Seorang gadis menggunakan baju berwarna terang bergelang benda bulat berbahan besi keras berjalan menuju sebuah bilik kaca. Meski tanpa sedikit pun riasan, tak akan bisa menghindarkan wajahnya dari kecantikan aslinya.
Rosie gadis itu kini mendekam, menanti satu persatu sidang yang harus dia lewati. Namun kali ini ia harus menemui seseorang yang berkunjung untuk menemuinya.
Wajahnya berubah sinis manakala menemukan sosok yang tengah duduk menunggunya dari balik kaca tebal dengan Lima lubang kecil di mbagian bawah kaca.
"Mau apa kamu kesini? Mau menertawakan kebodohanku?" Tanya Rosie dengan sinis menatap Cana yang duduk dihadapannya dari balik kaca.
Cana tersenyum tulus menatap Rosie yang wajahnya memerah karna marah.
"Apa kabar kak?" Tanya Cana tenang seolah tanpa beban.
"Cciihhh!!" Rosi membuang muka dari hadapan Cana.
"Sejujurnya aku datang karna ingin menyampaikan sesuatu. Aku tidak akan bertanya kenapa kakak berniat menyakiti Jayden. Yang aku mau katakan adalah, kakak telah menyakiti orang yang salah, tuhan menyayangi Jayden berulang kali..."
Belum selesai kalimat Cana, Rosie sudah menjawabnya dengan kata-kata.
"Harusnya kau saja targetku, agar Jayden menangisi kematian istrinya."
Cana menggeleng perlahan. "Tentu tidak bisa kak, kakak pasti sudah menyadari setiap kali ingin menyakitiku selalu gagal. Karna orang-orang suruhan suamiku diam-diam menjaga di sekelilingku."
"Hhhmmmppfffttt, aku hanya ingin mengatakan sebaiknya kakak rubah pola pikir kakak. Tidak semua kemauan kakak bisa terpenuhi. Jangan hanya mencintai diri kakak sendiri, ada orang lain yang berhak kakak cintai."
"BRENGSEK!!! Pergi kamu dari sini wanita sialan." Rosie mengamuk, memukul kaca dihadapannya dengan keras tapi tak ada yang terjadi pada kaca di hadapannya itu.
Sesaat setelahnya, dua orang petugas datang dan membawa pergi Rosie dari bilik kaca itu. Cana nampak khawatir melihat gadis dihadapannya itu, meski begitu tak ada yang bisa dilakukan oleh Cana untuk merubah Rosie.
Cana kembali keluar bangunan bertembok abu-abu itu, di depan pintu sana Jayden sudah berdiri menunggunya. Wanita Cantik itu kembali tersenyum manakala mendapati suaminya berdiri menatapnya sembari tersenyum.
Dibalik setelan Jas hiyamnya Jayden berjalan mendekat ke arah Cana, merengangkan kedua tangan bersiap memeluk ibu dari putranya itu.
"Are you okay?" Tanya Jayden mendekap Cana dalam pelukannya. Dibalas anggukan pelan oleh Cana.
"Kak, bolehkah aku memaafkan Rosie?"
Mendengar pertanyaan Cana membuat Jayden menjauhkan tubuh mereka, kedua tangan Jayden masih berada di pundak Cana dengan satu alis mata yang terangat seolah bertanya, apa? Kenapa?
"Dia hanya perempuan yang sebenarnya tersakiti oleh pria yang benar-benar dia cintai, tapi saat tersakiti dia tak bisa kembali pada pria yang dia anggap mencintai dia. Mungkin luka yang di buat kekasihnya terlalu dalam, dia hanya korban dari luka."
Jayden nampak menarik nafas dalam, ia menatap kedalam bola mata istri tercintanya yang begitu menenangkan. Hanya sebuah anggukan dan Cana tersenyum mendapati maksud Jayden.
"Maafin Ca, tapi proses hukum haris tetap berjalan."
Cana mengangguk setuju membalas tatapan Jayden, garis bibir yang tertarik ke atas menandakan jika Cana cukup puas dengan jawaban Jayden. Keduanya berjalan kembali ke arah mobil mereka. Dua bulan yang lalu tubuh Cana terkapar demi melindungi Jayden, tapi tak pernah sekalipun ia sesali karna melindungi juga bentuk cinta yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason
FanfictionFirst Story Kisah Cinta Cana dan Jayden sejak pertemuan pertama mereka. Cana si gadis periang namun gemar menyimpan perasaan. Jayden pria tampan dn Cerdas namun juga sangat ramah. (End) Belum Revisi =========================================