Chapter 52

2K 168 20
                                    


[Jangan lupa vote ya 😊😊]


Content warning : slight nsfw


<<Ex>>


"Apa? Tidak bisa dibatalkan?"

Kontrak kerja dengan Takagi atau tepatnya salah satu pusat terapi medis di Tokyo tidak bisa dibatalkan. Atau (Name) harus membayar denda. Begitulah yang Ayumi sampaikan di balik ponsel yang ditempelkan di telinga (Name) itu.

(Name) yang berbaring telentang di kasurnya hanya berdecak kesal. "Sungguh— a-akh~"

"(Name), kau baik-baik saja? Sesuatu terjadi denganmu?" tanya Ayumi khawatir di ujung sana.

"Tidak, hanya digigit..." (Name) menggigit bibir, lalu melihat kebawah dan berakhir mengertakkan gigi menahan kesal. Ran yang telanjang dada hanya meresponnya dengan senyum jahil saat berada di antara selangkangan (Name). "Tikus yang sangat nakal."

"Apa? Tikus? Rumahmu ada tikus?" sahut Ayumi.

"Omong-omong," kata (Name) berakhir mengalihkan pembicaraan. "Jadi sampai mana kita bicara?"

"Kau harus ke Tokyo untuk bertemu..."

"Haah!~"

(Name) dan Ayumi bersuara serentak. Tetapi suara (Name) lebih kencang seperti suara kaget, membuat Ayumi di ujung sana menjeda omongannya. "(Name), kau mendengarkanku?"

"Sebentar," gumam (Name) pelan, lalu ponsel dijauhkan dari telinga sejauh mungkin. Ia melihat kebawah, mengernyit kesal dan berbisik tajam. "Ran... hentikan...!"

Ran kembali tersenyum jahil. (Name) berusaha mendorong kepala Ran. Tapi pria itu memilih tidak mendengarkannya. Karena Ran punya selera 'makan' yang besar.

Dengan wajah memerah dan berusaha menahan desahan, (Name) kembali menempelkan ponsel di telinga, lalu cepat berbicara, "Baiklah, aku perlu ke Tokyo. Mengerti. Detail langsung SMS, ok? bye!"

"(Name), tung—"

Sambungan langsung diputus. Ia menendang jidat Ran hingga terjungkal kelantai dan membuat pria itu langsung mengerang kesakitan.

"Argh! Kasar sekali! Aku ini kekasihmu loh!" protes Ran, memegang jidatnya yang memerah sembari melotot ke (Name).

"Siapa bilang bukan?" sahut (Name) dengan nada datar, sambil melihat SMS di ponselnya sejenak lalu meletakkannya di nakas. Ia segera beranjak turun dari ranjang dan membuka lemari. "Ran, aku perlu ke Tokyo hari ini."

"Oh ya?" Sejenak Ran memandang (Name) yang memunggunginya. Sama dengan Ran, wanita itu juga tak memakai sehelai pakaian. Dari belakang Ran terus mengamati punggung sampai ke pantatnya yang seksi. Ia segera bangkit dan melangkah mendekati (Name). "Kalau begitu aku perlu memandikanmu."

Mendengar bualan itu seketika (Name) menengok dan mengernyit sebal. "Apa-apaan? Jika mandi denganmu mandinya akan lam— hei! Turunkan aku! Hei!

Ran tidak mengindahkan (Name) yang menjerit. Langsung membopong tubuh mungil gadis itu seperti karung beras menuju kamar mandi.


****


"Ini semua salahmu! Aku jadi telat tahu!"

Ran melirik (Name) saat sedang menyetir. Lantas menahan senyum. Kekasihnya itu kini marah padanya dan terus memberengut. Tetapi bukan terlihat seram malah makin lucu.

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang