak oleh Jiankai.

"Sudahlah, ayo masuk"ucap Jiankai langsung menarik tangan Shuyang yang sedang gugup.

"Tidak perlu tegang, itu hanya sebuah film dan para hantunya adalah manusia"bisik Jiankai.

"A-aku tahu, tapi tetap saja..."

Jiankai langsung menepuk punggung teman nya itu agar sedikit rileks.
"Aku akan memesan kan film lain untuk mu, jika kau ketakutan menonton nya. Aku rasa Xiona akan mengerti"ucap Jiankai.

"Tidak perlu, aku sudah agak baikan. Terima kasih"ucap Shuyang tersenyum.

Jiankai mengangguk mengerti.

Sementara itu Linma dan Xiona yang memperhatikan keduanya hanya diam.

"Aku baru tau jika Jiankai dekat dengan Shuyang"ucap Xiona menatap kedekatan Shuyang dengan Jiankai.

"Mereka sudah seperti itu sejak hari penerimaan murid baru dulu. Kau sendiri kemana, aku tidak melihatmu dari awal sampai akhir acara itu"ucap Linma menatap gadis di sebelahnya itu.

"Entahlah, aku lupa"balas Xiona santai.

"Padahal kau masih muda, tapi kenapa sangat pelupa"ucap Linma.

"Kau juga sama, siapa yang waktu itu di hukum oleh Bu Yeji di lapangan mulai dari jam pelajaran pertama sampai jam istirahat pertama karena lupa mengerjakan tugas, dihukum membersihkan toilet siswa karena lupa tidak membawa gitar saat kelas musik, dihukum membersihkan kolam renang karena membuat keributan di kelas saat pelajaran pak Jakson dan masih banyak lagi"ucap Xiona membuat Linma syok.

"K-kau bagaimana kau tau itu semua?!"tanya Linma.

"Entahlah"sahut Xiona.

Apa jangan jangan Xiona adalah penyihir selama ini? Atau seorang dukun?
Batin Linma.

"Aku bukan penyihir maupun dukun"sahut Xiona menatap datar Linma.

"Bagaimana kau tahu apa yang aku pikirkan?!"tanya Linma lagi lagi di buat syok oleh gadis bermarga He itu.

"Hanya menebak"ucap Xiona.

"Mana mungkin!!"teriak Linma memancing tatapan orang orang yang berada di sana.

"Jangan berteriak, kau memancing tatapan semua orang"ucap Xiona menatap datar Linma.

"Oh, maaf kan aku"ucap Linma.

"Hm"

Sangat dingin seperti es di kutub selatan
Batin Linma.

.. .. .. ..
TBC

𝘚𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵 𝘈𝘥𝘮𝘪𝘳𝘦 ||𝐑𝐞𝐧 𝐒𝐡𝐮𝐲𝐚𝐧𝐠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang