22

62 25 0
                                    

Linma dan Shuyang langsung berlari kearah yang sama dengan orang berpakaian hitam tadi dan berhenti di depan pagar usang gedung lama sekolah mereka yang sudah 5 tahun lamanya terbengkalai.

PUK!!

Shuyang dan Linma langsung terlonjak kaget, bahkan Linma sampai refleks memukul orang yang baru saja 0menepuk bahu nya.

PLAKK!

"Aduh!"

Mereka langsung menoleh kebelakang dan melihat Xiona yang sedang menahan sakit di pipi kanan nya akibat pukulan yang diberikan Linma.

"Xiona!! Maafkan aku, aku tidak tau jika itu kau!!"ucap Linma menyesal.

Xiona mengibaskan tangan nya di depan wajahnya, di pipi kanan gadis itu terpampang jelas jejak merah keunguan sebab pukulan Linma. Bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah sedikit.

"Aku baik baik saja"ucap Xiona.

"Tapi, pipi mu membengkak"ucap Shuyang memegang pipi kanan Xiona.

Xiona sendiri terkejut, tiba tiba wajahnya menjadi lebih merah dari sebelumnya. Linma sendiri hanya memperhatikan adegan romantis di hadapan nya dengan raut wajah bingung, katakan jika dia sangat lemot memahami situasi.

Xiona langsung sadar dan refleks mundur dari Shuyang sambil memegang pipi.

"A-a-aku baik baik saja, tak p-perlu k-khawatir"gugup Xiona sambil mengalihkan pandangannya, malu malu kucing.

"Baiklah jika begitu"balas Shuyang tersenyum lega.

Xiona mengangguk kan kepalanya lalu mengambil tas nya yang terjatuh.

"Eh, kau mau kemana?"tanya Shuyang saat melihat Xiona ingin beranjak pergi.

"Tentu saja kembali ke kelas, kalian sendiri? Tidak mau kembali?"tanya Xiona menatap Shuyang polos.

"Mungkin sebentar lagi kami akan kembali"sahut Linma.

"Hm. Baiklah, jika begitu"ucap Xiona.

"Xiona tunggu!!"

Xiona langsung menatap Linma bertanya.

"Kenapa kau berada di gedung belakang sekolah?"tanya Linma bingung.

Tubuh Xiona langsung menegang setelah mendengar pertanyaan yang di lontarkan Linma kepadanya, otaknya langsung dipaksa bekerja lebih keras untuk mencari berbagai alasan yang bisa meyakinkan dua lelaki di hadapan nya.

"O-oh, aku sedang menunggu kakak ku!!"ucap Xiona.

"NANA!!"

Xiona langsung bernafas lega begitu Mingrui datang berdua bersama dengan teman dekatnya, Zhang Enshuo.

"Hai"sapa Enshuo sambil melambaikan tangannya, Xiona membalas lambaian lelaki imut itu.

"Kenapa kau berada disini? Aku kan sudah menyuruhmu untuk langsung masuk di kelas"ucap Mingrui mengomeli Xiona.

"Aku hanya ingin menunggumu saja, memangnya tidak boleh?"tanya Xiona.

"Yah, tidak apa apa. Sudahlah, ayo masuk"ucap Mingrui menarik tangan Xiona sampai membuat Xiona terhuyung kedepan mengikuti langkah lelaki bermarga Gou itu.

"Eh, Xiona tadi bilang jika dia menunggu kakaknya, tapi kenapa yang muncul calon suami nya?"bingung Linma membuat Enshuo yang ditinggal Mingrui lantas menoleh menatap serius adik kelas nya itu.

"Calon suami? Darimana kau mendapatkan informasi itu?"tanya Enshuo pada Linma.

"Jiankai. Dia bilang jika kak Mingrui itu Calon suami nya"sahut Linma.

"Dasar bodoh, bagaimana bisa kau menerima dengan mudah rumor palsu begitu? Jelas jelas mereka seperti adik kakak, lagipula Mingrui memiliki orang yang disukai nya sendiri begitupula dengan Xiona yang menyukai orang lain"jelas Enshuo.

"Xiona menyukai lelaki lain? Seorang kulkas berjalan sepertinya?"heran Linma.

"Xiona juga sama seperti kalian, remaja yang sedang dimabuk asmara, bedanya gadis itu tidak pernah menunjukan nya secara terang terangan"sahut Enshuo.

"Habisnya–"

KRINGGGG!! KRINGGGG!!

"Bel masuk, ayo kembali"ucap Enshuo merangkul dua adik kelasnya itu. Linma terus saja memberontak ingin di lepaskan berbeda dengan Shuyang yang diam saja menerima perlakuan Enshuo. Ah, tidak tidak, Shuyang sudah seperti itu sejak Xiona dibawa pergi begitu saja oleh Mingrui. Entahlah, mungkin saja dia sedang memikirkan sesuatu.

.. .. .. ..
TBC

𝘚𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵 𝘈𝘥𝘮𝘪𝘳𝘦 ||𝐑𝐞𝐧 𝐒𝐡𝐮𝐲𝐚𝐧𝐠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang