Chapter 31

3.2K 364 51
                                    


[Jangan lupa vote ya 😊😊]


Trigger warning : Mention of mutilation


<<Back From Hell>>


*(Name) Point Of View On*


Aku melihat Ran membunuh dan menembaki orang sangat alami. Berpikir tidak lama mungkin itu akan menjadi giliranku. Tapi aku tidak menyangka bisa terjadi secepat ini.

Lalu saat peluru itu menghampiriku, sebelum pandangan ku sepenuhnya menggelap, satu-satunya yang kupikirkan ialah,

Apa ini giliranku?

DOR!


*(Name) Point Of View Off*


Ran tertegun. Melihat dari jauh tubuh tersungkur dan tidak berdaya (Name) membuat pria itu membeku seketika.

Darahnya berdesir. Jantung berdegup kencang di dadanya yang sesak. Tangannya bergetar hingga pistol yang ia genggam terjatuh begitu saja. Dan tangannya yang tadinya terangkat di udara pun tergeletak lunglai. Sekujur tubuhnya terasa begitu lemas saat ini.

Detik berikutnya, pandangannya pun mulai memburam, telinga berdenging, kepalanya berkabut, pikirannya tiba-tiba gelap dan keringat dingin mulai muncul di sekujur tubuhnya.

Dia harusnya pergi menghampiri (Name) untuk menyelamatkannya. Tapi kakinya yang kebas itu tidak mau di gerakkan. Bernapas pun menjadi sulit. Sangat sulit.

Pandangan Ran kosong, terlalu larut dalam serangan paniknya sampai-sampai ia tidak menyadari jika ada satu anak buah Goro yang tersisa dari dalam helikopter hendak menembaknya dengan senapan kaliber.

"Awas!"

DOR!

Rindo yang entah dari mana melompat ke arah Ran, mendorong cepat tubuh mati rasa Ran, membuat keduanya terjungkal ke belakang dan berhasil menghindari peluru, detik berikutnya keduanya pun bersembunyi di balik tembok pintu masuk atap.

Rindo berjuang mengatur napas sejenak, mengintip dari balik tembok yang menutupi mereka sekilas, lalu pandangannya beralih kepada kakaknya yang kini telah disampingnya itu.

"Apa yang kau lakukan melamun seperti itu!" Seru Rindo memelototi Ran dan meremas bahunya kencang. "Mau mati!?"

Pandangan Ran masih kosong saat ia terduduk lemas menyender tembok dan bergumam, "(Na-Name)..."

Rindo terdiam sejenak, mengintip dari balik tembok dan matanya melebar terkejut melihat (Name) yang sudah pingsan di ujung sana, bibirnya hampir kelu tidak bisa berkata-kata. "Apa..."

Detik berikutnya, pandangan Rindo berpusat pada pria yang ada di helikopter masih menembaki ke arah mereka berdua secara membabi buta. Rindo cepat-cepat membalikkan tubuhnya lagi untuk bersembunyi.

"Tim sniper, fokus target helikopter lawan." Ucap Rindo sambil menekan earpicenya dan tidak butuh waktu lama untuk memerintah.

"Aku butuh bantuan." Rindo berbicara lagi di earpice. "Musuh masih ada di atap gedung terbengkalai. Kirim beberapa orang untukku."

Sementara Goro yang sudah menaiki helikopter, tidak peduli pada tubuh (Name) yang mungkin sudah menjadi mayat, justru duduk tenang di bangku belakang helikopter dengan segenap pemikiran jika ia sudah membalaskan dendamnya.

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang