Chapter 55

1.3K 195 79
                                    

[Jangan lupa vote yaa 😊😊]


<<Faceless Enemy>>


TIIIIIN!

Mata (Name) membola lebar. Jantung seakan jatuh ke tanah. Tangannya refleks membelokkan setir. Tidak boleh. Mobilnya dan truk di depannya tidak boleh berbentur lebih jauh.

Itulah kenapa...

Pembatas jalan kini terbelah dua. Nyaringnya dua objek bertubrukan mengisi keheningan malam yang mencekam.

Dan mobil itu pun berakhir terjun bebas ke jurang.


****


"Nih."

Ran terus memijit pelipisnya. Menengok ke atas saat Kakucho menyodorkan minuman pereda mabuk padanya. Ia yang sedang duduk di teras luar pun lantas meraihnya. "Thanks."

Segerombolan pria lewat dengan pria berambut merah sebagai ketuanya. Sambil meneguk minumannya, Ran pun melirik mereka yang hendak masuk ke gedung. "Siapa mereka?"

Kakucho sontak mengikuti arah lirikan Ran. Segerombolan itu tertawa-tawa  mendengar gurauan bosnya sambil melewati Ran dan Kakucho. "Geng mafia red vipers yang selalu melanggar perjanjian dengan Bonten," ujar Kakucho dengan wajah datar. "Bibit-bibit pengkhianat."

Ran menanggapinya dengan wajah datar. Ia terus menempelkan ponsel di telinga. Menunggu seseorang untuk mengangkat telponnya.

"Nomor yang anda tuju sedang melakukan panggilan, silahkan tinggalkan pesan suara—"

Pikirannya cepat beralih. Ran kini menatapi ponselnya dengan kesal. "Kenapa telponnya sibuk terus sih!"

Tidak sabaran. Ran pun menekan tombol tengah dan langsung membuka aplikasi GPS. Melacak lokasi terakhir (Name) berada. Untungnya kekasih tersayangnya itu senantiasa memakai kalung pelacak pemberiannya tanpa curiga. "Aneh." gumamnya, mengamati layar ponsel sambil mengerutkan kening. "Dari tadi lokasinya tidak berubah terus."

"Oh daerah itu daerah tebing bukan?" Kakucho menimpali tiba-tiba.

Tertegun. Perlahan Ran menoleh pada Kakucho. Tidak mungkin. Mulutnya membuka. Ia hendak merespon ucapan Kakucho sampai ponselnya yang berdering menghentikannya.

"Anda menerima satu pesan suara."

Ran mengerjap terkejut. Satu pesan suara dari (Name). Segera ia membuka pesan suara itu.

"Ran... kumohon... jawablah... seseorang mengintaiku.. aku sangat ketakutan..."

Kelopak yang setengah terbuka perlahan melebar. Pupilnya bergetar ketakutan. Raut wajahnya yang sebelumnya tenang menjadi tegang. Tidak sampai sedetik Ran bergegas pergi dari tempat itu. Mesin mobil menyala dan secepat kilat pula melesat.


****


Awan kelabu menggumpal di langit gelap. Guntur menggelegar samar. Mobil (Name) terbalik dan tergeletak di tengah-tengah hutan sepi. Bersama dengan (Name) yang tak sadarkan diri di dalamnya.

"Mhm."

Entah sudah beberapa jam, kelopak mata itu akhirnya mulai terbuka. Mengerjap pelan. Lalu kepalanya bergeser dan ia mulai memerhatikan sekitar.

Teror sontak menyalipi wajah tegangnya. Menengok tergesa kekanan-kiri. Otaknya langsung menerjemahkan sinyal darurat. Isak tangis tertahan begitu saja lolos dari bibir. Tangan memukul-mukul pintu dengan lemah. Sangking paniknya ingin keluar dari mobil, ia tak hiraukan darah yang mengalir melewati pelipisnya akibat pecahan kaca.

My Sweet Criminal  X Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang