Drama 06

73 45 0
                                    

Happy reading ♥️

-----------------------------------------------------------------
💦💦💦

"Sepertinya, Azzam belum bisa pindah sampai minggu depan." Kata Ayah yang baru muncul dari ruang tengah kos kosan.

"Kenapa, Yah?"

"Atapnya banyak yang bocor."

"Ooh."

Akhirnya kami pulang gaess, capek juga ternyata. Walaupun aku cuma duduk sambil nungguin mereka beberes. Eh, bener, kan? Menunggu itu adalah hal yang melelahkan. Mau protes? No drop, no protes protes.

.
.
.
.

Saat asik membaca buku, Azam menghampiri ku.

"Si?"

"Hmm?"

"Sisi!"

"HMMM?!!!"

"SILVANNA AURELIA!!! "

"APA SIH, AZZAM. AZZAM RAVENDRA AL-FARIZQI !!!"

"Ups, santuy lah boss."
Senyum santui dia gaeess.

"Lah, kamu! Udah dijawab tapi masih aja manggil"

"Ooh, ku kira tadi latihan lagu nissa samyang. Hmmm hmmmm mmmmmm."

"Nggak. Aku lagi ngomong sama master limbad."

"Ooh"

Dia dengan santai nya mengangguk tanpa rasa salah udah buat aku kesal. Haissh, mau marah tapi... Untung sayang, eeh.

"Kenapa Azzam Muazzam Air zam zam?"
Kesal banget gaees.

"Ishh. Kok nama nya gitu sih, Si?"

"Lah, ngapa?"

"Nama saya, kan, nggak itu"

"Soalnya kamu bikin kesel."

"Kesel tapi ngangenin kan?"

"Au ah"

"Si?"

"Apa?!"

"Ishh jangan galak galak lah. Aku mau nanya."

"Nanya apa?"

"Kok nama kamu jadi sisi?"

"Kik nimi kimi jidi sisi?"
Aku mengikuti kata kata nya dengan menye menye.

"Udah, sekarang jawab. Gak usah menye menye. Cantik nggak, tambah kek bebek iya."

Tuh kan, mulutnya pedes kalau ngomong.

"Suka hati aku lah. Mau nama apa."

"Yeehh, gitu aja sensi. Pedes banget. PMS kali yaa"

"Apa kamu bilang?!"

"Gak kok, tadi ada cicak terbang"
Elaknya.

"GAJE"
Aku menanggapi nya jengkel.

"Au ah"
Kata Azzam sambil pergi berlalu.

"Lah, kok, malah dia yang ngambek. PMS kali yaa. Astaghfirullah. Cowok kok PMS." Aku tepuk jidat.

. . . .

Malam ini, aku gabut. Cuma dirumah, rebahan, scroll beranda. Mana status orang pada uwuw lagi. Kan, aku jadi nganan. Eh,ngiri.

Semua orang pada buat status valentine.
Ada yang dikasih cokelat lah, bunga lah, di apelin pacar lah. Lah, aku di-anggurin.

Tapi bersyukur juga sih, banyak juga kok  yang jomblo yang nasib nya sama kek aku.

Si jam sableng lagi dikamar. Eits, jam sableng adalah panggilan ku untuk Azzam. Sableng soalnya dia.

Selesai sholat maghrib, jam sableng ngurung diri di kamar.

Aku mulai membaca satu persatu status yang isinya nyindir valentine.

'Valentine bukan budaya kita, budaya kita tuh, "tunggu aku lamar kamu, tapi nikahnya ma orang lain."

Nah, aku kasih respon sedih donk yaa.

Ada juga yang gini...

'Valentine bukan budaya kita, budaya kita ditinggal pas lagi sayang sayange'.

Nah, yang ini gue bambang. Eh, bimbang maksudnya. Antara sedih, apa ngakak. Ya udah, aku kasih jempol aja.

Nah yang ini, nih, yang ngena banget.

'Valentine bukan budaya kita, budaya kita deket tapi gak jadian.'

Setuju.

Yang ini aku kasih love.

Nah, karna pada bikin kek begitu, aku ikut ikut donk. Begini nih bunyinya.

'Itu yang pada bikin status valentine, mending jadi pengantin.

Dari pada dikasih cokelat, mending di akad.'

Ngena banget kan. Haha.
Canda jomblo.

Banyak nih yang respon. Ada yang kasih, love, like, ada yang ngakak, ada juga yang sedih Mungkin dia lagi ngalamin kali ya.

Yang paling bikin herman. Eh, heran. Ada yang kasih emot marah. Lah, napa nih orang. Aku cek akun nya 'Azzam Al-Farizqi.'

Lah, ini kan nama akun jam sableng. Mending mundur, deh. Bisa berabe ladenin dia. Saat ingin keluar dari aplikasi berlogo huruh 'f'. Tiba tiba dia komen. Ya, aku baca dari pada penasaran.

Seketika mata  melotot parah. Hampir mau keluar.

Emang kurang kasih sayang nih orang. Eh, kurang ajar.

Masa dia komen gini.

'Ini nih, cewek. Serba salah memang ngadepin cewek. Jual mahal. Kemarin di ajak nikah, katanya jangan cepet cepet. Giliran gini, malah nyindir.'

Aku langsung  balas. Gak jelas nih, si jam sableng.

'Heh, maksud kamu apaan? Bilang begitu?'

'Ya, kamu apaan sih. Bikin status kek gini. Kemarin di ajak, katanya gak mau. Jangan cepet cepet. Giliran kek gini, bikin status nyindir. Kamu kenapa, hmm?'

Aku dah kehabisan kata kata sama si jam sableng. Minta dikasih pelajaran nih orang.

Belum sempat jempol ini mengetik, banyak banget komen yang bermunculan yang bikin aku naik darah.

'Masya Allah, kak. Tuh, dah ada calonnya. Gaskeun kak.'

'Fix idaman, kak. Langsung di ajak nikah.'

'Jangan sia sia-in kak. Ntar aku ambil loh.'

'Memang gitu yang namanya cewek bang, minta di peka-in.'

'Salut ma Bang Azzam nih. Dewasa banget.'

'Sweet deh bang Azzam'

'Ya Allah, sisain satu kek bang Azzam.'

'Aaaa meleleh adek bang'.

Iih, jijik lah aku liat komen begituan.
Mana mojokin aku lagi.

Aarghhh. Harus dikasih pelajaran tuh orang.

"Dug dug dug. Azzaaaaamm! BUKA PINTUNYA! APA APAAN KAMU BIKIN KOMEN BEGITU?! APA MAKSUD KAMU HAA?!!"

Gak ada pergerakan dari dalam kamar gaees.
Emang nih anak yaaa.
Awas kamu!

Ku ambil persiapan untuk mendobrak.
"1"

"2"

"3".

BRAKK

Setelah ku buka...

"AZZAAAMM?!"

To be continued...

Drama Sepupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang