Chapter 19

3.8K 496 11
                                        

[Jangan lupa vote ya 😊 😊]


<<Nightmare>>


"Aku berubah pikiran." Kata (Name) menatap Ran dengan raut muramnya. "Aku tidak akan pernah terbiasa denganmu."

"Sejak awal ini sudah salah." Kata (Name) lagi dengan nada rendah dan pelan. "Kau... aku... teramat salah."

Hening. Setelah beberapa saat tidak terdengar apa pun di sekeliling mereka selain bunyi dentuman jam yang menggema.

Ran tidak membuka suaranya beberapa detik. Terdiam sedikit lama untuk menatap (Name) lurus-lurus. Menghirup napas dalam-dalam seraya ekspresi dinginnya membalas dan menembus raut muram wanita itu.

"Aku tak peduli." Balas Ran dengan nada rendah. "Kau...aku... pulang kerumah sekarang."

"Apa?" (Name) mengerutkan dahinya kesal dan sedikit meninggikan nadanya. "Kau tidak bisa melakukan semaumu!"

Ran mengabaikan wanita itu sejenak dan mengalihkan pandangannya ke pelayan bartender. Sementara (Name) masih diam mengamati apa yang dilakukan Ran, pria itu kini berjalan beberapa langkah mendekati pelayan bartender.

Ran merogoh saku celananya dan menaruh dompet kulit bewarna coklat tua di atas meja. Ia menatap pelayan itu serius. "Uang tutup mulut."

Pelayan itu melebarkan matanya, berjalan gugup meraih dompet itu dan mengecek isinya. Lalu matanya semakin melebar melihat isi dompetnya. Ran memberikan uangnya bersamaan dengan dompetnya yang terlihat tebal itu.

"Terimakasih, tuan!" balas pelayan itu membungkukan tubuhnya 90 derajat.

Setelah itu pandangan Ran kembali beralih ke (Name). Wanita itu menahan napas dan nyaris melangkah mundur mengantipasi apa yang ingin dilakukan pria itu setelah ini.

Ran berjalan mendekat lagi pada (Name) dan dengan cepat pria itu menggendong tubuh (Name) dengan cara memikulnya di bahu Ran.

(Name) terkesiap keras dan melebarkan mata seketika. "Hei! Turunkan aku!"

Wanita itu meronta, bergerak sekuat-kuatnya hendak melepaskan tubuhnya dari dekapan tangan Ran. Sementara tangannya juga sibuk memukul-mukul bahu Ran, mendesak pria itu untuk segera menurunkannya. Tapi nihil, Ran justru tetap berjalan melangkah keluar karena pukulan (Name) jujur saja tak berasa apa-apa di punggungnya.

Ran memilih untuk tidak menghiraukan (Name) dan terus berjalan melangkahkan kakinya keluar bar. Setelah itu Ran menuruni tangga batu dan berjalan ke arah mobil Ferrari SF90 Stradale berwarna merah milik Ran yang diparkir tidak jauh dari bar. Kemudian Ran menurunkan (Name) dan mendorong paksa tubuh mungil (Name) memasuki pintu penumpang.

Sepanjang perjalanan pria itu mengemudikan mobilnya, (Name) enggan mengucapkan sepatah kata pun. Dan setelah mereka sampai di penthouse Ran pun, (Name) langsung masuk ke kamarnya dengan langkah gusar tanpa menoleh ke arah Ran sama sekali.

Kemudian ia menyandarkan punggungnya di pintu dan menarik napas dalam-dalam serta mengembuskannya dengan keras.

Kengerian masih mengelilingi dirinya mengingat kejadian di bar barusan. Raut wajah dingin Ran saat membunuh korbannya tanpa sedikitpun rasa penyesalan tak mau sirna di kepalanya.

Berpikir untuk menyerahkan hidupnya dan melemparkan diri sepenuhnya kepada penjahat yang tidak berbelas kasihan seperti Ran membuatnya mempertanyakan lagi keputusannya itu.

Ini sungguh menyiksa bagi (Name). Terpikat dengan pria berbahaya seperti Ran sungguh menyiksa hingga mencekiknya.

(Name) tahu ini semua salah. Ia tahu ini semua terlarang. Tetapi seberapa keras (Name) ingin lepas darinya, wanita itu selalu terjebak di tempat yang sama hingga ia terlalu lelah untuk menemukan jalan kembali.

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang