Fav - Twenty Seven

3.6K 735 551
                                    

Pukul delapan malam, gadis yang seharusnya mengerjakan tugas rumah itu, memilih menjalankan aktivitas yang katanya berguna untuk meningkatkan memori dan memotivasi diri.

Ya, menonton para oppa dan ahjussi tampan di laptopnya.

Bedanya, kali ini ia tidak sendirian.

"Lebih ganteng dari Papa kan, Ma?" celetuk gadis yang sedang menyandarkan kepalanya di bahu sang mama.

"Lumayan," jawab Mama diakhiri kekehan kecil.

Sontak membuat Rayana menegakkan kepalanya. "Gong Yoo yang ganteng banget tajir melintir masih jomblo ini Mama bilang lumayan?!"

"Gantengan abang kamu lagi sih menurut Mama," lanjut sang mama setelah tergelak melihat respon anak bungsunya.

"Lisa Blackpink yang cantik banget kayak boneka aja doyannya Gong Yoo, Ma!" lanjut Rayana yang masih tak terima ahjussi tampannya disebut 'lumayan'.

"Jadi maksud kamu Mama yang nggak cantik kayak boneka ini nggak boleh bilang dia lumayan?"

" ... nggak gitu, Ma."

Mama terkekeh. "Ganteng atau cantik itu relatif, Aya. Kalo menurut kamu ganteng belum tentu menurut orang lain juga sama."

"Tapi Gong Yoo emang ganteng ...," ujar Rayana masih bersikukuh.

"Yaudah, ganteng."

"Nais!" serunya girang seraya menyandarkan kembali kepalanya di bahu Mama.

Sebelumnya, Rayana bingung harus mengobrol apa dengan Mama. Lebih tepatnya, ia takut obrolan mereka jatuhnya malah deep talk membahas masalah yang lalu-lalu.

Namun, setelah mengingat passion-nya menonton drama korea, sepertinya tak apa jika Mama ia jerumuskan juga. Konon katanya, melihat lelaki tampan memang lumayan berpengaruh untuk membuat pikiran lebih rileks.

"Ma, tau nggak? Bang Yuta kayaknya---"

"Apa? Gue kenapa?"

Rayana mendelik saat melihat sang kakak sudah berdiri menyandar di daun pintu.

"Kalo mau gosip itu pintunya ditutup dulu," lanjut Yuta setelah mencebikkan bibirnya.

Rayana memalingkan wajah tak acuh. "Bang Yuta kayaknya makin deket sama Rea, Ma."

"Heh! Netizen penyebar hoaks!"

Mama terkekeh. "Bener, Yut?"

"Nggak, Ma! Wah, mulut lo kurang asupan cabe ya, Dek? Perlu gue cabein?"

"Tuh, kan. Padahal kalo nggak bener, jawabnya nggak perlu panik gitu," cibir Rayana diakhiri senyum meledeknya.

Lelaki itu berdecak kesal. Melayangkan tatapan membunuhnya pada sang adik yang sudah terkekeh puas di sana.

"Udah sana, jangan ganggu drakor-time gue sama Mama," titah Rayana yang sudah kembali fokus pada layar laptopnya.

"Itu ada gofood dari mantan kesayangan."

"Beneran?"

"Bohongan."

Rayana mengangguk kecil.

"Beneran, lah! Lima detik lo nggak gerak, gue pastiin---"

Ucapannya terpotong saat melihat Rayana sudah grasak-grusuk bangkit dari kasur Mama.

"Mana?"

Yuta mendengus pelan. "Di meja makan."

Favorite | Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang