Drama 16

52 33 0
                                    

Happy reading ♥️

-----------------------------------------------------------------

💦💦💦

. . .

Kelas yang semula ribut mendadak diam saat bu Fira datang. Mata pelajaran segera dimulai.

Bu Fira memerintahkan untuk mengumpulkan tugas Kimia.

Aku meraih tas dan mencari dimana buku itu berada. Tapi, setelah sekian lama ku cari tetep tidak ku temui.

Hah, dimana buku Ku?

Kok, nggak ada?

Perasaan aku masukkan tas, kok.

Duh, gawat.

Semua murid sudah mengumpulkan tugasnya.

"Buku kurang satu. Siapa yang belum mengumpulkan?" Bu Fira bertanya seraya mengintimidasi.

Kelas senyap.

"Ayo, siapa yang belum mengumpulkan?! Jujur. Kalau tidak, hukuman akan dua kali lipat." Bu Fira kembali mengancam.

Mau tak mau aku mengangkat tangan.

"Kamu beneran belum siap, Si?" Riri bertanya dengan berbisik.

"Udah, tapi lupa bukunya dimana." Aku menjawab tak kalah berbisik.

Seluruh murid saat ini menatap ku.

"Silvanna, maju ke depan."

Ritme detak jantung ku bertambah cepat. Nafasku ku terasa pendek. Seluruh tubuh gemetar. Please, jangan pingsan disini.

Aku berjalan perlahan kedepan kelas.

"Kenapa belum selesai?" Bu Fira bertanya.

"Sudah selesai, Bu. Tapi bukunya hilang."

"Bukan alasan. Sekarang kamu lari keliling lapangan dua putaran, lalu berdiri dibawah tiang bendera sampai mata pelajaran Ibu selesai."

"Tapi, Bu..."

"Tidak ada tapi-tapian. Sekarang."

"Baik, Bu." Lemes bestie.

Aku berjalan gontai keluar kelas. Menuju lapangan lalu mulai berlari.

Sekuat kuatnya aku, pasti lemah juga kalau suruh putarin lapangan, walau hanya dua putaran sekalipun.

Setelah dua putaran, aku mulai berdiri dibawah tiang bendera. Aku merasakan haus. Tapi nggak mungkin aku ke Kantin. Bisa double hukuman nya nanti.

Tiba-tiba sebotol air mineral tiba dihadapan ku. Seseorang tengah mengulurkan tangannya untuk membantuku.

Fiks, dia pangeran berkuda Ku.

"Rafael?"

"Nih." El kembali menyodorkan air mineral itu.

Aku mengambilnya dan langsung meminum nya.

"Terima kasih, El."

"Sama-sama. Ngomong-ngomong, kamu kenapa, kok, dihukum?"

"Nggak ngumpulin tugas." Aku menjawab sedih.

"Loh? Bukannya kemarin udah aku kirim jawabannya? Salah kirim atau gimana?"

Rafael terlihat panik.

"Haha, bukan. Udah, udah selesai, kok. Tapi bukunya hilang. Nggak tau kemana. Padahal aku yakin tadi malam udah aku masukin ke dalam tas. Dan tadi pagi juga udah aku periksa. Tapi ntah kenapa waktu mau dikumpulkan malah enggak ada."

Drama Sepupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang