72

560 15 6
                                    

"Kamu dan dia, adalah titipan Tuhan paling berharga yang akan kujaga hingga napas terakhirku," —Giorgino

Typo bertebaran gengs

Happy reading

Aku menatap malas, ke arah suamiku yang tengah cemberut. Pria berkemeja putih itu sibuk menatap ke arahku dan anak kami yang sedang menyusu.

"Gio ih! Cemberut mulu kamunya, ga malu sama baby? Masa cemburu sama anak sendiri sih?" kesalku, yang sudah tidak tahan melihat tingkah aneh suamiku.

"Dianya aja yang udah ngambil punya aku, aku baru ngerasain sekali lho yang. Malam pertamapun ga jadi, kamu ga kasihan?" balas Gio yang arah bicaranya mulai ngaur.

"Udah, sana kamu ngobrol bareng Bang Arya. Mba Amelanya disuruh ke sini aja oke?" finalku yang diangguki oleh Gio, cowok itu sempat mencium keningku dan anak kami sebelum menghilang di balik pintu.

Seminggu yang lalu, aku memang masih dirawat di rumah sakit, karena anak kami yang membutuhkan pemantauan dari dokter. Selain itu, tingkah posesif suamikulah yang menjadi salah satu alasannya.

Suasana rumah sedikit lebih sibuk hari ini. Karena kami akan mengadakan syukuran sekaligus memberikan nama pada anak kami. Awalnya, aku sudah akan memikirkan namanya. Tapi, Gio bersikeras jadinya aku mengalah dan berharap agar suamiku bisa memberikan nama yang lebih manusiawi.

"Kusut banget mukanya, kamu kenapa Gio?" tanya Arya, ketika melihat Gio menghampirinya dengan wajah tak berdahabat.

"Bingung mau ngasih nama anak gue siapa, kek nama-nama di google tuh pada pasaran semua. Tips dong Bang," balas cowok itu, lalu duduk di hadapan Arya yang terkekeh melihatnya.

"Kalo saya, waktu namain Angelo itu yah ga seribet kamu. Cukup pake nama tengah saya aja, ntar kalo anak kedua saya lahir namanya pake nama tengah Amela. Ga perlu pusing mikirin nama," jelas Arya, mengundang senyum manis di wajah tampan milik Gio.

"Nah, bener! Kalo gitu gie juga mau pake metode lo deh Bang, makasih yo," kata Gio dengan senyum sumringah.
"Dasar ga kreatif, tapi gapapalah daripada anak kamu namanya aneh," balas Arya diakhiri ledekan, membuat Gio mendengus kemudian berlalu dari sana.

Para tamu mulai berdatangan, ketika aku dan Gio bergabung di ruang tengah yang sudah didekor dengan indah.

Anak-anak Hwarang serta beberapa rekan kerja Gio, mulai berdatangan ke arah kami untuk memberikan ucapan selamat serta doa.

Para orangtua terlihat ikut membantu kami menyapa para tamu, aku sendiri duduk bersebelahan dengan Gio. Ada sedikit rasa khawatir akan nama anak kami nanti. Gioku ini orang yang sangat unik, bisa saja namanya diluar nalar nanti.

"Selamat pagi, semua. Mewakili keluarga serta Caca dan Gio yang berbahagia, saya mengucapkan terima kasih serta selamat datang di kediaman sederhana mereka. Terima kasih juga, hadirin sekalian sudah menyempatkan diri untuk hadir di sini. Untuk sama-sama mengucap syukur atas kelahiran putra, ponakan dan cucu pertama kami. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya mengundang bapak Gio untuk menyampaikan sepatah dua kata sekaligus memberitahukan nama dari putranya," ucap Bang Gavin dengan formalnya itu, sempat mengundang tawaku dan para tamu. Bang Gavin memang tipikal cowok yang ekspresi dan ucapannya tidak sinkron. Hal itulah yang mengundang tawa.

Kutatap Gio lekat, suamiku itu sudah berdiri dengan gagahnya. Ada sedikit rasa bangga, karena bisa memiliki sosok sempurna itu sebagai teman hidupku.

"Sebelimnya terima kasih buat Bang Gavin, serta para hadirin yang sudah datang dan mensupport kami. Tanpa membuang waktu, saya mau memberitahukan nama putra pertama kami yaitu Christian Edward Grey Wellington. Kedengarannya mungkin cukup panjang, tapi disetiap bagian dari namanya ada terselip makna dan harapan kami sebagai orangtua. Christian sendiri saya ambil dari nama tengah saya, artinya milik Kristus. Saya harap, anak kami ini bisa tumbuh dan mengikuti tekadan Kristus. Selanjutnya Edward yang berarti wali dari warisan. Saya harap, anak kami bisa mewariskan sikap positif dari kami orangtuanya dan bisa menajadi teladan untuk lingkungannya. Selanjutnya Grey. Nama ini mungkin tidak memiliki arti yang bisa mencerminkan anak kami. Tapi, saya harap bisa menjadi pelengkap yang akan menuntun anak kami dalam tumbuh kembangnya. Sekian," jelas Gio yang membuatku mengumapt dalam hati. Jadi, pria itu memintaku untuk tidak ikut campur dalam masalah nama bayi untuk semua kekonyolan ini? Oh sial!

***

Annyeong!!!
Sebentar lagi guys, tahan bentsr penantian kalian wkwk

Enjoy part ini dan jangan lupa voment yah

See yaa

Hwarang's

(HWARANG'S 5) FRIEND (REWRITE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang