Bagian 11 (On Bir)

150 80 0
                                    

"Not Angel Person."
________

Sejak kecil, Anna memiliki satu buah kepercayaan besar bahwa "Rasa cinta pada seorang ibu, adalah keindahan yang begitu menakjubkan."

Seperti halnya semua orang yang tahu kisah di masa nabi, ketika ada sahabat yang bertanya kepada Rasulullah, lalu ia lebih dulu menyebut kata 'Ibu' hingga 3 kali sebelum 'Ayah'. Sungguh kekuatan yang besar dua manusia ini dalam mengemban amanah Tuhan, sungguh gemilangnya peran dua orang ini bagi kehidupan.

Anna sangat ingat bagaimana dulu senyumnya terukir setiap menyambut Anne-nya pulang seusai bekerja. Dia ingat betapa bahagia dia ketika ibunya itu pulang membawa hadiah boneka atau makanan kesukaannya. Merasakan kecupan manis dan pelukan hangat seorang malaikat mulia yang begitu mencintainya setiap malam. Kebanggan itu terasa semakin membumbung tinggi ketika Anna sadar, bahwa ia mewarisi mata abu-abu cantik Anne-nya.

She is angel, right? Begitulah keyakinannya setiap dia menatap wajah sang ibu. Dia sangat ingin mempertahankan kepercayaan itu hingga kapanpun tanpa terbatas waktu. Tidak ada perasaan curiga baginya meski ibunya dulu seorang model terkenal di Izmir yang muncul di majalah-majalah mingguan.

Namun, haruskah dia menyalahkan waktu? Haruskah dia mengeluh tentang 'mengapa dia harus tumbuh? Berkembang? Lalu dewasa?' Tak tahukah bahwa fase itu sungguh menyebalkan ketika dia tak lagi bisa mempertahankan rasa percaya?

Entah bagaimana atau mungkin memang sudah seharusnya, Anna tahu jika setiap malam, Baba tidak pernah sekalipun ikut tidur bersama Anne. Ayahnya itu selalu tidur di lain kamar menemani Wildan atau kakak perempuannya- Vaya tanpa alasan yang belum Anna ketahui saat itu.
Anna sekuat mungkin bertahan, dia masih dengan lugu menyalahkan kelakuan Baba yang tidak seperti harapannya. Dia tidak menyukai ayahnya yang dulu nyaris tiap hari adu mulut dengan Anne yang baginya masih menjadi ibu terbaik yang pernah ada.

Setelah sekian lama belajar menulis, selama itu pula Anna tahu jika ternyata hubungan renggang Baba dan Anne bermula sejak dulu mereka terikat perjodohan. Kedua orang tua dari 3 bersaudara itu menikah karena dijodohkan sang Kakek. Dari sini lah mengapa Anna tidak menyukai kata perjodohan dan bertekad takkan ingin meniru jalan itu.

Ketidak-sukaannya pada hubungan 'retak' itu berjalan wajar hingga usianya menginjak 10 tahun, dia mengetahui fakta lain bahwa presepsi dan ekspektasi setiap orang bisa saja salah. Harapan yang telah ia pendam bertahun-tahun lamanya berubah menjadi rasa sakit luar biasa saat ia tahu bahwa Anne-nya yang ternyata seorang..

Narapidana.

Ya. Julukan bagi orang yang dihukum penjara.

Ibu yang ia kira seorang malaikat itu ternyata memiliki masa lalu kelam yang amat sulit dia terima kenyataannya.
Anne di penjara karena menabrak seseorang hingga meregang nyawa. Kecelakaan mengerikan itu terjadi saat Anna masih dalam kandungan.

Dan tahukah apa yang membuat semuanya lebih buruk? Ketika Anna tahu jika ibunya menjadi narapidana hanya beberapa hari saja karena faktor hamil tua. Dan tentu saja terbantu oleh pengacara hebat milik keluarga kaya raya Anne yang mampu membelanya di persidangan. Sedangkan korban yang seorang wanita sebatang kara itu tidak memiliki keluarga. Tidak ada satupun pihak yang protes atas ketidak-adilan itu.
Dan Baba hanya bisa diam. Tidak protes atau membela siapapun. Yang dia pikirkan hanyalah keadaan anaknya yang tidak akan baik-baik saja jika sampai lahir di sel penjara. Kakek juga tidak bisa berbuat banyak.

ANNA KEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang