Lima

52 9 0
                                    

Happy Reading 🥰 Jangan Lupa Vote nya

=================================

Pagi datang menyapa, tanpa terasa sudah nyaris satu semester aku menjadi siswa sekolah menengah atas. Selama hampir enam bulan lamanya kusibukkan hari-hari ku dengan belajar, bercengkrama dan sesekali menjadi seorang stalker untuk sosok yang sudah lama kusukai.

Mungkin tak banyak orang tau, jika aku begitu menyukai Jayden. Jelas saja, aku nyaris tak pernah menceritakannya kepada siapapun. Lisa satu-satunya sahabatku yang tau tentang kisahku, dia sosok yang paling kupercaya akan selalu ada dan mendukungku disegala kondisi.

Kadang dia terlihat acuh tak acuh atau bahkan selengekan, tapi percayalah Lisa adalah sosok yang cukup dewasa dan bisa menjadi tempat terpercaya untuk menyimpan berbagai rahasia.

"Ca.. Ca..." Suara lisa berhasil menginterupsi percakapanku dengan teman sekelas lainnya.

"Hah... hah..." Tania Lisa nampak terengah-engah, seperti baru saja mengikuti lomba lari!

"Tarik nafas, ngomong pelan-pelan." Ucapku menaikan tangan keatas kebawah agar bisa mendengar lebih jelas kata-kata Lisa.

"Huuuu.... Hhhhaaaahhh..." Derunya menarik nafas perlahan. "Jayden sama pak Theo lagi spating basket di lapangan. Hueebooh!" Serunya, membuatku penasaran seketika berlari menuju lapangan yang sudah penuh dengan banyak siswa.

"Pak Theo."

"Jayden."

Suara teriakan teriakan yang di dominasi suara wanita sebenarnya membuat gendang telingaku rasanya mau pecah.

"Pak Theo ... I Love You!!!" Teriak Lisa tepat di sampingku, rasanya gendang telaingaku berbunyi.

Sontak saja kepalaku ku tarik menjauh dari Lisa yang masih asik memberi semangat Pak Theo dari balik pagar pemisah lapangan dan tempat penonton.

"Hwaaa ... hwaa .. hwaa..."

Teriakan terdengar makin nyaring saat bola tidak berhasil masuk ke dalam keranjang dengan sempurna.

Tiba-tiba kejadian yang cukup unik dan tidak bisa aku lupa saat bola yang sedang asik diperbutkan oleh ke dua team menggelinding ke hadapanku. Kali ini giliran pak Theo yang harus mengambilnya, entah ada angin apa tiba-tiba saja pak Theo tersenyum ke arahku penuh makna sebelum kembali melempar kembali bolanya.

"Ehem." Lisa menyenggol lengan kananku dengan lengan kirinya. "Cie cie Cana..." goda Lisa yang juga disadari murid lain yang kebetulan mengenalku dan berakhir ikut-ikutan ngegojlokin.

"Eh mau kemana?" Tangan Lisa berhasil mencegahku yang akan melangkah meninggalkan lapangan.

"Ke Toilet."

"Ikut!!!"

Tak mau mendengar panggilan Lisa, aku terus saja memasang tampang kesal karna merasa malu menjadi pusat perhatian beberapa siswa dilapangan.

"Lo kenapa sih? Harusnya lo happy, orang seganteng dan sebaik pak Theo ngasih senyum ke Lo." Oceh gadis ramping ini sesaat setelah kami keluar dari toilet.

"Gue malu jadi dinlihatin anak-anak lain." Jawabku datar tanpa melihat ke arah Lisa yang barusaha menyamai langkah kakiku menuju kelas.

***

Ujian semester pertama berakhir sejak seminggu yang lalu, minggu ini cukup senggang hanya di isi beberapa kegiatan olahraga. Artinya mulai libur minggu depan waktu untuk bisa bertemu dengan Jayden semakin berkurang.

My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang