32

61 22 0
                                    

"Kau harus ikut pokok nya!!"

Xiona berdecak malas dan menoleh kearah Jiankai yang sedari tadi mengikutinya seperti anak itik.

"Tidak, kalian bertiga saja"tolak Xiona lalu berjalan meninggalkan Jiankai.

GREPP!

"POKOKNYA KAU HARUS IKUT!!"teriak Jiankai memeluk lengan Xiona dengan erat.

"Oi, lepaskan bodoh!"kesal Xiona mendorong kepala Jiankai.

"Tidak mau, pokok nya kau harus ikut!!"ucap Jiankai.

"Kalian berdua? Ada apa?"

Xiona langsung melihat kearah Shuyang dan Linma yang baru saja keluar dari kelas mereka.

"Jiankai, ada apa dengan mu?"tanya Linma menunjuk Jiankai yang bergelayut di tangan Xiona.

"Bawa si bodoh ini bersama kalian"ucap Xiona menunjuk Jiankai di sebelahnya.

"Tidak akan ku lepaskan sampai kau setuju untuk ikut!!"sahut Jiankai.

"Anak ini benar benar...."kesal Xiona terus berusaha melepaskan Jiankai dari tangan nya.

"AAAAAAAAA TIDAK MAU AAAAAAA"

"Jangan berteriak, bodoh!"ucap Xiona menutup mulut Jiankai agar pemuda itu tidak berteriak tepat di telinga nya.

"Memangnya ikut untuk apa?"tanya Shuyang.

"Hmpth! Hmpth! Hmpth!"ucap Jiankai tidak jelas.

"Lepaskan dulu tangan mu, dia tidak bisa berbicara jika kau menutup mulut nya seperti itu"ucap Shuyang. Xiona langsung menjauhkan tangan nya dari Jiankai.

"Berkemah"sahut Jiankai.

"Oh, kemah yang rencana nya di adakan tanggal 24 itu kan?"tanya Linma dibalas anggukan kepala dari Jiankai.

"Memangnya kenapa kau tidak ingin ikut?"tanya Linma pada Xiona.

"Hanya malas"balas Xiona.

"Bohong, bilang saja jika kau takut dengan hantu"ucap Linma membuat Xiona naik pitam.

"Kemari kau Li Linma, akan ku hantam mulutmu itu"

Linma langsung berpindah tempat ke belakang tubuh Shuyang mencari perlindungan dari gadis bermarga He itu.
"Maafkan aku, aku hanya bercanda"ucap Linma.

"Ayo ikut, aku akan bawakan banyak sekali makanan"tawar Jiankai mengalihkan pembicaraan agar tidak ada perdebatan dari Xiona dan Linma.

"Tidak"ucap Xiona.

"10 kaleng soda?"

"Tidak"

"Bagaimana jika di tambah dengan 20 batang coklat dan 20 botol susu pisang?"

"Oke, aku ikut"final Xiona.

"Yess, kalau begitu aku akan mendaftarkan namamu dulu pada kak Enshuo!!"ucap Jiankai pergi meninggalkan Xiona, Shuyang dan Linma.

"Kenapa dia menjadi sangat bersemangat?"heran Linma melihat Jiankai pergi kearah ruang OSIS sambil berlari dan sesekali melompat lompat kecil.

"Tidak tau, mungkin karena ini pertama kalinya aku ikut acara kemah yang di adakan oleh sekolah"sahut Xiona santai.

"Eh?! Ini pertama kalinya?!"kaget Linma.

"Iya, karena malas, aku jadi jarang sekali ikut serta pada acara acara yang diadakan oleh sekolah"ucap Xiona.

"Mungkin jika bukan karena tawaran anak itu, aku tidak akan ikut serta lagi pada acara kali ini"sambungnya.

"Kalian sendiri? Apa kalian ikut?"tanya Xiona.

"Tentu saja aku ikut, tapi tidak dengan Shu-"

"Aku juga ikut"potong Shuyang.

"Tapi bukan nya tadi kau bilang-"

Shuyang langsung menatap tajam Linma di sebelahnya. Seakan tau apa arti kode yang Shuyang berikan, Linma mengangguk kan kepalanya dan menyetujui juga ucap Shuyang.

"Ohh, begitu. Aku kira kalian tidak akan ikut"sahut Xiona.

"Mana mungkin, kami sangat aktif di setiap acara sekolah"ucap Linma bersemangat.

"Yah, sangat terlihat jelas dari raut wajah mu"ucap Xiona menoleh kearah Linma.

"Begitu kah, hehe"balas Jiankai kikuk.

"Hmm"

"Kalau begitu aku pergi sekarang, kakak ku sudah menunggu di depan. Sampai jumpa"ucap Xiona melambaikan tangan nya.

Baru saja ingin melangkah, Shuyang tiba tiba mencekal lengan Xiona.
"Tunggu sebentar!"

Xiona langsung berbalik menatap Shuyang bingung.
"Ada apa?"tanya Xiona.

"Ini, apa aku boleh meminta nomor mu?"tanya Shuyang ragu.

Xiona langsung merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Dia sudah menduga jika wajahnya sekarang sudah semerah tomat.

Shuyang menatap bingung Xiona yang tiba tiba diam termenung di depan nya.
"Hei, Xiona. Ada apa?"panggil Shuyang menepuk bahu gadis di depan nya.

"Ah tidak ada, maaf kau bilang apa tadi?"sahut Xiona.

"Apa aku boleh meminta nomor telepon mu? Jika kau tidak keberatan"ucap Shuyang.

"Bukan masalah, kemarikan ponsel mu"ucap Xiona. Shuyang langsung menyerahkan ponsel nya pada gadis di hadapan nya itu.

Xiona langsung menerima ponsel milik Shuyang dan mengetik kan nomornya dengan benar.

"Sudah, hubungi saja aku jika kau butuh sesuatu. Aku akan membantumu saat itu juga"ucap Xiona mengembalikan ponsel Shuyang.

"Tentu saja, terima kasih"balas Shuyang.

"Sama sama, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa"ucap Xiona lalu pergi dari sana.

"Ciee, Shuyang"goda Linma menyenggol Shuyang yang senyum senyum sendiri sambil menatap layar ponselnya.

"Apa sih? Jangan mengganggu ku?!"kesal Shuyang dibalas gelak tawa Linma yang sangat senang karena berhasil membuat pemuda bermarga Ren itu salah tingkah.

PLAKK!

"Aduh!"ringis Linma mengelus kepalanya yang berdenyut nyeri.

"Aku melakukan itu agar otak di kepala mu ini kembali pada tempat nya semula"ucap Shuyang santai.

"Kau menganggap aku gila?"tanya Linma.

"Apa? Aku tidak bilang begitu, kau sendiri yang menyebutmu gila"ucap Shuyang meledek.

"Anak ini benar benar...."kesal Linma. Shuyang langsung berlari sambil tertawa kencang menertawai kebodohan teman nya itu.

"KEMARI KAU REN SHUYANG!!!"teriak Linma mengejar Shuyang.

"Hahahaha, dasar bodoh Li Linma, hahahaha"

"DASAR SIALAN REN SHUYANG!!"

.. .. .. ..
TBC

𝘚𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵 𝘈𝘥𝘮𝘪𝘳𝘦 ||𝐑𝐞𝐧 𝐒𝐡𝐮𝐲𝐚𝐧𝐠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang