"If someone ask me what is the most complicated relationship, I will answer it louder that our relationship is the most complicated. Because our feeling say yes, but I still be mine and you still be yours," —Hi, bae! I love you
Typo bertebaran 🙏
Happy reading💜💫Pagi ini, suasana sarapan begitu sepi. Gio yang biasanya cerewet kini hanya menjadi pendengar saja.
Aku hanya menghela napas sambil berusaha menghabiskan rotiku yang sudah tidak menggiurkan lagi.
Suasana di mobil Gio pun rasanya sangat berbeda. Alunan musik yang selalu menemani kami setiap kali bepergian kini tidak dimainkan oleh Gio. Seperti sedang naik mobil dengan orang asing saja.
"Io—" Ucapku yang langsung dipotong olehnya.
"Turing kali ini kamu tetap ikut aku. Jangan ngambek apalagi ngerasa bersalah sama aku, kamu mau nolak aku sebanyak yang kamu mau pun aku bakalan tetap sama. Tenang aja, aku bakal berhenti kalo udah capek. Sekarang, aku belum capek buat berusaha. Jadi tolong, jangan paksa aku berhenti buat sayang sama kamu," Jelas Gio sambil tersenyum manis ke arahku.
Lidahku kelu untuk menjawabnya. Dengan berat hati, kuanggukkan saja kepalaku. Aku terjebak.
Setelah perbincangan di mobil tadi, pikiranku semakin bercabang. Rasa bersalah dan campur aduk seakan terus mengambil alih pikiranku. Tak jarang, selama pelajaran tadi, aku hanya melamun dan bahkan ditegur oleh beberapa guru yang mengajar.
Bel istirahat membuyarkan lamunanku, kulangkahkan kakiku untuk beranjak dari kelas.
Aneh rasanya jika harus pergi ke kantin tanpa Gio. Cowok itu pasti sudah duluan bersama gengnya, apalagi tadi ia pamit setelah Arman salah satu temannya memanggil.
Drrt... drrt...
Sebuah pesan masuk membuatku menghentikan langkahku di ambang pintu.
Gio🐯
Jgn ngambek
Ada urusan tadi, lagi bahas
Soal turing.Me
Ya!Kan ngambek😪
Cepet jalannya, udh
Dipesenin makan iniHm
Tipes lo? 😒
Jgn ngambek syg ntar
Digodain buaya lhoLagi ngaca ya pak?
Kulangkahkan kakiku untuk melanjutkan perjalanan menuju kantin yang harus tertunda karena chat tidak berguna dari Gio.
"Ca, gabung sini yuk!" Ucap Fikri, teman geng Gio yang berbeda kelas dengan kami.
Aku mengangguk saja sambil menghampiri mereka. Gio terlihat anteng dengan sebuah Ipad di tangannya. Hingga tepukkan pada sisi kosong disampingnya, membuatku tersenyum kecil kemudian duduk di sampingnya.
"Ca, nanti sering-sering gabung lah. Sekalian nongkrong sama ciwi-ciwi," Ucap Fikri yang sejak tadi terlihat paling excited dengan kedatanganku.
"Biar apa coba?" Jawab Gio dengan satu alis terangkat, cowok itu sepertinya sedang ingin membuat temannya kesal.
Aku hanya diam sambil menahan tawa, aku sudah lumayan akrab dengan cewek-cewek yang ada di meja ini.
Mulai dari Dina, dia anak kelas 11 bahasa. Sudah terkenal akan prestasi dan pesonanya, bahkan sebelum menjadi pacar Reyhan yang menjabat sebagai ketua Hwarang. Aku bertemu dengannya di acara turing Hwarang yang diadakan di Puncak tahun lalu, kami kerap kali bercengkrama saat tidak sengaja berpapasan.
Selanjutnya ada Nana, siswi pintar dan salah satu anak ekskul cheers ini adalah pacar Fikri. Mereka sudah sangat lama berpacaran, mungkin sejak awal masuk SMA dan merupakan salah satu couple goals di sekolah ini. Dia super ramah dan friendly sehingga aku bisa dengan mudah akrab dengannya.
Lalu ada Vanessa, Bella dan Amela. Mereka bertiga termasuk dalam kategori kalem tapi asik untuk diajak berbincang. Aku kerap kali diajak untuk kumpul bersama, mungkin memang akhir-akhir ini agak jarang karena waktuku lebih banyak bersama Gio.
***
Annyeong!
Glad to be here again
I have just like take a break for a day because I was busy doing my assignment.Hope you guys still like this story
See you next update and don't forget to vote and coment.Love u Hwarang's

KAMU SEDANG MEMBACA
(HWARANG'S 5) FRIEND (REWRITE)
Fiksi RemajaDia bukan pria yang sangat sempurna, tapi cukup untuk membuatku bahagia. Dia manis, bawel, lucu dan sangat ekspresif. Dan semua itu memenuhi hari-hariku yang pasif. Kukira, mencintainya adalah sebuah kesalahan. Namun, seiring berjalannya waktu, ak...