Chapter 24

3.4K 434 100
                                    

[Jangan lupa vote ya 😊😊]


<<Egoistic>>


Decitan kursi langsung terdengar ketika tiba-tiba (Name) mendorong kursinya ke belakang dengan keras, berdiri, dan hendak pergi dari tempat itu. Ia baru hendak pergi ketika sikunya tiba-tiba ditarik.

(Name) menoleh ke samping dan melihat Ran sudah menarik dan mencengkram siku (Name) di posisi duduknya. Seketika rahang (Name) mengeras dan matanya menatap tajam Ran selagi ia menarik kuat sikunya yang masih dicengkram oleh Ran.

Ran hanya menatap (Name) tenang dan dengan nada rendah berkata, "Duduk."

(Name) mengernyit, tidak suka mendengar nada ucapan Ran seolah-olah suruhannya itu bukan masalah yang besar yang tidak ada sama sekali sangkut pautnya dengan hidup (Name). Ia masih berusaha menyentak sikunya sendiri, tidak mempedulikan suruhan Ran.

Namun pria itu semakin mencengkram kuat lengan (Name) dan menatapnya tajam. "Sudah kubilang, duduk."

Ada sesuatu di hati (Name) yang tidak enak ketika menatap tatapan Ran tanpa emosi itu. Tatapan dingin dan tanpa perasaan itu membuat dadanya sesak saat itu juga. Tatapan itu sungguh berbeda dari Ran yang menatapnya penuh dengan kehangatan.

Akhirnya (Name) menyerah, duduk lalu menyentak keras sikunya yang tadinya di genggam Ran. Pandangan mata (Name) yang kini serius dan dingin sebenarnya sedang berusaha menahan dirinya untuk tidak hancur berserakan di saat itu juga.

Beberapa menit kemudian, mereka langsung memulai permainan dengan poker sebagai permainan yang mereka pilih dan seorang bandar mulai membagikan kartu serta chips untuk kedua pemain.

Tiga puluh menit berlalu mereka telah bermain selama tiga putaran. Akhirnya mereka sampai pada putaran terakhir yang di sebut river. Bandar membalik kartu kelima yang ada di meja dan lima kartu yang ada di meja masing-masing memperlihatkan A hati, 10 sekop, Q sekop, K sekop dan Q hati.

Dua pemain hanya perlu menyamakan dua kartu yang ada di genggaman masing-masing pemain dan mencocokan nilai kombinasi kartu yang ada di meja. Pemain yang memiliki kombinasi kartu dengan nilai terbesar adalah pemenangnya.

Sementara itu, (Name) masih duduk tegap bersedekap dan tanpa menoleh sama sekali ke arah Ran seolah-olah keberadaan pria itu tak ada sama sekali. Bahasa tubuhnya menunjukan bahwa ia sama sekali tidak berniat berlama-lama disini

Pria bertato laba-laba memperlihatkan kartunya terlebih dahulu. Ia memasang seulas senyum puas memamerkan kartunya yang ia taruh di meja, Q keriting dan Q wajik. Salah satu kartu tertinggi dalam poker. "Four of a Kind Q."

Ran menarik napasnya dalam-dalam lalu terdiam sejenak. Keningnya berkerut dengan cemas.

Melihat raut wajah Ran yang terlihat begitu cemas pria bertato laba-laba itu kini semakin memasang seringaian jahatnya. "Ayolah, Haitani-san. Keluarkan kartumu dan akui kekalahanmu."

Tapi seringaian itu tidak bertahan lama saat Ran meletakkan kartunya di meja, A sekop dan J sekop. Kini gantian Ran yang menyeringai penuh dengan kemenangan. "Royal flush."

Bahu pria bertato laba-laba itu langsung merosot begitu melihat kartu milik Ran. Kartu Ran adalah kartu urutan paling tertinggi dalam poker. Matanya melebar dan dengan suara tergagap ia bergumam, "Ba-bagaimana bisa? Kupikir aku yang akan menang."

Ran hanya tertawa kecil melihat reaksi pria malang yang ada di hadapannya itu. Lagipula, bermain judi itu tentang permainan psikologis. Mengelabui lawannya sampai akhir adalah keahlian Ran.

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang