Prolog

222 55 0
                                    

Hai, nama ku Silvanna Aurelia.

Aku punya sepupu yang humble. Juga suka bercanda. Tapi ia cenderung irit berbicara.

Bertengkar dengannya adalah hari-hariku.

"Ekhem. Heh, jam sableng kamu dimana?! Enak aja ngomong sembarangan di komen. Maksud kamu apaan bilang begitu haa?! Awas aja yaa kamu pas pulang, aku bejek bejek, tuh, kepala kamu."

"Haduh, Sisi, kamu itu cantik, tapi sayang..."

"Sayang kenapa?"

"Cieee, manggil sayang. Gak apa apa kok sayang. Tunggu aja di Rumah yaa, aku akan segera pulang "

Azzam bicara sambil tertawa mengejek.

"Arrghhh, awas kamu yaa! "

Bukankah ia sangat menjengkelkan?

Tapi, kadang ia bersikap romantis. Semua sikapnya dapat meluluhkan hatiku. Hingga aku terjebak rasa dengannya

Perasaan itu muncul. Namun, takdir memisahkan kami. Sang takdir tak merestui kami.

Ia pergi.

Dear, Sepupuku...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Apakah aku harus berhenti menunggumu, atau aku harus bersabar lagi sedikit lebih lama?

Kita mungkin saling mencintai, tapi bukan 'tuk saling memiliki."

(Silvanna Aurelia)

Drama Sepupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang