Bagian 9 (Dokuz)

157 90 10
                                    

"Kita selalu berpikir bahwa cara terbaik untuk mengenal Tuhan adalah dengan mencintai banyak hal.” –Vincent van Gogh
________

Setelah selesai menjenguk Maryam, Anna menunggu kedatangan Ray di gerbang kampus Ankara.

Dia kembali mengaktifkan ponselnya yang sejak pagi mati. Seperti biasa, muncul banyak sekali pesan dan notifikasi panggilan tak terjawab dari Wildan.
Masa bodoh untuk laki-laki itu. Pasti sekarang dia sedang mengomel tidak jelas karena dia pergi tanpa izin.

Anna hanya memilih menggerakkan jari membalas pesan dan email dari Hulya. Anak itu bertanya apakah dia perlu ke kantor hari ini. Anna menjawab; 'Tidak perlu. Kita aktif minggu depan."

Anna melihat sekeliling, kedua matanya langsung disuguhkan dengan banyak kendaraan dan sepeda-sepeda milik mahasiswa yang terparkir rapi. Anggap saja ia sedikit paham beberapa bangunan di kampus besar dimana kakeknya mengajar dulu itu. Dia akui memang, universitas ini lebih megah dari pada universitasnya. Kemarin dia hanya melihat sekilas karena di malam hari. Jika siang hari begini, Ankara Universitesi benar-benar keren.

Anna diam sejenak, beralih mengamati air mancur di tengah-tengah halaman kampus, di sana terdapat keramik berbentuk segi empat berwarna kecoklatan. Perhatiannya tertuju pada tulisan di tengah-tengahnya yang berbunyi "Renklerimizde, dillerimizle, kültürlerimizle, biz bir olduk, biz kardes olduk." - Dengan warna-warna kita, dengan bahasa-bahasa kita, dengan budaya-budaya kita, kita satu, kita bersaudara.

Sejak beberapa tahun terakhir, semboyan itu digunakan sebagai proyek pembangunan dan persaudaraan antarpelajar dari berbagai negara yang menempuh pendidikan di Turkiye.

Berdasarkan data penyelenggara acara tahunan ögrenci bulusmasi, kurang lebih pelajar asing dari 203 negara menempuh pendidikan di Turkiye. Ribuan dari mereka tersebar di berbagai kota-kota besar, sangat menjadi potensi yang sangat berharga bagi negeri ini.

Tiba-tiba ia teringat dengan satu buah buku sejarah milik Kakeknya yang pernah ia baca di perpustakaan rumah. Dalam buku itu, semboyan persatuan Turkiye itu juga dimiliki oleh beberapa negara di dunia, tentu dengan bahasa berbeda dan memiliki nama lain. Salah satunya di Indonesia, di sana semboyan mereka disebut-sebut sebagai 'Bhinneka tunggal ika'.

Indonesia, ya?

Selama separuh hidupnya bersama buku-buku, tentu saja berbagai sejarah negara sudah pernah ia baca. Dan Indonesia, adalah salah satu negara dengan sistem republik yang amat sangat menarik untuk diperbincangkan. Apalagi soal keindahan alam dan gugusan pulaunya.

Tapi, saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas negara dengan pemilik agama islam terbesar di dunia itu. Mungkin lain kali.

Anna tercekat kaget. Pria yang tadi ia tunggu sudah sampai dan malah sedang bersandar di tembok gerbang tak jauh dari sisinya. Dia menatap ke arah lain dengan gaya khas, tangannya berada di saku jaket.

Menatap Anna sekilas, pria itu berjalan ke arah utara gerbang. Meski tidak mengeluarkan suara sedikitpun, wanita itu paham dengan titah tersirat Ray agar segera mengikuti langkahnya.

"Apa rumah Anda dekat dari daerah ini?" Wanita itu berusaha mengisi keheningan sembari terus menyesuaikan langkah lebar Ray di depannya. "Bukan apa-apa, saya hanya heran karena Anda tidak membawa kendaraan apapun."

ANNA KEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang