"Seni harus menjadi sesuatu yang membebaskan jiwamu, memancing imajinasi, dan mendorong orang untuk melangkah lebih jauh." - Keith Haring
__________Wanita dengan untaian mukena itu duduk bersimpuh. Kedua mata abu-abunya menatap satu kaligrafi kayu bertuliskan 'Allah' tepat di arah kiblat, arah sujudnya selama ini. Kini ia terdiam lama. Bibirnya tidak bicara apapun sejak salam terakhir.
Anna sadar jika dia tidak sepenuhnya kehilangan kekuatan. Dia masih memiliki satu. Dan itu adalah Tuhannya.
Dia tahu Allah bukan hanya kekuatan, tapi sekaligus adalah kelemahan terbesarnya. Dia tahu siapa yang memberinya udara penuh derita ini. Dia tahu siapa yang memberinya hati dan mata yang selama ini menangis dan berteriak meminta tolong. Dia tahu siapa penulis semua cerita menyedihkan dalam hidupnya.
Kenapa? Kenapa sudah sejauh ini Anna tetap tidak bisa pergi? Atau setidaknya berusaha melupakan Tuhan seperti kebanyakan manusia amatir di luar sana? Mati bunuh diri?
Ya, karena ia tidak bisa. Sebesar apapun Tuhan menghancurkannya sekalipun, dia tidak pernah bisa pergi dari kepercayaannya bahwa tiada jalan kembali yang benar selain menuju-Nya.
Segelap apapun ia disesatkan, tiada terang yang lebih dibutuhkan manusia selain cahaya milik-Nya.
Anna percaya meski nanti dia berakhir mati, selama ia memiliki Allah, semua akan membaik. Dia akan melakukan apapun yang bisa ia lakukan asal bukan bunuh diri.
Ini sudah hari ke-5 sejak malam di mana ia tahu kebenaran pernikahannya. Dan Anna masih saja mengurung diri di kamar, keluar hanya untuk minum dan berwudhu.
Sesekali ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Dia sudah terlalu lelah bertanya, mengumpat dan menduga-duga. Dia sudah lelah marah-marah kepada Ray, meski keinginannya memukul pria itu sesekali muncul tiba-tiba, mengingat semua penjelasannya yang terdengar menyebalkan malam itu.
Pernikahan dan kehidupan baru.
Mungkin bagi orang kebanyakan, menikah adalah jalan keluar seseorang dari permasalahan hidupnya. Berawal dari satu orang yang serba sendiri, lalu memiliki satu teman hidup sepanjang masa. Pernikahan merupakan rizeki, bukankah begitu?
Menikah adalah tujuan panjang yang bisa menjadi surga bagi mereka yang saling mencintai dan menginginkan. Kebahagiaan hakiki dipersembahkan bagi mereka yang bersatu untuk visi dan misi yang sama-sama membawa pada perubahan yang baik. Di luar itu, jangan mengira pernikahan sesederhana cinta atau sapaan 'Selamat Pagi' setiap hari.
Lalu pertanyaannya, apakah Ray memiliki visi dan misi yang sama dengannya?
Entahlah. Sejujurnya Anna masih belum mengerti secara menyeluruh tujuan pria itu menikahinya. Karena dia tahu Ray bukan tipe laki-laki yang mau tunduk begitu saja oleh permintaan orang-orang seperti keluarganya. Namun, semua ini sudah terjadi di luar nalar dan dugaannya.
Anna sudah terlalu malas untuk bertanya-tanya.Bagi seorang anak bungsu sekaligus memiliki keluarga yang memiliki segudang perbedaan dengan masyarakat pada umumnya, pernikahan adalah hal yang rumit. Itulah mengapa perjodohan atau berbagai jenis yang menyangkut tentang menikah adalah topik sensitif yang jarang sekali dia bahas. Ketika Anna menyadari jika ia jatuh cinta untuk pertama kalinya sekalipun, dia tidak terpikirkan soal menikah.
Kenangan Ray baginya terlalu buruk, untuk ia kenang atau ia angkat sebagai sebuah kisah di lembaran buku-buku hidupnya.
Dan sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA KEYLA
Romance| SUDAH DITERBITKAN! | Bagi wanita sepertiku- Mahasiswa semester akhir yang berkeseharian menulis sebagai Passion dan Hoby, aku dituntut berpikir kritis dan memiliki logika matang. Oleh karenanya, jatuh cinta adalah satu-satunya perkara gila yang ta...