Dua Puluh

37 7 0
                                    

Pagi ini Jayden datang lebih pagi, di Nurse station hanya ada Nikita dan dua perawat lainnya. Tanda tanya muncul biasanya sepagi ini banyak orang berkumpul di sana tapi ini terlalu sepi.

"Pagi dok?!" Nikita menyapa dokter Jayden yang baru datang dan melakukan absen pagi.

"Sepi nik? Yang lain kemana?

"Dokter Cana sudah kunjungan dok, sejak kemarin ada pasien di vip. Dokter Naya dan dokter Daniel sepertinya ada di ruangannya." Nikita menjelaskan detail keberadaan dokter lainnya.

"Oh," setelah mendapat jawaban dari Nikita, Jayden berjalan ke ruangannya untuk meletakkan tas dan bersiap.

Baru saka akan membuka pintu, Jayden melihat ada sebuah Paperbag tergantung di gagang pintu. Jayden meraih benda tersebut lalu membukanya, didalamnya ada sebuah keychain atau gantungan kunci bertuliskan namanya dan sebuah surat.

To : Kak Jayden

Happy birthday kak, semoga segala yang terbaik selalu berada di sekitar kakak. Maaf kado ini terlambat. :)

Nb: terimaksih atas undangan dinner bersama Oma dan Alexa

From : Chantika N.P

===================================

Jayden tersenyum membaca surat tersebut, dia mengira jika Cana sedang marah karna melihat kehadiran Rosie. Tapi nyatanya gadis itu  masih sempat mengiriminya kado bahkan menyadari jika Jayden jarang mengunci pintu di ruangannya.

"Tapi kenapa semalam dia menghindar?sampai berjam-jam berada di ICU."
Pertanyaan itu tiba-tiba bergelayut di benak Jayden.

Tiok tok tok

Jayden membuka pintu dan melihat Doni berdiri di hadapannya.

"Ehm, lo Don. Gue kira siapa?"

"Emang lo ngarep siapa?"

Doni masuk ke dalam ruangan Jayden dan duduk di kursi  yang ada disana.

"Ada apa? Tumben lo kesini?"

"Gue rasa lo sudah dengar mengenai proyek akuisisi rumah sakit Noah Medical? Rumah sakit itu awalnya rumah sakit yang besar dengan peralatan yang lumayan bagus tapi karna ada mismanajement rumah sakit mereka akhirnya mengalami kerugian."

Jayden mengangguk, hal itu sempat dibahas oleh sang kakak dan juga Ayahnya. Rumah sakit yang berada cukup jauh dari kota mereka itu menjadi satu-satunya harapan jika warga di daerah sana ingin mendapat pengobatan yang layak.

"Gue udah tau Bang Jonny yang cerita ke gue, terus apa yang bisa gue bantu?"

"Karna dokter yang semula bertugas disana mendadak banyak yang mengundurkan diri. Kita kekurangan tenaga medis di beberapa spesialis."

"Oke, terus?"

"Profesor Andrian selaku Kepala Umum dokter disini meminta bantuan gue buat mendatangi kepala bagian spesialis dan meminta rekom masing-masing satu orang dari tiap bidang untuk diberangkatkan. Jarak dari sini kesana mungkin sekitar Tujuh Jam perjalanan, disana disediakan fasilitas, rumah dinas yang sangat layak dan kendaraan selama disana. Masing-masing hanya tiga bulan, setelah rumah sakit disana berhasil mengembalikan posisi dokter seperti semula sesuai kebutuhan. Program akan diberhentikan."

"Oke, gue ngerti. Nanti biar gue obrolin dengan teman-teman bedah saraf yang lain. Gue disini baru satu bulan, jadi nggak mungkin gue ambil keputusan sendiri."

Doni memahami maksut Jayden dan tidak merasa keberatan dengan keputusan Jayden.

"Oiya bagi yang berangkat akan ada Bonus tambahan dengan nominal yang lumayan. Hahaha."

My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang