9

21 2 4
                                    

"Aku sungguh minta maaf untuk kejadian tadi. Oh iya ini uangnya.."

Emilia hendak memberikan uang kepada Sena namun gadis itu menolaknya.

"Ini salahku karena sudah lancang masuk ke dalam rumah, jadi aku akan menggantinya besok. Maafkan aku Nyonya" Ucapnya sambil membungkuk.

"Ah tidak! Ini bukan salahmu! Harusnya aku bilang kepada anakku kalau ada orang yang akan mengirimkan ikan hari ini. Dan maafkan sikap anakku juga ya, ini ambilah" Emilia meraih tangan Sena seraya memberikan dua ikat koin kepadanya.

"Ta..tapi ini.." Emilia juga memberikan dua kotak bekal kepada Sena dengan senyum.

"Aku pelanggan setia Ibu dan Ayahmu. Jadi pastikan kalian menikmatinya ya.."

Kedua mata Sena berkaca-kaca menatap Emilia dan Emery.

"Te..terima kasih! Kami pasti akan menikmatinya! Aku berjanji akan membawa ikan-ikannya besok pagi! Terima kasih Tuan! Nyonya!"

"Baiklah kami permisi dulu" Ucap Randi lalu membantu membawakan wadah sembari berpamitan dengan mereka.

Emilia dan Emery pun berjalan masuk ke dalam rumah mereka tanpa mengetahui jika Arfan melangkah keluar pagar menatap kepergian Sena dan Randi. Kedua matanya tertuju pada Sena.

Ada perasaan yang tidak menginginkan gadis itu pergi. Tapi ia tidak tau kenapa. Tangannya hanya bisa mengepal sebagai bentuk kekesalannya.


****


Sena bangun keesokan harinya dan segera pergi ke laut untuk memancing ikan. Ia berangkat lebih pagi dari yang dijanjikan Randi lalu mencoba menarik jala itu sendiri.

Dan usahanya berhasil. Ada banyak ikan yang di dapat dan dengan cepat ia segera memasukkannya ke dalam wadah-wadah untuk diantarkan. Selesai membersihkan diri, ia pun segera mengantarkan ikan-ikan tersebut tanpa menunggu Randi yang sudah menunggunya di depan rumahnya.

Pemberhentian pertama adalah rumah Bangsawan Gun. Meskipun ini seharusnya menjadi rute terakhir karena jalannya yang searah dengan rumahnya namun karena masalah kemarin, jadi ia memutuskan untuk kesana lebih dulu.

Ia membuka pintu pagar rumah Bangsawan Gun setelah menutup beberapa wadah lain dengan rapat.

"Permisi! Aku datang membawa pesanan ik..kau?" Kagetnya ketika melihat pria kasar yang ternyata adalah anak dari Bangsawan Gun.

"Kau bisa menaruhnya di dapur. Ikut aku" Ucap pria itu dingin lalu Sena mengikutinya menuju dapur dan segera menaruh wadah yang dibawanya.

Pria itu memberikan uang dan Sena lekas berlari kemudian kembali dengan membawa kotak bekal pemberian Emilia kemarin.

"Ini..aku kembali kotak bekalnya. Ibu dan Ayahku sangat menikmatinya, ucapkan terima kasihku pada Nyonya. Aku pergi dulu"

Sena pun memberi hormat pada pria itu kemudian berjalan pergi untuk mengantarkan pesanan ikan ke tempat berikutnya, namun ketika hendak keluar dari pagar rumah Bangsawan Gun pria itu memanggilnya.

"Tunggu!"


****


"Ah..kalau begitu aku permisi dulu!" Pamit Randi kepada orangtua Sena kemudian berlari menuju kota dengan secepat mungkin.

'Kenapa dia tidak memberitahuku?!' Tanyanya sedikit protes dalam hati sambil mencari sosok Sena.

Ia teringat bahwa setelah mereka pamit dari rumah Tuan Emery, Sena hanya terdiam di sepanjang jalan. Dan itu meresahkan hatinya. Kedua kakinya tanpa sadar membawanya ke depan pagar rumah Bangsawan Gun namun yang ia lihat hanyalah pagar yang tertutup.

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang