Chapter 32

3.1K 368 112
                                    

[Jangan lupa vote ya 😊😊]


<<Who's the Traitor>>


(Name) membaringkan tubuhnya miring di sofa. Tangan kanan menopang kepalanya sementara tangan kirinya ikut mengganti chanel tv dengan bosan.

"FNN NEWS, Kerusakan yang terjadi di pelabuhan X di duga akibat persilisihan antara organisasi kriminal Bonten dengan—"

Bip!

"BNN NEWS, 23 potongan tubuh manusia di temukan di tempat pembuangan sampah, di duga ulah Bon—"

Bip!

(Name) langsung mematikan tv. Ia terdiam sejenak, berpikir. Ia tahu ulah siapa itu, tapi anehnya (Name) tidak keberatan ataupun merasakan penyesalan yang mendalam seolah kini moralnya sebagai manusia sudah dipertanyakan.

(Name) telah terbiasa dengan ini semua.

Tiba-tiba sekelebat ucapan demi ucapan yang pernah Mikey berikan padanya kembali melintas di kepalanya.

"Berhubungan dengan orang seperti kami saja sudah berbahaya."

"Itu tak apa-apa selama aku tak terlibat dengan kegiatanmu."

"Tapi mau tak mau kau akan ikutan terlibat atau paling tidak kepribadianmu lah yang perlahan-lahan berubah."

"Menjadi lebih gelap... lebih busuk."

"Omong-omong soal Mikey," (Name) bergumam pelan, sementara matanya memandang kosong di depannya, termenung. "Malam itu..."

Apa itu benar Mikey?

"(Name), ayo makan!"

Suara seorang yang jelas-jelas Ran menyela jalan pikirannya. (Name) menoleh ke arah suara Ran yang terdengar dari dapur dan akhirnya ia pun bangun dari posisi berbaringnya, duduk sebentar dan menghela napas dengan berat.

"Setelah pemulihan pasca luka tembak, pastikan pasien konsumsi makanan yang sehat. Perbanyak makan protein untuk perbaikan saraf dan otot. Serat, karbohidrat kompleks dan lemak baik untuk sel-sel yang rusak. Intinya pola makannya harus di kontrol untuk mempercepat pemulihan."

Ucap seorang dokter yang otomatis membuat Ran jadi perawat dadakan di rumah. Membuat Ran sering mengeluarkan dan bertitah dengan kata 'jangan'.

"Jangan minum kopi."

"Jangan makan manisan."

"Jangan makan mie instan."

"Jangan makan yang asin-asin."

"Snack penuh mecin mu akan kusita dulu untuk sementara."

Setelah dua minggu menetap di rumah sakit serta sekaligus melakukan terapi, kini (Name) sudah sepenuhnya pulih. Ran memutuskan untuk cuti dari pekerjaannya. Yang menjadi masalah adalah, pria berambut violet itu hampir tidak pernah sedikitpun absen dari sisi (Name) sampai titik dimana itu benar-benar membuat (Name) jengah.

Contohnya seperti sekarang ini, pada malam hari.

(Name) sedikit memiringkan kepalanya ke belakang dan mengerutkan dahinya kesal. "Ran, kau bisa tidur dikamar mu."

"Tidak." Sahut Ran, memejamkan matanya seraya tangannya semakin memeluk pinggang (Name) dari belakang tidurnya. "Aku tidak akan meninggalkanmu dari sisiku bahkan satu detik pun."

Mungkin ini terlihat romantis tapi, ini juga membuat (Name) kesal setengah mati.

"Ini panas tahu tidak!" Sahut (Name) dengan nada kesal sambil tergesa melepaskan lengan kekar Ran yang  terlingkar sempurna di perutnya. "Aku kegerahan!"

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang