46

638 21 6
                                    

"Sometimes some kindness can mean something different," —Caca

Typo bertebaran gengs

Happy reading

Usai membeli pakaian santai, aku bergegas pulang ke Yogyakarta dengan bermodalkan dompet yang ada di dalam tas kecil milikku.

Aku sungguh tidak bisa mendeskripsikan perasaanku kali ini. Kurasa Gio juga menjadi sosok yang sama sepertiku, berpura-pura sibuk untuk melupakan segala kenangan yang tidak ingin kami lupakan. Sepertinya aku sungguh salah dengan berpikiran begitu, Gio bukan cowok yang akan terus mencintaiku.

Dapat kulihat bagaimana kekhawatiran di wajahnya, ketika tadi cowok itu berbicara dengan tunangannya lewat telfon.

Apa aku yang terlalu berharap atau bagaimana, entahlah. Sungguh sesuatu yang membuatku ingin sekali lari. Di saat kami telah melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, awalnya kupikir itulah cara takdir mempersatukan kami kembali, gila memang, tapi hanya itulah sisa harapanku sebelum kembali harus menelan kekecewaan.

Drrtt... drrtt...

Nomor tidak dikenal is calling

"Halo,"

"Ca, kamu dimana? Aku bisa jelasin sayang,"

Tut... tut... tut...

Kumatikan panggilan telepon itu, Gio lumayan hebat untuk bisa mendapatkan nomor ponsel terbaruku. Rasanya aku harus kembali menggantinya atau segera memblokir cowok itu, seperti yang kulakukan saat ini.

Mungkin, kejadian tadi malam akan kulupakan sebagai kesalahan paling fatal yang kami lakukan. Dan, kuharap apapun yang terjadi nanti, aku dan Gio bisa bahagia dan menerima seseorang yang sudah menjadi takdir kami.

Di sisi lain, Sisi baru saja terbangun dengan kondisi tubuh telanjang. Gadis itu kemudian menatap ke sampong dan langsung menggeram marah.

"Kenapa harus Dion?! Gue mau Gio, kenapa harus lo sih?!" kesal cewek itu sambil memukul-mukul tubuh telanjang Dion yang juga masih dibalut selimut.

"Semuanya udah berakhir, Si. Lagian kenapa lo harus ngelakuin itu ke Caca? Kalo bukan Gio yang bawa dia, Caca pasti udah dalam bahaya. Apa sih yang lo mau?" tanya Dion yang memang sengaja menutup matanya saja, karena memang sudah bangun sejak tadi.

"Gue benci Caca! Harusnya gue yang dapat itu semua. Dia punya segalanya, punya abang yang baik dan sayang sama dia, punya orangtua yang pengertian dan selalu manjain dia. Sedangkan gue, gue cuman cewek yang ga punya apa-apa. Bahkan untuk beli buku pelajaran pun gue ga mampu. Orangtua yang cerai, mama yang nikah lagi sama duda anak satu. Gue yang ditelantarkan dengan kakak tiri yang benci sama gue. Gue ga mau jadi kayak gini, gue mau semua yang Caca punya," jelas Sisi dengan luapan emosi serta airmata yang terus mengalir.

"Tapi, lo harusnya berusaha buat jadi lebih baik. Lo bisa pake cara yang baik untuk bisa sama kayak Caca, Si. Lo ga jahat, gue tau itu," ucap Dion membawa Sisi yang sudah menangis itu ke dalam pelukannya.

"Gue tau, gue sadar sekarang disaat semuanya udah terlambat dan berantakan. Gue udah mau perbaiki semuanya sejak kelas dua belas, tapi rasa suka gue ke Gio gagalin semua itu Ion, sekarsng gue bahkan udah hancurin Caca untuk kesekian kalinya. Gue jahat banget, hik,"

"Ngancurin Caca untuk kesekian kalinya?" tanya Dion yang sedikit bingung dengan pernyataam Sisi barusan.

"Sebenarnya nama gue Sila, gue dulu satu SD sama Caca. Dia baik banget, disaat semua pada jauhin gue setelah keluarga gue bangkrut, Caca justru tetap mau berteman sama gue. Dia ga pernah malu main di rumah gue yang bahkan udah berubah jelek banget, dia juga selalu bantu gue belajar dengan pinjemin bukunya. Tapi, rasa benci gue ke kakak juga sedikit rasa iri bikin gue nekat. Gue ga tau gimana kronologinya, entah gue yang terlalu pintar sampai tau obat perangsang atau gimana. Gue jebak dia dan kakak Gue. Walai ga sempat lakuin lebih, harta Caca udah diambil. Gue takut Ion, gue takut Caca ga akan pernah mau ketemu gue lagi. Gue ga mau Caca menderita karena kebodohan gue lagi," jelas Sisi yang langsung membuat Dion kaget di tempatnya.

"Udah terlambat, tapi gue harap masih ada kesempatan buat perbaiki semua ini. Gue bakalan bantu lo, Si," jawab Dion sebelum mengeratkan pelukan mereka.

***

Annyeong!!!

Author harap kalian ga bingung dan masih suka cerita ini yah.

Author bener-bener ga tau harus nulis apa karna bingung

Semoga kalian suka dan jangan lupa vote dan komennya yah

See yaa
Hwarang's

(HWARANG'S 5) FRIEND (REWRITE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang