Empat

76 12 0
                                    


Tap tap vote please!!!

==================================

Langkah Theo pelan berjalan mengelilingi kelas, melihat aktifitas murid yang tenang karna tangan mereka sibuk dengan berbagai peralatan menggambar.

Theo berhenti tepat di sisi meja gadis bermata bulat itu, diperhatikannya goresan tangan Cana. Ada sihir yang menarik Theo untuk bertanya.

"Apa yang kamu gambar?"

"Hehehe." Cengirnya saat mendapati Theo yang berdiri melihat ke arahnya. "Lagi gambar pager, eh, gerbang pak."

"Kenapa gerbang?"

"Karna saya suka liat gerbang pak." Jawab Cana asal tak ingin diberi lebih banyak pertanyaan.

Theo hanya mengangguk, mengerti tapi tak mengerti yang kini ia rasakan dari jawaban Cana.

"Karna sudah satu jam, kalian bisa mengumpulkan gambaran kalian masing-masing." Theo melirik sekilas jam di pergelangan tangannya.

Mendengar ucapan Theo, Satu persatu murid mengumpulkan gambaran yang baru saja mereka kerjakan.

"Pak.."

Saat Theo sedang menjelaskan tiba-tiba seorang murid perempuan mengangkat tangan kanannya menginterupsi kegiatan Theo.

"Silahkan..." jawab Theo seraya menunjuk Cana dengan tangannya.

"Apakah minggu depan ada materi tentang menggambar dan mengenai bahan Ujian semester apa saja pak?"

Theo menggelengkan kepalanya, takjub pada sosok gadis bermata coklat itu.

"Minggu depan akan saya coba jelaskan beberapa teori menggambar dari gambaran yang sudah kalian buat, untuk ujian akan saya jelaskan satu minggu sebelumnya."

"Baik pak, terimakasih." Cana melipat kedua tangannya di perut lalu membungkuk kepada pak Theo.

"Buru-buru banget sih buk mau ujian, kan masih lama." Cletuk Lisa menarik ujung lengan baju Cana.

"Kalo boleh langsung ikut UN gue juga oke." Jawab Cana santai diikuti smrik mata Lisa.

Kriiiinggggg ... kringggg .. Kriinggg

Bell panjang berbunyi, tanda jika kegiatan belajar mengajar telah usai. Setiap siswa di persilahkan untuk meninggalkan kelas dan sekolah, tanpa terkecuali Cana yang buru-buru memasukkan barangnya ke dalam tas.

"Eeeiitttsss, mau kemana lo?" Lisa menarik tas Ransel yang dibawa Cana, membuat gadis itu mendadak berhenti dan hampir terjatuh.

"Biasa, udah ah bey..."

Setidaknya sudah Sepuluh menit Cana menunggu di depan gerbang sekolah. Matanya berbinar manakala Jayden terlihat berjalan menuju gerbang sekolah sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

Namun sayangnya saat akan keluat dari tempat persembunyiannya, Cana menabrak seseorang dengan tanpa sengaja.

Bbrruukkk

"Aw!!" Serunya sedikit berlebihan, saat akan melakukan aksi protes mata Cana membola mendapati sosok yang baru saja bertabrakan dengannya. "Oh Maaf pak, saya nggak liat jalan."

"Kayaknya kamu sering kehilangan fokus kalau jalan." Theo tersenyum melihat sikap Cana yang sedikit konyol saat menggaruk tengkuknya.

"Hehehe, maaf pak Theo, saya permisi." Lagi-lagi Cana meletakkan tangannya di perut lalu membungkuk pada Theo sebelum pergi meninggalkan pria yang masih berdiri menatap garis punggung Cana.

My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang