Enambelas

35 8 0
                                    


"Maaf dok, saya nggak sengaja." Cana buru-buru meminta maaf pada Jayden yang masih berdiri di tempatnya.

"Untung Jayden bisa nangkap tangan Cana, kalau enggak bisa bahaya."

Suara Oma membuyarkan keheningan diantara keduanya.

"Nggak apa-apa Ca, ini kedua kalinya kita bertabtakan."

"Eh?"

"Oma, kata dokter Andrian sore ini Oma bisa pulang." Jayden berjalan ke arah oma.

"Oma?" Cana tertegun mendengar kata itu dari oma.

"Cana kemari sebentar." Oma memanggil Cana lagi kearahnya.

"Dia ini Jayden, cucu bungsu oma. Oma pernah cerita kan kalau Oma nunggu cucu oma pulang dari luar negeri?" Oma melihat Cana mengangguk. "Ya Jayden ini."

Rasanya tak percaya dunia hanya seluas ini, pertama Cana tak menyadari jika rumah sakit ini milik keluarga Jayden. Dan sekarang apa? Oma, pasien yang dekat dengannya ini adalah nenek dari Jayden.

"Kamu jangan kaget gitu dong Ca?" Jayden tersenyum melihat sikap Cana.

"Ca? Kok panggil nama udah akrab ya? Oma bertanya pada Jayden yang sedang duduk disisinya.

"Oh, jadi Cana ini adik kelas Jayden oma. Iya kan Ca?" Lagi-lagi hanya ada anggukan canggung Cana. "Jadi Jay kebiasaanmanggil pakai nama langsung."

"Oh, gitu. Hahaha. Oma nggak nyangka kok bisa ya? Kayaknya takdir lagi berpihak ke Oma."

"Maksut oma?" Cana dan Jayden bersamaan.

Oma hanya tertawa melihat ekspresi kedua muda mudi itu. Tatapan oma pada keduanya memiliki makna yang tak bisa dijelaskan.

Setelah kejadian di kamar Oma, Cana melanjutkan tugasnya. Setelah mandi dan bersiap, Cana berjalan ke arah Nurse station di lantai empat. Jino sudah menyiapkan semua yang dibutuhkan dokter Cana. Beberapa pasien sebenarnya sempat di tengok pagi-pagi tadi saat ada panggilan darurat pagi. Sekarang hanya yang tersisa sebelum praktek rawat jalan.

"Udah semua Ners pasiennya?" Tanya Cana pada Ners Heyin yang duduk dihadapannya.

"Sudah dok, hari ini lumayan capek ya dok. Duapuluh pasien lebih."

"Hhhmmpp..." Lemguhan Cana mencRi sisa-sisa tenaga dengan merentangkan dan menarik tangannya. Cana melirik jam yang ada ditangannya, jam Dua siang ia baru menyelesaikan pasien terakhir. Sejak pukul Sepuluh Cana sudah memulai Praktek Rawat Jalannya.

Dddrrrttt ddrrrttt
Ponsel Cana bergetar saat ia sedang berjalan kembali ke lantai Empat. Cana memberi kode pada Ners Heyin untuk kembali terlebih dahulu, karna ia akan mengangkat telpon sebentar.

"Hallo Ca?!"

"Hai kak."

"Hari ini pulang jam berapa?"

"Hari ini pulang satu jam lagi. Karna lepas Jaga dan sudah nggak ada praktek lagi."

"Aku jemput boleh?"

"Emang kak Eric nggak kerja."

"Kebetulan aku habis ketemu klien dan kebetulan dekat rumah sakit kamu."

"Kalau kak Eric jemput Cana, mobil Cana gimana dong."

"Biar disitu aja Ca, besok aku jemput kalau kamu mau berangkat kerja."

"Hahaha, kak Eric, emang Cana nggak ngerepotin kakak?"

"Nggak, aku kesana ya?"

My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang