Bagian 8 (Sekiz)

173 96 9
                                    

"The meaning of life is to find your gift, the purpose of life is to give it away."
________

Anna melupakan Wildan. Sedangkan seharusnya ini adalah kesempatan menyaksikan respon dan ekspresi kakaknya itu melihat kedatangan Ray. Tapi entahlah, pikiran Anna malah tidak fokus.

"Kupikir kau tidak akan datang karena pekerjaanmu." Mr. Hazar menjabat tangan pria tinggi nan tampan itu. Dari gerak-geriknya, terlihat jelas jika mereka memiliki hubungan yang sangat baik.

"Saya tidak akan melewatkan pertemuan baik ini, Sir." Jawab Ray dengan senyum tipis, amat sangat tipis hingga Anna sendiri tidak yakin yang ia lihat benar atau tidak.

"Senang bertemu Anda juga, Mr. Osman."

Anna mengamati saksama cara pria itu membungkukkan badan, berbicara dekat dengan kakeknya yang kini tersenyum sambil menganggukkan kepala. Kakek juga mengenal orang ini?

Entah sihir memikat atau mungkin hanya rasa heran belaka, Anna benar-benar tak habis pikir dengan tampilan pria itu yang.. tetap memiliki aura kuat meski outfitnya tidak sesuai tema acara. Lihatlah, lagi lagi dia datang menggunakan jaket dan celana hitam panjang sampai mata kaki seperti biasanya. Padahal dresscode tamu pria adalah kemeja dan jas hitam. Bagaimana dia bisa masuk dengan mudah sedangkan ada penjaga di luar? Apa jangan-jangan dia juga putra dari dosen kampus ini?

Nilai plus-nya lagi, malam ini pria itu tidak memakai topi dan kacamata, rambut sedikit gondrongnya ia ikat kecil di belakang, alis tebal beserta mata hitam pekatnya kini terlihat lebih jelas. Dia terlihat sedikit rapi dari biasanya. Sedikit.

"Kenalkan, Ray. Dia cucu Mr. Osman. Kau mungkin sudah mengenalnya."

Anna merinding, ketika bola mata tajam pria itu memandangnya.

"Nice to meet you, Nona Key."

Wanita itu tidak menjawab. Damn! What wrong with my heartbeat?

"Apa?! Tunggu-tunggu.. Apa kau bernama Key, Nona?" Anna berganti memandang Pak Hazar, menggeleng kecil.

"Key- adalah nama pena saya, Sir."

Mr. Hazar terlihat terkejut bukan main. "Itu berarti Anda penulis muda dari Izmir itu? Buku berjudul 'Not Angel Person' itu karya Anda?"

Anna sedikit terkejut. "Apakah seorang seniman seperti Anda juga suka membaca buku?"

Tiba-tiba terdengar kekehan kecil dari Ray. Refleks Anna menoleh dan menemukan pria itu masih menatap dirinya.

"Jangan pikir buku hanya milik penulis saja, Nona.."

Tak hanya dia, kakek Osman yang sejak tadi mendengarkan percakapan pun ikut terkekeh lemah. Lalu diikuti Mr. Hazar yang juga tidak tertinggal menertawakan kepolosan Anna.

Sedangkan wanita itu dapat merasakan kedua pipinya menghangat. Antara malu atau mungkin karena hal lain.

Kini Mr. Hazar semakin tersenyum lebar, baru saja mengetahui siapa sebenarnya jurnalis di depannya ini. "Aku ingin kau layani wawancara Nona Key dengan baik, Ray. Jangan sia-siakan kerja sama dengan penulis besar ini."

Pria yang sedang meneguk minuman yang tersedia di meja, kini kembali memandangnya. "Tentu saja, Sir."

Entah mengapa tenggorokan Anna terasa kering. Seakan baru saja menelan rasa pahit yang amat sangat. Dia sangat tahu jika detik ini Ray sedang mengajaknya masuk ke dalam drama yang sedang ia mainkan. Dengan ini, fakta bahwa pria ini membenci Anna benar-benar tidak lagi bisa diragukan. Ekspresinya kentara sekali.

ANNA KEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang