Chapter 14

4K 523 141
                                    

[Jangan lupa vote ya 😊 😊]

Chapter ini agak panjang, semoga nggak bosen ya bacanya 😊


Trigger warning : Mention of self harm, mention of suicide


<<Closer>>


Disebuah ruangan yang gelap, langit malam mengintip dari balik jendela bersinar dengan lampu-lampu kota yang terang. (Name) membaluti dirinya dengan selimut yang tebal dan berbaring di ranjang yang empuk berharap untuk terlelap.

(Name) memejamkan mata nya berusaha untuk tidur. Ia mengganti posisi tidur nya berkali-kali untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Tapi nihil. (Name) rasa sudah beberapa jam berlalu tapi pikirannya masih berkeliaran dimana-mana, tidak membiarkannya istirahat.

Akhirnya wanita itu membuka matanya dan mendudukkan dirinya. Melihat beker di sampingnya menunjuk pukul dua lewat, (Name) menghela napasnya frustasi. Menekuk lututnya dan menenggelamkan kepalanya di sana. Malam dan malam telah berlalu dan ia masih selalu terjaga.

Beberapa saat, (Name) mengangkat kepalanya dan terdiam sejenak teringat sesuatu.

"Mari menulis saja." Gumam (Name) beranjak dari ranjangnya ke meja dan menggambil laptopnya di laci.

(Name) membuka laptop dan menyalakannya. Menyelesaikan naskah nya yang belum selesai mengingat besok ia akan ke kantor barunya yang ada di Tokyo. Sebelum (Name) menyibukkan tangannya di keyboard laptop, (Name) teringat sesuatu. Ia selalu menyimpan ide tulisannya di note ponsel miliknya.

(Name) membuka ponselnya dan mengernyitkan dahi baru menyadari itu bukan ponsel lamanya. "Apa ini? Ini bukan ponsel ku."

Astaga. Bagaimana ia bisa lupa? (Name) berdiri dengan panik dengan pikiran kalut. Masalahnya, semua ide menulis hampir ia tuliskan di note ponselnya. Dan ide tidak datang dua kali.

(Name) mencari-cari di sekitar ruangan dengan frustasi. Semua barang lama yang berada di apartemennya sudah di pindahkan oleh Ran. Jadi ia pikir itu temasuk ponselnya juga.

"Mana ponselku?" (Name) mengacak-ngacak rambutnya dan berdiri frustasi. "Coba ingat. Coba ingatlah."

Dimana terakhir kali ia melihat ponselnya?

Ah, matanya melebar seakan teringat sesuatu. Waktu Ran mengunjunginya di Kyoto terakhir kali dan ponsel itu berada di dalam tas (Name). Ia mencari tas nya di sekeliling ruangan tapi ia tak melihat tas miliknya terlihat sedikit pun.

(Name) menghembuskan napas frustasi. Ia terdiam sejenak. sebelum akhirnya ia berjalan keluar kamar untuk menemui Ran.

(Name) berjalan ke ruang tamu dan menghampiri Ran yang juga belum tidur dan sedang mengobrol dengan beberapa rekannya yang ia lihat tempo hari.

Tentu saja ada wanita-wanita berpakaian minim juga menemani dan duduk dipangkuan para pria itu, namun kali ini tidak ada wanita yang duduk di pangkuan Ran. Tetap saja itu membuatnya sedikit jengkel. Tetapi (Name) buru-buru mengesampingkan perasaannya karena bukan itu yang ingin ia risaukan sekarang.

"Aku ingin berbicara padamu." Ujar (Name) tanpa basa-basi, melihat Ran duduk di sofa seperti biasa dengan beberapa temannya yang sedang mabuk-mabukan.

"Apa? Bicara disini saja." Respon Ran santai.

(Name) memandang berkeliling. Ran juga mengikuti arah pandang wanita itu dan terkejut menyadari bahwa ia sudah lupa bahwa mereka tidak hanya berdua saja di ruang tamu. Perhatian rekan-rekan Ran kini tertuju pada (Name) dan Ran. Menunggu dan melihat apa yang terjadi pada mereka berdua. Penasaran tercetak di wajah mereka, sebenarnya Ran mempunyai hubungan apa dengan wanita itu

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang