25

57 24 2
                                    

"Ah, jadi.."

FLASHBACK

Jiankai POV.

Saat itu, aku masih anak anak umur lima tahun yang mengenyam pendidikan di Taman Kanak-kanak. Tapi sejak hari pertama aku sudah mendapat masalah dari anak anak nakal yang sering mengganggu ku.

Yah, sebenarnya aku tidak mempersalahkan itu, tapi lama kelamaan mereka terus saja menganggu ku setiap saat, tapi entah bagaimana anak kecil yang selalu berdiam diri di pojok kelas itu tiba tiba berdiri di depan ku saat anak anak nakal itu hendak menyiram air kearah ku.

"Kalian sepertinya tidak diajari sopan satun oleh orang tua kalian ya?"

Itu pertama kalinya, aku mendengar dia berbicara. Suara yang sangat lembut tapi tidak dengan nadanya yang dingin dan menusuk.

"Cepat pergi, atau aku akan melaporkan kejadian ini dan semua perbuatan yang selalu kalian lakukan pada Jiankai"

Setelah gadis itu mengancam akan melaporkan mereka pada guru, anak anak nakal itu segera pergi dan tak pernah mengganggu ku lagi.

"Kau baik baik saja, Kai?"

"Ah iya, terima kasih. He Xiona"

"Tentu"

Dan sejak saat itu aku langsung mengajak nya berteman, aku kira dia akan menolaknya tapi ternyata sangat diluar dugaan dia menerimaku sebagai teman pertamanya di sekolah.

Tidak tau nya saat SD kami di pertemukan lagi di sekolah yang sama dan hanya di pisahkan oleh kelas saja. Tidak taunya, aku mengalami hal yang sama seperti saat aku masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak.

Tapi setiap aku di ganggu, Xiona selalu muncul dan membela ku. Tak jarang dia selalu di panggil guru karena berkelahi dengan mereka.

Dan itu terjadi sampai kami lulus, tapi ada satu kejadian yang masih aku ingat sampai sekarang.

Saat itu, aku sedang duduk di tepi lapangan melihat teman teman ku bermain saat pelajaran olahraga, awalnya masih biasa sampai tiba tiba sebuah bola sepak menghantam kepalaku dengan kencang sampai aku pingsan dibuatnya.

Saat bangun aku sudah berada di ruang uks seperti saat ini. Tapi anehnya aku tidak menemukan Xiona sama sekali disebelah ku, biasanya jika aku terluka gadis itu akan membolos hanya untuk menunggu ku, tapi hari itu dia tidak ada seperti biasanya.

Sampai aku mendengar keributan dari luar. Samar samar aku mendengar seseorang menyebut nama Xiona. Aku langsung keluar dan bertanya pada salah satu murid di dekatku.

"Ada apa?!"

"Itu, He Xiona bertengkar dengan anak anak yang menendang bola pada teman nya Sun Jiankai!"

Aku langsung berlari kearah lapangan dan benar saja aku melihat Xiona memukuli anak dari kelas ku dengan sapu yang biasanya di gunakan untuk membersihkan daun daun yang berserakan di lapangan.

Entah, siksaan apa yang Xiona gunakan sampai membuat wajah anak anak yang bersangkutan menjadi babak belur bahkan sampai ada yang pingsan.

"Ini untuk mu yang sering mengambil uang Jiankai"

Xiona langsung menginjak tangan anak itu sampai membuat anak itu menjerit dengan kencang. Xiona langsung memukul kepala anak itu dengan kencang bahkan aku saja yang jaraknya lumayan jauh mendengar ketukan dari sapu yang di gunakan Xiona.

"Itu karena kau sudah membuat Jiankai temanku berbaring di uks"

Saat Xiona ingin melakukan kekerasan lagi aku langsung berlari kearahnya dan menahan tangan nya.

"Apa yang kau lakukan? Cepat lepaskan, Sialan!"

Itu pertama kalinya Xiona mengatakan hal kasar sampai membentak ku sejak kita berteman.

Sampai akhirnya wali kelas kami berdua menghampiri kami, wali kelas Xiona langsung membawa ku dan Xiona ke ruang guru, sementara wali kelasku menangani anak anak yang Xiona siksa.

Langsung saja Xiona di interogasi olehnya, aku juga. Dan keputusan akhir nya, Wali Xiona di panggil kesekolah dan dia sendiri di skorsing selama dua minggu, sementara aku hanya di hukum untuk membersihkan setiap kelas setelah selesai sekolah.

Beruntung saat itu, kami sudah menjalani ujian kelulusan dan lain lain hanya tinggal menunggu keputusan kelulusan sekolah saja.

Dan untuk anak anak itu, mereka mendapat luka lumayan, tapi tidak dengan orang yang Xiona injak tangan nya, ternyata sangking kuatnya Xiona menginjak nya, tangan nya langsung patah dan untuk kepalanya, aku tidak tau itu parah atau tidak karena Xiona tidak menceritakan nya padaku dan hanya bilang terluka sedikit.

Aku kira dari kejadian itu dia akan berubah, ternyata tidak. Xiona masih saja suka bertengkar dengan murid yang mengganggu ku. Bahkan Kak Hanyu, Kak Zihao serta Kak Xinlong sampai lelah harus datang ke sekolah setiap hari hanya karena Xiona yang membuat masalah.

Tapi untungnya itu adalah kali terakhir aku melihat Xiona bertengkar. Dan setelah kami lulus dari sekolah dasar lalu bersekolah di SMP ini, dan ternyata lagi lagi kami bertemu lagi dan berada di kelas yang sama lagi setelah di pisahkan saat kelas 5 dan 6.

FLASHBACK END

"Jadi begitulah ceritanya. Aku harap kejadian seperti itu tidak terulang lagi di masa smp kami"ucap Jiankai.

"Aku sudah lelah menghadapi Xiona jika sudah berubah menjadi setan seperti itu lagi"sambungnya.

Linma dan Shuyang tidak menyangka jika Xiona yang mereka kenal kalem dan pendiam seperti itu adalah anak yang sering keluar masuk ruang guru dulunya.

"Apakah sudah selesai sesi bercerita nya?"

Mereka langsung menoleh kaget kearah meja samping Linma, yang entah sejak kapan sudah ada Xiona yang dengan santainya duduk diatas meja sambil memakan sandwich.

"Sejak kapan kau disana?!"kaget Linma.

"Sejak awal kalian mendengar cerita tentangku, aku tidak jadi ke kelas karena lupa mengerjakan pr dari Pak Bambam"ucap Xiona berjalan santai kearah mereka sambil membawa sekantung plastik.

"Ini, aku bawakan untuk kalian"ucap Xiona menaruh plastik yang dibawanya di ranjang Jiankai.

"Kau tidak menaruh racun kan disini?"tanya Jiankai.

"Tidak. Tidak ada gunanya aku meracuni mu, kalaupun ingin membunuhmu sudah dari dulu aku melakukan itu"ucap Xiona menatap malas Jiankai.

"Aku hanya bertanya saja"ucap Jiankai.

"Pertanyaan mu sangat tidak bermutu"balas Xiona. Gadis itu langsung menoleh kearah Shuyang dan Linma.

"Kenapa? Kalian tidak menyukai nya? Aku bisa bawakan yang lain jika kalian tidak menyukainya"tanya Xiona.

"Ah, tidak perlu. Kami akan memakan yang ini saja"ucap Shuyang.

"Benar"sahut Linma.

"Oh, baiklah. Kalau begitu aku akan pergi ke perpustakaan, jangan pikirkan cerita Jiankai, aku tidak akan memukul seseorang tanpa alasan"ucap Xiona langsung keluar setelah menitip kan tas dan jaketnya.

Saat ditanya kenapa, gadis itu menjawab akan membolos dari pelajaran kedua dan ketiga di uks, sekalian untuk menjaga Jiankai.

Memang sahabat yang baik.

.. .. .. ..
TBC

Aku ingin satu sahabat seperti Xiona ಥ‿ಥ

Vote nya dong kak biar semangat up nya

𝘚𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵 𝘈𝘥𝘮𝘪𝘳𝘦 ||𝐑𝐞𝐧 𝐒𝐡𝐮𝐲𝐚𝐧𝐠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang