"Your future needs you. Your past doesn't."
_________
"Hahaha bukan Abla, bukan.."
Anna mengerutkan alis mendengar tawa Hulya dari seberang telepon.
"Aku memang berasal dari keluarga dalam artikel itu, tapi ibuku bukan istri dari Mr. Ali. Ibuku adalah sepupunya."
"Jadi.. apa kalian satu rumah?"
"Sejak kecil kami dibesarkan di rumah yang sama, tapi sejak Nenek buyut kami meninggal, kami berpisah rumah. Kebetulan Baba berasal dari Izmir, jadi kami tinggal di sini, sampai sekarang. "
"Jadi begitu ya.."
"Ada apa Abla? Ada yang perlu saya bantu?"
"Hm.. Ini bukan hal penting, tapi mungkin aku akan sering bertanya beberapa hal tentang keluarga Ali. Apa aku menganggumu?"
"Tidak Abla, tentu saja tidak. Anda boleh bertanya apa saja, selama saya mampu menjawabnya."
Anna tersenyum. "Tessekurler."
Setelah mendapat Share Location dari Hulya, Anna menutup layar Hp dan meletakannya ke kasur. Kembali merebahkan diri dengan pikiran yang masih saja bergentayangan ke sana ke mari. Kata-kata dan cerita Kakek tentang pendiri kedua All Book benar-benar mengejutkannya.
Anna benar-benar butuh pengalihan. Haruskah dia pergi jalan-jalan? Atau menelepon sahabatnya? Atau pergi ke kafe membeli kopi?
Mengingat Lokasi rumah keluarga Ali tadi, dia teringat dua hal penting yang harus dia kunjungi.
Pertama; Panti Asuhan, dan yang kedua; Gadis kecil menggemaskan yang selalu menunggunya datang, bernama.. Maryam.
***Entah beberapa menit Anna menatap bangunan Panti. Duduk di kursi halte cukup lama, menetralkan semua yang sedang ia rasakan. Dia ingin mendinginkan pikiran dari semua hal yang mengganggu batinnya akhir-akhir ini.
Entah mengapa rasanya dia sedang bercermin di panti itu, atau mungkin sebenarnya dia ingin menampar dirinya sendiri.
Apa benar dia wanita yang tidak tahu diri? Apa benar dia tidak bersyukur atas apa yang ia punya? Sejak dulu, Anna tidak pernah tahu apa yang ia rasakan mengingat tentang Anne-nya. Mengingat tentang kesalahan ibunya.
Sejak saat itu pula, Anna selalu memiliki pertanyaan dalam hidupnya; tentang apa itu rindu? Dan apa itu rasa bersalah? Kenapa orang-orang amat sulit mengakui kedua hal itu agar semuanya dapat segera dimengerti?
Anna tahu jika sang ibu telah menghilangkan nyawa seorang manusia. Seharusnya mudah kebencian itu menggerogoti hatinya. Namun, andai semua orang tahu apa yang paling menyebalkan? Yakni ketika seluruh kebenciannya porak poranda saat ia mendengar; 'Jangan membencinya, Anna. Dia tetaplah ibu yang melahirkan kita.'
Suara-suara Vaya dan Wildan terus terngiang dalam benak, seakan semakin memperjelas apa yang sedang bergelut dalam pikiran dan juga hatinya. Perasaan ini adalah perasaan ketika engkau membenci sesuatu, namun dalam waktu bersamaan juga ingin meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA KEYLA
Romansa| SUDAH DITERBITKAN! | Bagi wanita sepertiku- Mahasiswa semester akhir yang berkeseharian menulis sebagai Passion dan Hoby, aku dituntut berpikir kritis dan memiliki logika matang. Oleh karenanya, jatuh cinta adalah satu-satunya perkara gila yang ta...