Tigapuluh Dua

37 5 0
                                    

Seminggu setelah kejadian itu membuat Jayden jauh lebih Protectif pada istrinya. Jayden meminta Cana untuk segera mengambil Cuti dan meminta mereka agar tinggal di rumah keluarga Xaquille atau keluarga Pratama. Namun Cana menolak, ia mengatakan jika kondisinya baik-baik saja dan masih bisa bekerja walaupun tidak melakukan operasi.

"Ayolah Ca, kita pulang aja ke rumah Mommy atau ke rumah mama. Kamu juga bisa cuti mulai sekarang, nggak akan ada yang melarang kamu cuti lebih awal." Jayden sudah kehabisan akal membujuk Cana selama beberapa hari terakhir.

"Kakak kenapa sih? Cana masih kuat buat kerja. Lagian jadwal kerja Cana sekarang jauh berkurang, pasien dari gawat darurat jarang yang dialihkan ke Cana." Wanita yang sedang hamil itu sedang mencoba mematching kan tas dan sepatunya di rak.

"Kamu lihat deh Ca, perut kamu makin besar. Rumah sakit juga nggak kecil buat kamu keliling dari satu ruang ke ruangan lain." Nada bicara Jayden sedikit menguat saat berdiri di samping Cana dengan pakaian lengkap siap berangkat berkerja.

"Gini aja deh, satu bulan, empat minggu, kasih Cana waktu empat minggu buat mulai cuti. Sekarang Cana mau kerja, oke?" Setelah merasa jika pakaian, tas dan sepatunya sudah serasi Cana berjalan keluar dari pintu.

Jayden sudah kehabisan ide melarang istrinya bekerja, apalagi Cana merasa masih sanggup bekerja dan ia ingat jika dulu Lisa dan Karin cerita jika mereka Cuti saat kehamilannya hampir delapan bulan. Mungkin Jayden harus berbicara dengan Karin dan Lisa secar khusus agar Cana mau mendengarnya.

Jayden dan Nikita baru saja mengunjungi ruang VIP, saat baru keluar dari Lift Ponsel Jayden berbunyi satu panggilan dari Doni langsung di jawabnya.

"Jay, lo bisa ke Lobby sekarang? Cana barusan Jatuh di dekat eskalator."

Jayden tak menjawab apapun langsung berlari ke arah Lobby, Jantungnya seperti mau lepas dari tempatnya mendapat telpon dari Doni. Tak peduli apapun lagi Jayden bahkan sempat tertabrak brankar kosong yang melintas saat ia berlari menemui istrinya.

"Ca, kamu nggak apa-apa?" Jayden berjongkok melihat Cana yang duduk di dekat meja informasi.

"Nggak, cuma terkilir dikit. Ntar juga baik-baik aja. Untung ada bapak-bapak tadi yang nolongin pas Cana kesenggol hampir Jatuh."

Tanpa mempedulikan keadaan sekitar Jayden memeluk Cana yang terlihat tenang, rasanya ia ingin marah dan mencaci orang yang berusaha menyakiti istrinya. Luka yang didapat Cana tidak seberapa, tapi orang yang berniat buruk pada Cana tak bisa diampuni. Jayden membopong Cana berjalan, tapi istrinya menolak karna masih bisa berjalan dengan normal. Setelah memastikan Cana berada di ruangannya, Jayden segera menemui Doni.

"Don, gue bisa minta bantuan lo, Karin dan Lisa?" Jayden duduk dihadapan Doni dengan raut wajah penuh kecemasannya.

"Boleh, apa?" Pria dibalik kacamata bening itu merasa ada yang aneh dengan sikap Jayden.

"Kalau sekarang Karin dan Lisa lo ajak ngobrol disini gimana? Tanpa sepengetahuan Cana."

Ucapan Jayden langsung diiyakan oleh Doni, beruntung Karin dan Lisa sedang tidak sibuk. Sehingga mereka bisa ke ruangan Doni tanpa sepengetahuan Cana.

Mendengar apa yang di jelaskan Jayden, Karin dan Lisa nampak terkejut. Mereka menduga-duga siapa orang dibalik semua niat jahat itu, pasalnya selama ini Cana dirasa tak pernah bermusuhan dengan siapapun.

"Aku harap kalian bisa membujuk Cana agar bisa segera cuti." Jayden memohon pada Karin dan Lisa.

"Kami pasti usahakan biar Cana mau segera cuti, rasanya nggak percaya ada orang yang berniat jahat ke Cana."

"Oiya, kamu bisa cerita ke kak Theo tapi jangan sampai mama Ara dan papa Choky tau soal ini."

Lisa mengangguk mengiyakan ucapan Jayden, maklum saja karna Theo sudah seperti kakak kandung Cana, jadi lebih aman jika Theo juga mengetahui hal itu.

My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang