********
Dddrrrttt dddrrrttt
Ponsel Cana berbunyi, ia baru saja menyelesaikan tugas praktek rawat jalan. Sebelum keluar dari ruang praktek, Cana menyempatkan mengangkat Panggilan di ponselnya."Hallo..."
"Ca, ini oma."
"Iya oma, Cana tau kan Cana simpan nomor Oma. Ada apa oma? Oma baik-baik aja kan?"
"Oma baik Ca, jauh lebih sehat. Tapi oma bosen di rumah terus."
"Oma kan emang sebaiknya banyak beristirahat. Jangan terlalu capek."
"Yaa itu dia Ca, Oma pengen deh jalan-jalan beli kado. Emang Cana nggak mau menemani oma?"
"Cana mau kok menemani oma, tapi kan..."
"Oma nggak mungkin Ca minta bantuan cucu oma, karna kado yang mau oma beli ini buat ulang tahunnya."
"Cana kan dokter, jadi kalau oma pergi sama Cana kan lebih aman."
Gadis bermata bulat itu nampak berfikir sesaat, mempertimbangkan alasan lain untuk menolak oma. Tapi sepertinya tak terpikirkan alasan lain, lagi pula ia hanya akan pergi dengan oma.
"Sore ini Cana ada operasi Oma, mungkin selesainya bisa sampai malam."
"Oh gitu, kalau besok berati bisa kan Ca? Nanti oma yang bantu ijinin Cana ke Andrian."
"Nggak usah oma, biar Cana sendiri yang ijin ke Prof Andrian. Besok Sore gimana Oma? Selesai Cana praktek?"
"Oke, besok oma jemput di Lobby jam Empat sore yaa Ca?"
"Iya oma."
"Bue Cana."
Kali ini sudah tidak ada alasan penolakan bagi Cana, semakin ia ingin menghindari segala sesuatu yang berkaitan denga Jayden, semakin ia beredar di sekitarnya. Meski sudah sejak lama Cana ingin melupakan rasa sukanya pada Jayden, tapi ternyata itu sulit.
Langkah Cana terhenti mana kala ia melihat kedekatan dokter magang Nikita dengan Jayden di ruang tunggu dokter. Disana hanya ada mereka berdua, dari arah pandang Cana, Nikita meletakkan tangannya di pundak Jayden sementara kepalanya tepat berada di depan muka Jayden.
"Apa mereke sedang???" Gumam Cana, lalu pergi.
Tak mau melihat kejadian seperti yang ia pikirkan, Cana menjauh dari pintu dan kembali kedalam ruang kerjanya. Cana masih ingat pertama kali ia mengetahui jika Jayden telah bertunangan dengan Rosie, kala itu hatinya hancur seketika dan sekarang Cana sudah tak mau menyakiti dirinya lagi. Cana sadar masih banyak orang yang membutuhkannya ketimbang hatinya yang membutuhkan raga yang terluka.
Cana mengganti pakaian dengan pakaian rumah sakit yang lebih bersih, sore ini akan ada operasi yang harus ditangani. Sesaat Cana duduk di ruang ganti sebelum masuk kedalam ruang operasi, ditatapnya cermin yang bertengger di balik pintu lemari pakaian. Kedua matanya menatap tajam pada sosok dibalik cermin itu.
"Kamu harus fokus Ca, kamu harus menyelesaikan operasi dengan sukses. Fokus Cana!!" Serunya pada diri sendiri.
Dengan langkah pasti Cana memasuki ruang operasi, setelah merapikan rambut panjang, menggunakan masker medis, Cana mencuci bersih kedua tangannya sebelum memasuki ruang operasi utama. Tidak ada lagi Cana yang sedang risau yang ada kini dokter Cana seorang.
Selama empat Jam cana berkutat dengan semua peralatan yang ada di dalamnya. Cana benar-benar Fokus dengan pekerjaannya, sesekali matanya menatap serius kedalam organ-organ tubuh yang ada dihadapannya. Andai kisah cintanya bisa berhasil seperti operasi yang biasa ia lakukan dan andai dihatinya tak ada luka, andai ia bisa mengoperasi hatinya agar berubah tidak menyukai Jayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason
FanfictionFirst Story Kisah Cinta Cana dan Jayden sejak pertemuan pertama mereka. Cana si gadis periang namun gemar menyimpan perasaan. Jayden pria tampan dn Cerdas namun juga sangat ramah. (End) Belum Revisi =========================================