Sebelas

30 9 0
                                    


Jayden

Pagi ini Rosie tiba -tiba menelpon, tidak biasanya dia telpon sepagi ini.

"Ya Ros?"

"Jay, hari ini gue bawa mobil, mau gue jemput?"

"Nggak usah, kebetulan gue juga bawa mobil mommy."

"Oh, ok, see you."

Entah kenapa aku merasa belakangan sikap Rosie sedikit berubah, menjelang kelulusan ia kerap menawarkan tumpangan atau bantuan dalam bentuk lain. Tidak ingin berfikir terlalu jauh, aku hanya membiarkan perubahan sikapnya selama tidak terlalu mengganggu.

Pukul 7:30 pagi, mobil yang kukendarai sudah terparkir rapi di parkiran sekolah. Tidak butuh waktu lama jarak dari rumah kesekolah hanya butuh 10 menit dengan mobil pribadi. Baru saja aku keluar dari pintu mobil, kulihat Rosie baru datang dan memarkirkan mobilnya tepat disebelah mobilku.

"Hay Jay."

"Hay!"

"Masuk yuk?" Ajak Rosie padaku yang masih berdiri di dekat mobil.

Kami berjalan menyusuri lorong menuju kelas yang sebentar lagi akan kami tinggalkan. Saat baru saja memasuki kelas, ku lihat Yuza dan Doni sedang asik bertengkar. Bukan bertengkar sungguhan, tapi bertengkar candaan mereka seperti biasa. Doni bahkan memukul pundak Yuza dengan penggaris manakala Yuza coba menggodaku dan Rosie yang baru datang.

"Eh, ke kantin yuk!" Seru Yuza mengajak kami yang masih duduk sambil mengobrol di kelas.

"Kenapa? Emang mau lo traktir?" Doni menimpali ajakan Yuza.

"Beres itu sih, sekalian nunggu pengunguman kelulusan." Jawab Yuza lagi.

"Lo ikut juga dong Yer!" Doni coba mengajak Yerina yang duduk dibelakangnya.

"Ogah, ngapain jadi obat nyamuk." Jawab Yerina kesal.

"Bagus dong, kalau ada lo badan gue aman dari serangan nyamuk-nyamuk nakal." Yuza menggoda Yerina membuat gadis itu makin kesal.

Hingga sebuah bolpoin mendarat dengan apik di hidung Yuza. Kami tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi Yerina terhadap Yuza.

Akhirnya kami berempat memutuskan untuk pergi ke kantin bersama, sampai dikantin Yuza mendahului langkah kami manakala melihat tiga orang gadis duduk di satu meja. Lagi-lagi ia menanyakan Cana, karna ia tak melihat keberadaan gadis itu diantara teman-temannya.

"Mana duit lo? Katanya lo yang traktir!" Setelah menghitung jumlah pesanan mie ayam yang akan dibeli, Rosie menagih janji Yuza di kelas tadi.

"Nih nih..." Yuza memberi dua lembar uang yang diambil dari dompetnya.

"Cana!!!"

Gadis yang duduk disebelahku selisih satu bangku memanggil temannya yang baru masuk area kantin bersama seorang pria. Baru beberapa langkah tiba-tiba gadis itu berhenti, mungkin ia menyadari jika tak cukup tempat bagi mereka untuk bergabung disatu meja dengan kami. Cana berbalik dan menunjuk satu meja yang lumayan kosong, anehnya wajah Yuza nampak kesal melihat mereka bersama.

Saat Rosie datang membawa empat mangkuk mie ayam, Yuza dengan cepat menyambar mangkuknya dan membawanya ke arah Cana dan Eric. Kami hanya menyaksikan drama itu seraya memakan mie ayam yang sudah tersedia di meja.

"Makin aneh aja tuh Yuza." Doni membicarakan Yuza yang terlihat kesal dengan kebersamaan Eric dan Cana.

"Cemburu kali." Jawab Rosie singkat.

Tak berapa lama seseorang berteriak, jika pengunguman kelulusan sudah di pasang di papan pengunguman. Kami dengan segera menghabiskan makanan yang sedang kami makan dan berjalan menuju papan pengunguman.

My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang