Happy reading ♥️
-----------------------------------------------------------------
💦💦💦
. . .
Terlihat Sania ingin membalas tamparan ku. Namun, belum sempat ia menampar, diri ini limbung duluan. Terdengar teriakan Riri yang menggema, lalu disusul suara cemas Rafael. Sebelum mata ini benar benar tertutup, aku melihat Azzam berdiri di sudut Kantin.
Setelah itu, gelap.
.
.
.
.Aku membuka mata perlahan, aku berada di ruang UKS.
"Si, udah sadar? Apanya yang sakit?" Riri datang dengan panik sambil meraba pipiku.
"Nggak ada." Aku menjawab lirih.
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tak kutemukan orang yang kucari.
"Azzam mana, Ri?"
"Kak, Azzam ya dikelas nya, lah."
"Kalau Rafael?"
"Baru aja balik tadi ke kelas bareng Yoga, beberapa menit sebelum kamu sadar."
Aku mengangguk pelan. Dan teringat,
"Oh, ya. Siapa tadi yang gendong aku sampe sini?"
"Tadi kebetulan beberapa guru perempuan datang ke Kantin, terus liat kamu pingsan. Akhirnya kami bopong rame rame."
"Oh, syukurlah. Bukan laki-laki kan yang gendong?"
Riri menggeleng.
"Nih, buku kamu. Emang bener mereka yang nyuri." Riri mengembalikan buku Ku yang dicuri Sania.
"Emang bener dicuri? Motifnya apa?"
"Sepertinya biar kamu dihukum, kali." Riri menerka.
"Tapi aku salah apa sama dia, sampe dia dendam gitu."
"Ntahlah. Kan, dia memang aneh."
Kami saling terdiam beberapa menit.
Lagi, aku kembali bertanya
"Azzam nggak ada jenguk aku, gitu?"Bukannya menjawab Riri malah balik bertanya. "Emang kenapa, sih, nanya Kak Azzam terus?"
"Tadi, sebelum aku pingsan, aku lihat Azzam berdiri tak jauh dari kita."
"Emang, sih, tadi kak Azzam mau masuk ke UKS. Tapi dia balik lagi."
"Hmm."
Aku tak lagi memikirkan Azzam. Bikin pusing.
.
.
.
.Waktu pulang sekolah aku menunggu Riri di parkiran.
Kali ini, kami tak pulang bareng Azzam. Karena dia latihan basket.
Disaat aku tengah duduk menunggu, terdengar dua orang kakak kelas meributkan nilai mereka.
"Ih, aku dapat 50." Keluh salah seorang itu.
"Kamu, mah, masih mending. Lah, aku 40." Gerutu yang lainnya.
"Eh, tapi, kok, bisa Sania dapat 95. Biasanya kan dia paling mentok 70."
"Yeee, kamu nggak tau apa?"
"Enggak."
"Kan, dia dibantu Azzam."
"Oh, pantes."
Aku tak lagi mendengar percakapan mereka. Karena Riri datang dengan sepeda motor nya.
Riri mengendarai motor dengan kecepatan sedikit tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Sepupu [END]
Romance_ Kamu saling mencintai, tapi bukan 'tuk saling memiliki. _ •Begitu kata Sang Takdir Ini kisah Ku, kisah lika-liku cintaku yang mungkin berakhir luka. Dia yang tak pernah mau menatap, atau aku yang terlalu berharap? Tapi, aku berharap takdir merestu...