[Jangan lupa vote ya 😊😊]
Note : chapter panjang <3
Trigger warning : manipulative behavior, gashlighting, guilt tripping, possessiveness, toxic love
<<Sweet Little Lies>>
Wajah (Name) mendadak pucat sementara tangannya lansung menghancurkan kertas itu sampai lecek.
Ini hanya lelucon. (Name) terus meyakinkan dirinya seperti itu. Tetapi dadanya yang kini penuh dengan gelombang guncangan tak bisa menipunya. Dan lagi, kenapa (Name) menjadi tidak enak badan semenjak pulang dari toko buku yakni karena ia bertemu dengan rekan kerja dari penerbit lamanya. Dengan omongan aneh mereka.
(Name) bertemu dengan dua rekan kerja lamanya di toko buku. Awalnya mereka hanya basa-basi, sampai ucapan aneh keluar dari mulut mereka dan begitu mencengangkan (Name).
"Waktu itu kau ada perselisihan dengan perempuan berambut merah dari divisi X bernama Song Mira dan pak Direktur, bukan? Mereka benar-benar orang yang jahat ya karena telah merendahkan dan memperlakukan mu dengan buruk. Makanya mereka mendapat karma."
Kernyitan samar refleks terlintas di wajah (Name). "Karma?"
"Kau tidak tahu? si Mira tahun lalu terlibat skandal seks tape dan memilih gantung diri. Dan beberapa bulan setelahnya pak direktur juga mati karena kecelakaan."
(Name) mengerjapkan mata terkejut. "Apa?"
Rekan kerja (Name) sekali lagi mengonfirmasi kebenaran itu.
Tetapi janggal. Terasa sangat janggal. Kenapa kematian mereka terasa begitu alami? Kematian orangtuanya juga karena kecelakaan. Sangat alami. Tidak mungkin...
(Name) melebarkan matanya dan tertegun mendadak. Dunia mendadak berputar disekelilingnya. Jika tangannya tidak menopang jejeran rak buku, ia akan pingsan di tempat saat itu juga.
Sebenarnya terkadang, kebenaran itu lebih menyakitkan daripada kebohongan. Sampai (Name) ingin menipu dirinya sendiri.
****
Sementara di waktu yang sama, Ran juga sedang berada di sebuah mall. Ia berada di toko perhiasan dengan merek berkualitas dan paling mahal.
Karena hari ini Ran berencana melamar dan mengajak (Name) menikah.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" tanya seorang pelayan toko dengan sopan.
Ran teringat perkataan (Name). Dengan sendirinya, senyum pun mengembang di bibirnya. "Berikan aku cincin berlian paling mahal."
Setelah beberapa menit memilah-milih cincin yang cantik dan pas untuk (Name) serta yang paling mahal, Ran pun segera melakukan pembayaran. Secepat mungkin karena ia ingin menemui (Name). Ia tersenyum menatap kotak cincin dengan berhiaskan pita yang kini digenggamannya itu, lalu segera menyematkan ke saku celananya.
Suasana hati Ran begitu senang saat ini. Sampai info dari bawahan Ran merusaknya.
"Bos, maaf. Nona (Name) tiba-tiba pergi ke suatu tempat. Kami kehilangan jejaknya. Kami pikir dia ingin istirahat dikamar. Tapi setelah di cek Nona (Name) menghilang tiba-tiba."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Criminal X Haitani Ran
Fanfiction"Matamu yang dalam dan gelap itu menyeret ku hingga ke depan hadapanmu. Awalnya aku hanya penasaran dengan mata yang tidak ada kehidupan itu. Namun mengapa aku menjadi tenggelam dan tersesat di dalamnya? Dan tanpa sadar, aku telah jatuh begitu dalam...