Drama 08

64 41 0
                                    

Happy reading ♥️

-----------------------------------------------------------------

💦💦💦

. . . .

Saat malam menunjukkan pukul 21.00 Wib, aku melangkah keluar. Berdiri di halaman samping, merentangkan tangan dan menghirup udara segar malam. Rasanya aku ingin berteriak biar keadaan jadi ramai.

Tapi aku takut, ntar bisa bisa digebukin warga lagi.
Hadeh.

Perlahan kaki ku melangkah ke bangku taman.
Terdengar lirih seseorang menyanyikan lagu dengan petikan gitar.

Hemm... Kira kira siapa ya malam malam begini nyanyi. Kek kurang kerjaan deh. Noh, Sisi kasih kerjaan. Tolong carikan jodoh buat Sisi.

Jangan-jangan, mbak kukun lagi. Hiih.

Aku berjalan dengan mengendap endap. Awas aja kalau beneran Mbak kukun yaa. Sisi bacain doa makan entar. Eh.

Sesampai di  taman, aku melihat seseorang duduk membelakangi ku.

Fiuh. Untung bukan Mbak Kunti.
Ternyata yang menyanyi berondong ganteng gaess. Ekhem.

Dari sini aku bisa melihat siapa yang menyanyi tersebut. Dari punggung nya terlihat bahwa dia Azzam.

' Diantara beribu bintang, hanyalah kau yang paling terang.
Diantara beribu cinta, cuma kamu yang aku sayang '.

Masya Allah, gaess. Tuh suara apa marshmello, lembut bener. Mana liriknya syahdu lagi.

Aku masih berdiri mendengarkan Azzam hingga selesai menyanyi. Setelah selesai, aku perlahan melangkah menghampiri nya.

'Prok prok prok '

Aku bertepuk tangan atas prestasi dia dalam bernyanyi. Eh, kek lagi konser aja. Ah, pokoknya suara dia adem banget. Merasuk ke tulang sumsum.

"Ngapain kamu kesini, Si? "

Dia menoleh kearah ku.

"Yaa, gak apa apa sih. Tadi tuh aku jalan- jalan cari udara, terus denger orang nyanyi, ya udah deh aku kesini. Emang kenapa? Gak boleh ya?
Aku ganggu yaa? Ya udah aku masuk deh"

Belum sempat kaki ini melangkah, ia bersuara.

"Duduk"

"Tapi aku gak mau duduk, Zam. Aku mau masuk. Dingin."

Aku pura pura menggigil biar dikira dingin beneran. Sumpah! Males banget aku duduk berdua sama Azzam. Ada aura negatifnya. Hiih serem.

"Ini bukan permintaan, ini perintah!"

"What?! Ta-tapi, ini beneran dingin, Zam."

Tanpa menjawab Azzam langsung berdiri dan melepas hoody nya.
Mau ngapain dia? Gawat. Gak bisa di biarin nih.

"Kamu mau ngapain Zam?! Jangan aneh aneh ya! Aku tonjok muka kamu entar. Berani macem macem, bonyok tuh muka ganteng kamu."

Masih dengan mode diam, Azzam langsung memberikan hoody nya ke aku.

What?! Omaigaaattt! Ini beneran dia ngasih hoody nya ke aku. Ih so sweet banget, kek film Miskah. Eh, Milea, dodol.

Tapi segera ku hilangkan rasa kagum ini dari diriku. Takut kepedean si jam sableng.

"Ekhem"
Aku berdehem menetralkan detak jantung dalam dada yang berdetak lebih cepat.

"Gak usah sok kegeeran. Lagian aku gak minat sama cewek berdada rata."

Dih!

"Udah duduk"

Aku langsung duduk.

Dia sekilas menatapku. Setelah itu dia tertawa pelan. Aneh. Ntah apa yang lucu. Fiks stres.

Drama Sepupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang