"Hati yang hancur mungkin dapat disembuhkan. Hanya jika kamu memiliki kekuatan cinta yang besar,"
-DionTypo bertebaran gengs
Happy reading
"Lho, mau kenama Ca?" tanya Dion yang tidak sengaja berpapasan denganku di lobi.
Aku menggeleng, kuhapus airmataku. Jujur, aku bingung harus kemana karena memang orangtuaku sudah terlanjur percaya dengan perkataan Gio yang katanya mau bertanggung jawab atasku.
"Bisa bantu aku ga Ion?" tanyaku sambil menatapnya dengan tatapan memohonku.
"Bisa-bisa, kita ke mobil gue dulu. Gue tau lo lagi ngehindar dari Gio," jawabnya yang langsung kuangguki.
Aku berharap, Gio tidak lagi bisa bertemu denganku. Entah dengan cara yang bagaimana. Selain itu, aku juga berharap agar semuanya baik-baik saja hingga wisudaku nanti.
Suasana mobil Dion nampak hening. Aku memang cukup akrab dengannya, namun tetap saja rasanya sungguh canggung tanpa Gio di sini.
Dua bulan lalu, Dion sudah menikah dengan Sisi. Itulah informasi yang kudapatkan dari Gio, mereka memang belum menggelar resepsi pernikahan karena beberapa alasan tertentu. Cukup aneh memang, karena setahuku Sisi dan Dion tidak pernah terlihat dekat sebelumnya.
Pelukan hangat dari Sisi adalah hal pertama yang kudapatkan begitu memasuki rumah mewah milik mereka berdua. Aku tersenyum senang membalas pelukan cewek itu, jujur saja aku sangat membutuhkannya untuk saat ini. Oh ya, pernahkah aku berkata bahwa Sisi terasa familiar untukku? Kalau pernah, aku baru menemukan jawabannya sekarang. Sila, sosok teman SDku itu sangat mirip dengan Sisi. Mungkin, Sisi adalah versi dewasa dari teman kecilku itu.
Entahlah, aku hanya baru merasakannya saja.
"Kamu sama Caca yah di rumah. Aku mau ke Gio dulu, tadi ada janji mau bahas masalah kerjaan," ucap Dion sambil mengecup singkat kening Sisi.
Aku iri pada mereka. Itulah yang kurasakan saat ini, berharap bahwa Gio dan aku bisa seperti mereka adalah hal mustahil kesekian yang terus bersarang dalam pikiranku.
"Ca, sebenarnya aku mau minta maaf sama kamu," ucap Sisi yang mengalihkan tatapanku ke wanita dengan dress peach itu.
"Masalah obat perangsang di minuman itu? Aku ga permasalahin itu Si, justru aku sempat ngira itu cara takdir supaya aku dan Gio bisa bareng lagi. Tapi, kayaknya nggak deh. Kamu ga perlu ngerasa bersalah, aku udah lama kehilangan mahkotaku Si. Bahkan sebelum malam itu. Aku udah maafin kamu kok," jawabku sambil tersenyum lalu menggenggam tangannya.
"Bukan hanya soal itu Ca, tapi soal semuanya. Maaf karna udah ngancurin hidup lo sejak SMP, maaf udah jebak lo sama Tomi yang akhirnya bikin lo ga bisa bebas. Maaf karna masih bisa hidup dengan identitas palsu di sekitar lo. Maaf, maaf banget karna udah bikin semuanya rumit. Gue ga pernah punya niat untuk kejadian malam reuni itu, gue udah mau minta maaf ke lo sejak masuk SMA yang sama kayak lo, tapi rasa suka gue ke Gio bikin niat jahat itu kembali muncul. Gue benci semuanya, Ca. Gue benci diri gue yang nggak bisa ngapa-ngapain di saat lo menderita. Gue udah siap untuk semuanya Ca, gue siap lo pukul, lo benci bahkan lo masukin ke penjara. Tapi, please biarin gue perbaiki semuanya, biarin gue tanggungjawab dulu sebelum nerima semua hukumannya," jelas Sisi membuatku terkaget.
Sungguh aku bahkan sudah melupakan rentetan kejadian buruk yang menimpaku, bahkan sudah tidak ada lagi dendam dalam diriku atau rasa benci seperti dulu. Mungkin, aku sudah cukup dewasa untuk menyikapi semuanya, bahwa takdir turut campur tangan dengan semua kisah selama hidupku.
Kupeluk Sisi dengan erat, wanita itu sudah menangis dalam pelukanku, ia bahkan memintaku untuk menamparnya.
"Sil, aku udah maafin kamu. Sebelum kamu datang jadi Sisi pun aku udah lebih dulu maafin kamu. Jadi, tolong jangan kayak gini yah? Aku nunggu pertanggungjawabannya lho," ucapku yang membuat Sisi terkekeh di tengah tangisannya.
"Aish, dasar emang Nana paling pemaaf. Masih aja dimaafin. Tapi, aku mau kamu jangan pendam apapun yah, cerita aja ke aku. Aku janji bakal perbaiki semuanya dan bikin kamu bahagia lagi, pasti," jelas Sisi yang mengundang kekehanku.
***
Annyeong!!
Long time no see guys
Author harap, part ini ga membingungkan atau ambigu yah
Semoga kalian tetap suka dan jgn lupa buat vote dama komen yang banyak untuk next part
Love you and see yaa
Hwarang's
KAMU SEDANG MEMBACA
(HWARANG'S 5) FRIEND (REWRITE)
Ficção AdolescenteDia bukan pria yang sangat sempurna, tapi cukup untuk membuatku bahagia. Dia manis, bawel, lucu dan sangat ekspresif. Dan semua itu memenuhi hari-hariku yang pasif. Kukira, mencintainya adalah sebuah kesalahan. Namun, seiring berjalannya waktu, ak...