"Proses kreatif adalah proses penyerahan, bukan pengendalian." - Julia Cameron
__________Setelah seseorang menepuk pipinya beberapa kali, Anna akhirnya terbangun. Dan kini ia sudah masuk mobil bersama Ray dan Hulya.
Ya, benar. Hulya lah yang membangunkannya, tanpa dosa menertawakannya yang malah ketiduran. Dia pasti tidak habis pikir, dan ini pertama kalinya dia menemukan seorang Anna Keyla tertidur di tempat yang tidak biasa.
Sudah pernah ia ceritakan bukan? Hulya salah satu anggota All Book yang cukup dekat dengannya. Dia bahkan nyaris lupa jika Hulya adalah bagian dari keluarga Ali. Selain status sebagai Leader dan asisten, sekarang mereka sudah bisa disebut sebagai keluarga dekat.
"Bagaimana kamu bisa ikut?" Anna melirik Hulya yang duduk di kursi belakang. Sebelum ini Ray memintanya duduk di bangku depan, bersamanya.
"Aku sudah menunggu Abla Key sejak tadi siang. Kebetulan aku sedang di rumah Paman Ali, ikut mempersiapkan banyak hal untuk menyambut kedatangan Abla. Tapi malah Ray Abi datang sendirian."
(Abi; 'Kakak laki-laki dalam bahasa Turki)
Anna menyimak Hulya saksama. Tak lama dari itu melirik Ray yang seperti biasanya, fokus menyetir tanpa ekspresi.
"Bukankah kita akan ke Izmir dulu?" Tanyanya pada laki-laki itu. Seingatnya, jalanan yang mereka lalui sekarang bukan arah menuju rumahnya.
"Semua keluargamu sudah berkumpul di rumahku." Dahi Anna mengerut mendengarnya. Rumahnya? Rumah keluarga Ali?
"Maksudnya?"
"Bibi yang meminta itu, Kak. Dia ingin kita semua berkumpul dan menyambut kalian bersama-sama." Jawab Hulya. Bibi yang dia maksud pastilah Umma alias Ny. Ali.
Anna kembali menoleh pada Ray yang kini tersenyum tipis tanpa menatapnya.Sebenarnya, Anna berniat memohon maaf atas semua kelakuan dan 'tingkah kabur-nya' kepada semua orang. Tidak hanya kepada sang ayah atau Wildan, tapi juga keluarga Ray sendiri. Dia ingin lebih banyak waktu meminta maaf. Tapi nyatanya, dia malah akan disambut? Dengan suka cita?
"Ya, Umma tidak akan membiarkan ada drama menangis atau meminta maaf lagi. Semua sudah selesai." Ucapan Ray enteng sekali. Seperti biasa, dia berlagak seolah bisa membaca apa yang sedang dia pikirkan.
"Lalu? Apa yang harus aku lakukan setelah ini?"
"Makan bersama."
"Maksudmu.. keluarga kita makan malam bersama-sama?" Mulutnya menganga usai melihat Ray mengangguk. Ya- ampun.. Akan se- canggung apa suasananya nanti? Bolehkah dia menghilang semalam ini saja?
"Apa Ayzaa akan ikut?" Usai bertemu tadi, Anna ingat jika wanita itu sempat meminta maaf tidak pulang malam ini, karena urusan pekerjaan.
"Tidak. Dia tidak bisa datang. Dia hanya menitip salam untuk ayahmu." Kompleks sudah. Entah apa yang akan terjadi di meja makan tanpa adanya wanita itu.
Sebenarnya, Anna juga pandai mencairkan suasana, tapi jika di depan dua keluarga ini, berhasilkah? Anna berdoa semoga Ray dapat bekerja sama dengannya nanti.
"Hei! Apa tidak ada salah satu dari kalian yang bertanya bagaimana kabarku?!"
Mendengar itu, Anna tertawa bersama Ray. Hulya pasti kesal dengan tingkah mereka yang malah mengabaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA KEYLA
Romance| SUDAH DITERBITKAN! | Bagi wanita sepertiku- Mahasiswa semester akhir yang berkeseharian menulis sebagai Passion dan Hoby, aku dituntut berpikir kritis dan memiliki logika matang. Oleh karenanya, jatuh cinta adalah satu-satunya perkara gila yang ta...