Aku dan Gya sudah makan di dua tempat yang berbeda. Sekarang aku memaksa Gya untuk berhenti sejenak di Subway. Berhenti sejenak sebenarnya hanya alasan sih. Sandwich Subway sudah aku impikan sejak beberapa bulan lalu, karena sempat hype antrenya menggila, aku mengalah. Jadilah baru sekarang kesampaian.
"Abis ini sikat apalagi cuy?" tanya Gya.
Bagaimana aku tidak tambah sayang dengan Gya. Kami memang sehati dan sefrekuensi. Hobi kami sama yaitu makan. Bedanya kalau Gya makan banyak body aman. Sedangkan aku, ya sudahlah Fit Studio adalah jawabanya.
"Gue sebenernya pengen makan duren. Paling nggak Es duren deh." jawabku.
"Ke kalibata aja kita, terus baru anter lo pulang."
"Siap bu bos," ucapku.
Karena Subway penuh, setelah membeli kami berencana makan di foodcourt. Kami pun berjalan bersisian bergegas ke foudcourt.
"Nar, itu si Adit bukan si?" tunjuk Gya ke salah satu pengunjung di Brew & Co.
"Lah iya, ngapain itu si kunyuk."
"Ish! Lagi ngedate itu Nar. Baru lihat gue ceweknya. Kita samperin aja yuk," Gya menariku mendekati Adit yang sedang makan bersama seorang wanita berhijab. Kebetulan meja yang disamping mereka kosong. Paslah menjadi sasaran empuk untuk kami.
Adit terlihat kaget, melihat kedatanganku dengan Gya. Tapi lebih menyebalkannya dia tidak menyapa. Jadilah kami berpura saling tak kenal.
Aku dan Gya memasan minuman hanya untuk menguping pembicaraan mereka. Suasananya jadi sedikit kikuk. Adit yang sebelumnya terlihat masih melempar senyuman dengan si wanita jadi memasang tampang datar.
"Dinar Cari Jodoh"
Gya:
Lo kalo cuma diem-dieman begitu Dit, kayak orang lagi makan di warteg. Gak ngobrol. Fokus sama piring aja.Sialan, nama grupnya belum di ganti. Nama grup ini Adit yang mengganti. Katanya boleh diganti asal aku punya kekasih.
Dinar :
Mateeee gaya yak lo. Ikan mana lagi nih yang kena pancingan?
Aku dan Gya saling melempar senyuman. Lalu aku melirik Adit, dia sedang membaca pesan di grup. Posisi duduk kami yaitu aku dan Gya yang berhadapan, lalu di meja sebelah ada Adit dengan si wanita berhijab. Adit yang bersebelahan dengan Gya dan Aku yang bersebelahan dengan si wanita.Adit :
Please, kalian berdua jangan atraksi dulu sekarang. Anteng-anteng aja dulu.Dinar:
Hmmmm, mau gak ya? Gimana nih @gya ???
Gya:
Kita bakalan anteng kalo lo gak diem begitu. Mulai lagi dong, gue sama dinar sampe pesen minum disini mau nonton buaya mancing.Aku tertawa membaca pesan dari Gya. Buaya mancing disini yaitu Adit. Adit sebenarnya tidak punya banyak mantan. Cuma dia ini sering sekali mendekati dan di dekai banyak wanita tapi jarang ada yang sampai menjadi kekasihnya. Makanya, saat dia tahu Zami seperti tarik ulur denganku dia menyarankan untuk kutinggalkan saja. Karena dia paham bagaimana alur kerja buaya.
"Mas yang aku denger dari ibu, mau lanjut S-2 ya?" tanya si wanita dengan lembut.
Aku dan Gya hanya bisa menahan tawa. Aku memberi kode ke Gya, lebih baik kami dengarkan dulu percakapan ini. Sebelum Gya menyerang Adit di group chat.
"Iya rencananya sih tahun ini," jawab Adit singkat.
Kalau untuk rencana ambil S-2 aku dan Gya sebenarnya sudah tahu. Biar petakilan seperti itu, diantara kami bertiga Adit yang paling pintar secara akademik. Dia seorang ASN disalah satu Kementrian. Oh iya, selain pintar Adit ini beruntung. Lebih tepatnya selalu beruntung.
Keluarganya Adit, mulai dari Ayah, Ibu dan dua kakak wanitanya semuanya seorang ASN di berbagai instansi pemerintahan. Keluarga ASN. Bahkan orang tua nya juga punya jabatan tinggi di instansi pemerintahan. Sekali Adit ikut coba tes CPNS dia langsung dapat. Faktor keberuntungan selalu hinggap padanya. Padahal saat itu dia hanya coba-coba karena di paksa oleh kakaknya. Ternyata lolos. Mulus sekali hidup Adit.
"Aku rencananya mau ikut tes CPNS tahun ini Mas. Kalau jadi, ini pertama kalinya aku ikut coba. Mas Adit berapa kali ikut coba sampai akhirnya dapet?" tanya si wanita lagi. Aku dan Gya memasang telinga.
"Oh gitu, aku sih sekali doang. Syukur langsung dapet." jawab Adit.
"Wah, keren banget ya," si wanita berdecak kagum.
Gya langsung memutar bola matanya dengan sedikit merubah posisi duduk. Sedangkan aku langsung memasang mimik wajah ingin muntah yang kebenaran pandangan adit sedang ke arahku. Dia justru tertawa melihatku memasang wajah seperti itu.
"Eh kenapa Mas, kok ketawa?" tanya si Wanita kebingungan.
"Oh, nggak. Itu tadi ada anak kecil di luar lompat-lompat gitu lucu aja," ucap Adit beralasan yang nggak banget.
Aku dan Gya menahan tawa lagi. Emang dasar buaya. Ada saja alasannya. Padahal tadi tingkahnya yang terlihat tertawa sendiri sudah menunjukan gelagat aneh.
"Ya kamu sempatin belajar aja. Terus banyak latihan dari modul-modul tes CPNS itu bisa buat referensi." Adit berusaha mengembalikan topik pembicaraan.
Padahal Adit juga jarang belajar. Factor lucky nya lebih besar dari usahanya. Disaat aku melihat banyak orang dengan tekun ikut tryout sana sini untuk latihan tes. Adit tidak sama sekali. Bahkan niat dia untuk mencoba saat itu, agar kakaknya tidak rewel memaksanya.
"Iya Mas, nanti aku cari modul - modulnya. " ucap si wanita.
"Karir Mas Adit enak ya, sudah tertata. Karirnya mulus. Apalagi yang mau dikejar Mas ?"
"Ya, itu tadi aku mau kuliah lagi. Biar bisa promote kan. Terus ya apa ya... jodoh deh." Adit memberikan senyuman setelah mengatakan itu. Aku jadi geli sendiri melihatnya.
"Apa harus nunggu selesai kuliah Mas?"
"Kalau ibu sih mintanya cepet ya. Tapi ya gimana, orang belum ketemu yang cocok. Masih muda juga."
"Ibuku juga sama. Padahal kan aku baru lulus kuliah Mas. Kerja juga baru sebentar,"
Kembali ke group chat
Dinar :
Edaaaaaaan!!! Mangsa lo kali ini anak baru netas Dit 😪
Gya :
Jangan nodai dia Diiiiiiit 🤣Pantes lo di panggil Mas gitu. Geli gue dengernya. Ewwwwwh.
Adit :
Bisa diem gak!!! Nanti gue ceritain deh.Aku terkekeh membacanya. Adit terlihat gusar setelah membaca pesan kami. Mungkin dia malu.
"Ta, udah selesai kan makannya? Yuk cari tempat lain aja. Disini hawanya kok panas ya?" ajak Adit.
"Ah masa sih Mas. Biasa aja deh kayaknya."
"Aku sih ngerasa gitu. Kita cari modul aja yuk ke toko buku."
Hadeeeeuh! Memang buaya tetaplah buaya. Dia punya celah untuk si mangsa agar terpancing. Adit sengaja ingin kabur dariku dan Gya. Tentu saja aku dan Gya pasti membombardirnya dengan banyak pertanyaan nantinya.
___***___
Part ini ke Adit dan Gya dulu ya.
Aku lagi semangat update nya nih. Ini aja udah tinggal upload.
Kalau rajin begini, bulan depan juga selesai nih cerita Dinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mom Is My Rival
Literatura FemininaPunya ibu yang tak terlihat menua = tekanan batin. Mungkin itu rumus yang tepat untukku. Bayangkan saja di usianya yang sudah empat puluh lima tahun, Mami punya body goals perempuan milineal. Perut rata, tubuh proposional, kulit yang masih kencang d...