Bagian 15 (On Beş)

154 73 8
                                    

"Dunia selalu tampak lebih cerah ketika kamu baru saja membuat sesuatu yang sebelumnya tidak ada." - Neil Gaiman
__________

"Jadi bagaimana menurutmu, Hulya?"

"Sejauh ini sudah bagus. Viewers kita meningkat pesat setelah All Book menyinggung Pelukis Bilgin Hazar."

Anna mengangguk. Dia menerima sebuah Ipad diberikan Hulya padanya. "Lalu apa ini?"

Bukannya menjawab, kali ini wajah Hulya malah semakin terlihat antusias dan juga girang bukan main.

Hulya mahasiswa semester 3 Universitas Asary, Izmir. Dia menjadi bagian dari tim All Book di usianya yang masih terbilang muda. Meski awalnya sering teledor dan melakukan beberapa kesalahan, semua itu berhasil ia ubah menjadi lebih baik. Entah itu sengaja atau memang terlihat dari potensi, dia seakan mendapat sebuah tamparan keras "Semakin besar kamu dibutuhkan orang lain, semakin tinggi pula tuntutan untukmu untuk jadi lebih baik."

Saat ini mereka berdua sedang berada di rumah Anna di pedesaan Sirince. Rumah tak terlalu megah namun cukup menenangkan untuk kesan kunjungan pertama Hulya.

Anna sedang menelusuri layar Ipad-nya dengan mimik serius, mulai membaca satu persatu email dan mengecek presentase komunitas dua minggu ini.

Setelah beberapa waktu berlalu cukup singkat, tak ia sangka akan ada banyak sekali lontaran pujian dan antusiasme Netizen mengenai kata 'Seniman Turkiye' dan 'Pelukis bergengsi' yang dia unggah. Ada beberapa email dari dinas pemberitaan dan komunikasi yang memberi tawaran luar biasa kepadanya. Bahkan ada yang menawarkan Anna bekerja sama dengan jaring Radio FM dan televisi nasional Turkiye.

"Wow, aku terkejut kamu pintar dalam urusan seperti ini." Anna menaikkan satu alis. Tersenyum tipis .

"Terima kasih, Abla." Balas Hulya tersenyum. "Banyak kalangan tim Jurnalis lain yang tertarik dengan ide dan gagasan Abla dalam tulisan itu. Bukankah ini kesempatan bagus?"

"Kapan kita mendapat pesan ini?" Tanya Anna penasaran.

"Semua terkumpul satu hari setelah Abla menulis tentang Mr. Hazar. Berita ini juga sudah sampai ke departemen lain. Mereka juga ingin ikut bekerja sama."

"Deadline-nya?"

"Untuk dinas berita, ditunggu sampai 3 hari ke depan."

Mendengar tenggat waktu, Anna menghela napas. "Oh tidak-tidak. Itu tidak bisa kita lakukan."

Hulya terkejut. Tak menyangka wanita di depannya ini malah menolaknya.

"Selain meningkatkan viewers berita, tujuan kita adalah untuk mengembalikan teman-teman kita yang pergi. Aku tidak bisa menerima tawaran itu jika mereka belum kembali."

"Tapi ini sangat bagus untuk jadi peluangmu, Kak." Hulya berusaha memberikan dorongan lebih kuat. "Jika nama Abla bersama mereka, kita akan semakin diakui. All book pasti semakin besar dan dikenal masyarakat."

"Itu tergantung bagaimana konteks dinas mempekerjakanku." Jawab Anna sambil meletakkan Ipad di meja. "Secara spesifik, ini memang peluang dan kesempatan besar untukku, tapi tidak untuk All Book."
Mendengar itu, Hulya terdiam.

"Hanya 30 persen kemungkinan mereka mengizinkan nama komunitas kita disorot. Dinas adalah milik pemerintah kota, kita tidak bisa meminta banyak."

ANNA KEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang