Chapter 37

6.9K 378 143
                                    

  [Jangan lupa vote ya 😊😊]


Note : jangan lupa dengerin lagu di atas <3<3


Content warning : NSFW, 21+, MINOR DO NOT INTERACT, explicit sex, sex toys, BDSM, baton play, impact play, edging, orgasm control, dirty talk, praise kink, slight degradation, squirting, heavy overstimulation, office sex, consensual & protected sex


<<Sweet Punishment>>


(nb : anggep aja kantor Ran seperti ini ya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(nb : anggep aja kantor Ran seperti ini ya)


"Kau mau apa?" (Name) menatap Ran sambil menahan napas gugup. Ucapan Ran barusan sukses membuatnya merinding sampai ke tulang punggungnya.

Ran menaikkan satu alisnya menatap (Name), gemas dengan tingkahnya yang pura-pura polos itu. "Eh, bukan itu jawabannya, bukan?"

"Kau masih bingung? Aku berbaik hati mengulanginya." Lanjut Ran. "Pilih baton atau ikat pinggang."

(Name) merinding. Namun rasa merinding itu juga bercampur dengan rasa debar yang menyenangkan. Pandangan menggelap yang kini menatap (Name) itu sangat seksi. Membuat (Name) semakin ingin menggoda Ran, menyentuh titik puncak kepanasannya dan membuat pria itu semakin menghukumnya lebih keras.

"Aw, Ran sayang, mau menghukumku?" (Name) menggigit bibir saat senyum menggoda mengembang, mendesah dibuat-buat dan dengan nada seduktif berkata, "Ah~ pasti enak di hukum Ran pakai baton."

Ran menelan ludah kasar saat mendengar desahan (Name) itu. Sesuatu telah berdenyut di bawahnya. Selamat. Berkat (Name) yang sengaja memancingnya itu, setelah ini ia berjanji tidak akan memberikan sedikitpun wanita itu belas kasihan.

"Kalau kau seberani itu," Ran menatap (Name) datar, mencondongkan wajah ke telinganya dan dengan nada rendah berbisik, "Kau juga harus berani menerima hukumanmu."

(Name) menahan napas seketika. Ran serius dan itu melipat gandakan panas dingin di sekujur tubuhnya. Terlebih saat ia melihat raut wajah Ran yang seolah berkata aku sungguh-sungguh ingin menghukummu.

Oke. (Name) dalam masalah sekarang. Saatnya ia pergi. Lagipula ia hanya ingin memancingnya saja, bukan berarti ingin melaksanakan 'hukuman'nya.

"Tidak jadi deh." (Name) mengeluarkan tawa paksa selagi kakinya melangkah mundur hendak keluar ruangan kantor. "Aku sebaiknya pulang saja ya."

"Diam ditempat." Tapi baru beberapa langkah berjalan, nada memerintah itu berhasil menghentikan (Name).

"Kemari." Titah Ran lagi.

(Name) membalikkan tubuhnya dengan gugup, melirik Ran dengan hati-hati dan melangkahkan kakinya pelan-pelan menuju hadapan Ran. Ia pun hanya bisa diam dan menahan napas saat sudah di hadapannya.

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang