23

754 27 12
                                    

"Kamu dan aku, kita hanya perlu saling percaya dan menerima untuk menjadi kata kita," —Gio

Typo bertebaran gengs
Happy reading

Sudah hampir lima belas menit aku berada di dalam mobil milik Bang Gavin. Langit yang tadinya gelap kini sudah berubah cerah dengan matahari yang baru saja terbit beberapa saat yang lalu.

Kutatap jalanan yang kami lewati, pikiranku melayang pada saat dimana aku dan Gio pertama kali bertemu hingga bisa bersama.

Dapat kuingat dengan jelas bagaimana lucunya Gio saat berusaha menggodaku dengan pantun absurdnya.

"Ikan Hiu makan tomat, kita bisa lebih dari sekedar sahabat," Ucap cowok itu dengan wajah tengilnya yang justru membuatku tertawa.

"Apaan sih lo?" Jawabku yang masih berusaha menahan tawa.

Gio terlihat ikut tertawa sambil menggandengku untuk berjalan bersama ke kantin.

Sepotong kenangan itu membuatku tersenyum, entah bagaimana mendungnya hari-hariku jika tidak bertemu dengannya dulu. Kami bertengkar, bercanda, dihukum bersama bahkan saling membohongi orangtua kami untuk pergi berkeliaran tidak jelas.

Rasanya tidak pernah ada momen yang terlewatkan tanpa ada Gio di dalamnya.

"Ca, kamu ga seharusnya pergi kayak gini Non. Gio cowok baik, abang tau itu. Dia tulus mau jaga kamu dan serius sama perasaannya ke kamu. Itu alasan kenapa abang sama papa ga larang kamu dekat sama dia," Ucap Bang Gavin sambil melirikku yang kembali meneteskan airmata.

"Tapi Gio udah tau semuanya, Bang. Aku bikin dia kecewa, aku bohongin dia dan bahkan nyakitin hatinya Bang. Gimana bisa aku masih tetap jadi beban buat dia?" Jawabku dengan airmata yang tak terbendung lagi.

Siapa bilang aku tak mau menetap? Aku sangat ingin menjadi egois dan tinggal di sisi Gio, tapi aku cukup tahu diri dengan keadaanku dan semua hal buruk yang telah kusembunyikan selama ini. Akankah aku amsih bisa diterima? Atau akankah semuanya akan tetap sama?

"Gio selalu nerima kamu Non, apapun keadaan kamu. Dia bukan dibutakan karna cintanya, tapi memang mau menerima setiap bagian dari diri kamu entah itu yang baik atau yang terburuk sekalipun. Kamu cuman terjebak sama rasa bersalah kamu, Ca. Abanh cuman ga mau kamu menyesal pada akhirnya setelah semuanya udah terlambat buat diperbaiki," Jelas Bang Gavin yang tidak kujawab.

Keputusanku sudah bulat, aku akan ujian di rumah tanpa masuk sekolah lagi dan akan kuliah di luar kota saja. Tekatku untuk meninggalkan Gio sudah sangat mantap, aku hanya ingin dia menemukan seseorang yang lebih sempurna dariku dan bisa menjadi teman hidupnya.

Di sisi lain, Gio baru saja terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara mobil yang dipanaskan. Padahal, Ia memimpikan mimpi indah, dimana Caca mengakui rasa cinta cewek itu padanya. Pasti itu supir Mbak Gea yang memang ia minta untuk melakukan hal tersebut, mengingat Ia dan Caca berencana untuk pulang hari ini.

Gio langsung menuju ke kamar kakaknya yang semalam ditempati oleh Caca. Cowok itu sengaja memilih untuk tidur si sofa karena tidak ingin Caca merasa semakin buruk.

Tempat tidur yang rapih adalah hal pertama yang dilihatnya. Mencoba berpikir positif, cowok itu berjalan ke kamar mandi yang ternyata kosong.

Gio menghela napas pelan, berusaha menghalau pikiran buruknya. Dengan pelan, cowok itu mendekati lemari untuk memastikan bahwa koper milik Caca masih ada di sana.

Mungkin Gio terlalu banyak berekspektasi, sehingga ia sangat kecewa melihat lemari yang hanya menyisahkan koper miliknya dilengkapi sebuah surat di sana.

Dengan segera, cowok dengan penampilan berantakan serta perasaan campur aduk itu mulai membaca surat tersebut dengan seksama.

Dear Gio,

Dipertemukan sama kamu itu anugrah terindah yang pernah Tuhan kasih ke aku.

Aku ga pernah ngebayangin gimana jadinya aku kalau ga ketemu sama cowok sebaik kamu.

Aku ga tau harus mulai dari mana. Aku pembohong yang pantas dibenci, aku tau itu. Aku bohongin orang yang paling percaya sama aku, aku bahkan nyembunyiin hal terbesar yang harusnya udah aku kasih tau ke kamu.
Kamu tahu, sejak awal aku ketemu kamu aku ga pernah ngerasa ga nyaman sama kehadiran kamu. Kamu itu baik Io, kamu ramah, penuh kasih sayang dan selalu bisa jadi ksatria buat aku.

Aku mau minta maaf untuk semua yang pernah aku lakuin ke kamu. Untuk semua kata-kata atau sifat yang bikin kamu kesal dan ga nyaman. Termasuk untuk kebohongan besar ini.
Aku tau perbuatanku ga bisa dimaafkan, untuk itu aku memilih untuk menjauh dengan harapan kamu bisa lebih baik.

I always love you Gio, aku selalu sayang sama kamu sejak awal kita ketemu sampai saat ini.

Be happy Gio!! Jangan mesum juga, hehe

Cheers

Caca

***

Annyeong!!

Mungkin kalian telat dapat notif masih sama, karena kuotaku yang habis wkwk

I hope you guys still like it yah

Jgn lupa vote dan komentnya yang banyak

See yaa

Hwarang's

(HWARANG'S 5) FRIEND (REWRITE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang