Bagian 7 (Yedi)

202 96 5
                                    

"The light will be bright in the dark.”
______


"Waah.." Wildan terpaku melihat banyak sekali makanan di atas meja makan. Tak habis pikir dengan banyaknya menu-menu yang terhitung berlebihan untuk rumah yang hanya berisi 3 pria dan satu wanita.

Baba mendorong kursi roda Kakek, turut mendekat. Melihat anak laki-lakinya berdiri mematung, mengamati Anna yang tengah meletakkan satu buah keranjang berisi buah-buahan.

Baba Syam, yang tak lain adalah ayah dari Anna dan Wildan, adalah seorang ketua Dinas pendidikan Izmir, Turkiye. Penghasilan jutaan Lira setiap bulan ditambah dengan pensiunan Hoca Kakek, berhasil menamatkan studi anak keturunan hingga ke jenjang akhir. Tak lupa juga, penghasilan bisnis yang digarap oleh istri dan putri sulungnya Vaya di Dubai dan beberapa negara tetangga, turut membantu kesuksesan perekonomian keluarga.

But, nothing's perfect, right? Meski keluarganya serba berkecukupan, tetap ada kekurangan-kekurangan yang jarang orang tahu. Seperti, saat hari raya atau hari-hari penting, keluarga mereka tidak pernah lengkap.

Ada saja sifat keluarganya yang tidak dia sukai, yaitu workaholic alias gila bekerja. Gila dalam artian sampai tidak memiliki waktu dengan keluarga sendiri.
Meski begitu, Anna tahu jika bisa saja dia pun mewarisi sifat tersebut mengingat seperti apa dia ketika berada dalam mode on. Bedanya, dia tidak separah sang ibu yang sampai tidak pulang bahkan ketika tahun lalu nenek meninggal.

Kakak perempuannya, Vaya, pun tidak jauh berbeda dari sang ibu. Dia hanya sempat mengirim pesan duka cita, lalu membahas uang jutaan yang telah ia kirimkan untuk rumah sakit dan pemakaman.

Anna menghela napas dalam-dalam.
Kenapa orang-orang begitu mengagungkan uang? Seolah-olah semua yang ada di dunia ini bisa ditaklukan dengan benda itu? Apakah Anna yang ternyata terlalu dungu sampai tidak memahami semua itu?

"Kau.. memasak semua ini? Sendirian?" Pertanyaan pertama Wildan pagi ini.

"Tentu saja. Siapa lagi?" Jawab Anna sambil mencuci tangan. "Kakek, aku sudah buat Doner untukmu. Seperti biasa, tanpa daging."

Doner adalah makanan sejenis kebab Turki berisi daging ayam, domba atau sapi. Biasanya disajikan dengan sayuran, rempah-rempah dan yogurt bawang putih. Kakek mereka memang sudah sangat sepuh dan tidak diperkenankan memakan daging, sebab hipertemia-nya yang sudah berjalan 15 tahun ini.

"Aku juga sudah buat Roti Canai kesukaan Baba." Anna tersenyum pada ayahnya.

"Terima kasih, Princess. Kamu selalu yang terbaik." Pria berusia 40 tahun itu balas tersenyum. Mulai menikmati sarapan buatan putri bungsunya.

Wildan menarik kursi. "Di mana makanan kesukaanku?"

"Untuk pria berambut gembel, berkacamata idiot, selalu pakai kaos tidur saat sarapan, makan seadanya saja. Jangan banyak protes." Baba dan Kakek tertawa kecil mendengar itu.

"Kau.." Wildan melotot dari seberang meja. "Sebenarnya punya dendam apa padaku, hah?!"

"Sudah.. Sudah. Ini hari special Kakek kalian. Jangan bertengkar di depannya." Ayah dari Tom and Jerry jadi-jadian itu menengahi kelakuan kedua anaknya yang selalu saja tidak berubah.

"Hari special?" Dahi Wildan mengerut.

"Cucu macam apa kau ini? Ulang tahun Kakek saja tidak tahu?"

"Hari ini?! Benarkah?"

"Kau.. sungguh menyedihkan." Celetuk Anna di tengah-tengah makannya.

"APA KAU BILANG?!!" Wildan berdiri.

ANNA KEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang