Chapter 11

3.9K 486 109
                                    

[Jangan lupa vote ya 😊 😊]


Trigger warning : violence, kidnapping, coercion, slight manipulation, victim blaming


<<Plaything>>


(Name) tertegun. Bibirnya terlalu kelu untuk berkata-kata. Yang berfungsi di tubuhnya saat ini ialah matanya yang melirik Ran dengan risau.

Melihat hal itu Ran hanya tersenyum miring. Seluruh reaksi ketakutan yang ada di tubuh (Name) membuat Ran sangat menikmatinya. Mulai dari tubuh wanita itu yang berguncang karena suara napasnya yang mencepat, suhu dingin wanita itu yang Ran rasakan saat menabrak kulitnya, serta bibirnya yang dikerucutkan menahan tangis. Semua tidak luput dari pandangan mata Ran.

Ran merasa telah mengendalikan (Name) saat ini.

"Identitasku itu krusial. Jika seseorang mengetahui ku, mereka harus dibunuh." Ran menjauhkan pistol yang ada di dagu (Name) dan berbisik, "Jadi kau sedang dalam masalah."

"Jadi..." (Name) berhenti sejenak, bibirnya terlalu berat untuk menyelesaikan kalimatnya. "Kau... kau ingin membunuhku?"

Ran mengangguk dan bersedekap santai. "Ya. Seharusnya begitu."

Tidak ada respon. Tubuh (Name) terlalu mati rasa untuk merespon. Sekali lagi (Name) hanya menatapi Ran dengan wajah dan mata yang risau. Melihat hal itu Ran hanya menaikkan sudut bibirnya merasa puas.

"Eh? Kau tidak ingin mati?" Tanya Ran menirukan raut gelisah (Name) seolah mengejek dan tersenyum manis menatap (Name). "Kalau begitu jadilah wanitaku."

Mata gelap (Name) menyipit samar. "Apa?"

"Pilihannya antara kau mati atau kau jadi wanita ku." Ulang Ran masih tersenyum manis menatap (Name).

Kalimat yang keluar dari Ran hanya membuat (Name) semakin bingung sehingga yang hanya bisa (Name) lakukan saat ini mengerutkan dahi dan membuat mulutnya menganga tak percaya, membuat Ran menghela napas frustasi.

Ia mengaruk pelipisnya dengan pistol yang ia genggam. "Ini tidak akan berhasil."

(Name) semakin mengerutkan dahinya bingung. "Huh?"

"Aku harus membuatmu tidak sadarkan diri." Ungkap Ran menatap (Name) datar.

Sedetik kemudian, hal yang dilakukan Ran sungguh di luar dugaan (Name). Ran mengangkat tangannya memukul kencang kepala (Name) secara cepat dan tiba-tiba dengan belakang pistol miliknya. Membuat (Name) tidak bisa bereaksi karena waktu serasa begitu cepat berjalan bagi (Name). Terakhir yang wanita itu tahu, ia telah tersungkur di tanah dengan tubuh yang lemas. Dan yang ia rasakan sebelum pandangannya mengabur ialah, cairan merah mengalir dari kepalanya menetes melewati rahang dan lehernya.

Lalu pandangannya mengabur dan matanya semakin berat. Sebelum matanya menutup sepenuhnya, yang ia pikirkan terakhir kali ialah, ya, aku telah mati.


****


(Name) terbangun dan matanya membuka perlahan mencoba menyesuaikan diri dari kecerahan mendadak. Ia mendapati langit-langit putih yang pertama telihat jelas di penglihatannya.

Sedetik kemudian, ia bergumam pelan, "Huh? Apakah ini surga atau neraka?"

"Pfft—" seseorang tiba-tiba mengeluarkan suara setengah mendengus setengah tertawa.

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang